Silitol: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Muhammad Anas Sidik (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Adnan Chaldun (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
Baris 10:
Silitol secara alamiah terkandung dalam buah seperti stroberi, rasberi, plum; sayur seperti labu, kembang kol, bayam; jamur, alga, dan ragi. Silitol diperoleh dengan proses hidrogenasi katalitik dari silosa yang berasal dari hidrolisis silan (hemiselulosa) kayu.<ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/883381921|title=Handbook of sweeteners|location=Glasgow [England]|isbn=978-1-4757-5380-6|others=Marie, S. (Susan), 1946-, Piggott, J. R. (John Raymond), 1950-|oclc=883381921}}</ref> Metode produksi silitol dengan biosintesis meliputi: fermentasi silosa dengan ragi ''[[Mikobakteria|Mycobacterium]] smegmatis''<ref>{{Cite journal|last=Izumori|first=Ken|last2=Tuzaki|first2=Keiji|date=1988-01|title=Production of xylitol from D-xylulose by Mycobacterium smegmatis|url=https://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/0385638088901264|journal=Journal of Fermentation Technology|language=en|volume=66|issue=1|pages=33–36|doi=10.1016/0385-6380(88)90126-4}}</ref> dan konversi silosa menjadi silitol oleh ''[[Candida (genus)|Candida]] tropicalis''<ref>{{Cite journal|last=Gong|first=Cheng-Shung|last2=Chen|first2=Li Fu|last3=Tsao|first3=George T.|date=1981-03|title=Quantitative production of xylitol from D-xylose by a high-xylitol producing yeast mutant Candida tropicalis HXP2|url=http://link.springer.com/10.1007/BF00127364|journal=Biotechnology Letters|language=en|volume=3|issue=3|pages=125–130|doi=10.1007/BF00127364|issn=0141-5492}}</ref>''.''
 
Produksi silitol dalam industri diawali dengan ekstraksi silan dari biomassa yang mengandung lignoselulosa. Bahan baku biomassa meliputi kayu dan limbah pertanian dari pemrosesan jagung, gandum, atau beras. Polimer silan dihidrolisis menjadi silosa, kemudiakemudian dihidrogenasi katalitik menjadi silitol. Proses tersebut mengkonversimengonversi gula berupa aldehid (silosa) menjadi alkohol primer (silitol). Kemudian pengotor yang terlarut dalam silitol dibuang dengan penyaringan.<ref>{{Cite journal|last=Ur-Rehman|first=Salim|last2=Mushtaq|first2=Zarina|last3=Zahoor|first3=Tahir|last4=Jamil|first4=Amir|last5=Murtaza|first5=Mian Anjum|date=2015-09-19|title=Xylitol: A Review on Bioproduction, Application, Health Benefits, and Related Safety Issues|url=http://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/10408398.2012.702288|journal=Critical Reviews in Food Science and Nutrition|language=en|volume=55|issue=11|pages=1514–1528|doi=10.1080/10408398.2012.702288|issn=1040-8398}}</ref>
 
Proses produksi silitol umumnya dilakukan menggunakan metode standar industri. Fermentasi industrial yang melibatkan bakteri, jamur, atau ragi juga banyak dilakukan namun hasilnya tidak begitu efisien jika dibandingkan proses standar.