Benteng Baluwerti: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Raafianisme (bicara | kontrib) |
RaFaDa20631 (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 57:
| footnotes =
}}
'''Benteng Baluwerti''' ({{lang-jv|ꦧꦺꦠꦺꦁꦧꦭꦸꦮꦂꦠꦶ|Bètèng Baluwarti}}) merupakan sebuah dinding yang mengelilingi kawasan [[Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat]]. Dinding ini didirikan atas prakarsa
== Sejarah ==
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Een koets passeert een hoektoren van de muren rond de kraton Yogyakarta TMnr 10002076.jpg|ki|jmpl|Salah satu bagian pojok beteng pada masa lalu.]]
Benteng Baluwerti dibangun atas prakarsa [[Hamengkubuwana II|Pangeran Adipati Anom]], putra mahkota
Kata ''baluwerti'' diserap dari kata [[bahasa Portugis]], ''{{Lang|pt|baluarte}}'', yang berarti "benteng". Proyek benteng tersebut memang dibangun segera setelah selesainya pembangunan [[Taman Sari Yogyakarta|Taman Sari]] yang dibangun oleh arsitek Portugis.{{Sfn|Suharmaji|2020|p=51}}
== Bentuk bangunan ==
Baris 90:
== Plengkung ==
[[Berkas:Becak Plengkung Gading.jpg|jmpl|Plengkung Nirbaya, salah satu plengkung beteng yang masih tersisa]]
Agar pergerakan dan mobilitas warga, prajurit keraton, dan [[abdi dalem]] lainnya lebih leluasa, setiap sisi benteng memiliki struktur [[Pelengkung|''plengkung'']]. Dinamakan ''plengkung'' karena struktur lubang-lubang pada bangunan ini memiliki penampang bulat, mirip dengan viaduk. Pada bagian dalam plengkung terdapat sebuah kap lampu berbahan bakar minyak tanah/gas, tetapi sudah tak lagi digunakan. Untuk alasan visibilitas pengendara pada malam hari, lampu LED dipasang di sisi luarnya. Setiap plengkung ini dahulu memiliki jembatan gantung, yang diangkat pada jam 20.00 hingga dibuka lagi jam 05.00 dan biasanya ditandai dengan suara [[trompet]] dan [[tambur]] (drum) oleh prajurit-prajurit Keraton.<ref name=":0">{{Cite journal|last=Yuniarso|first=A.|year=2012|title=Dua Benteng di Tengah Kota, Bersandingan Sepenembakan Meriam|url=|journal=Majalah Kabare|volume=Desember 2012|issue=|pages=18-21|doi=}}</ref> Nama-nama plengkung tersebut adalah Tarunasura, Jagasura, Jagabaya, Madyasura, dan Nirbaya. Saat ini hanya ada dua plengkung yang benar-benar utuh.
=== Plengkung Tarunasura ===
Baris 110:
{{reflist}}
==
[[Kategori:Bangunan cagar budaya di Indonesia]]
Baris 121:
[[Kategori:Benteng di Indonesia]]
* {{Cite book|last=Suharmadji|first=L.|date=2020|url=https://www.google.co.id/books/edition/GEGER_SEPOY_Sejarah_Kelam_Perseteruan_In/S2Q9EAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=baluwerti+baluarte&pg=PA51&printsec=frontcover|title=Geger Sepoy: sejarah kelam perseteruan Inggris dengan Keraton Yogyakarta, 1812-1815|location=Yogyakarta|publisher=Araska|isbn=9786237537588|ref=harv|url-status=live}}
* <ref name=":0" /><br />
{{bangunan-indonesia-stub}}
{{yogyakarta-stub}}
|