Sunarto (hakim): Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Dirga udara (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
k Saya menambahkan referensi, pranala, dan tambahan informasi. |
||
Baris 34:
}}
[[Yang Mulia (hukum dan pemerintahan)|Yang Mulia]] [[Doktor|Prof (HC) Dr.]] [[Haji (gelar)|H.]] '''Sunarto''', [[Sarjana Hukum|S.H.]], [[Magister|M.H.]] ({{lahirmati|[[Sumenep]], [[Madura]], [[Jawa Timur]]|11|4|1959}})
== Riwayat Hidup ==
Sunarto mengawali karier sebagai Calon Hakim di PN Surabaya dan juga diberikan amanat oleh Ketua Pengadilan setempat (pada masa itu) untuk membantu bidang kepegawaian. Pengabdiannya sebagai Hakim bermula pada tahun 04 Juli 1987 di PN Merauke. Ia bertugas di sana hingga 23 Mei 1992. Dari PN Merauke, Sunarto dipindah ke PN Blora. Ia mengemban tugas di wilayah perbatasan Jawa Tengah-Jawa Timur itu dari tahun 1992 hingga 1998. Setelah itu, pada tahun 1998—2003, Sunarto pindah tempat tugas di PN Pasuruan. Kemudian, pada tahun 2001 Sunarto berhasil meraih gelar Pascasarjana Hukum Bisnis pada Universitas Islam Indonesia Yogyakarta.
Karier Sunarto mulai menanjak ketika dipindah ke PN Trenggalek. Pada tahun 2003, ia diangkat menjadi Wakil Ketua PN Trenggalek dan pada tahun yang sama pula, posisinya naik menjadi Ketua PN Trenggalek. Pada tahun 2005 saat usianya menginjak 46 tahun, Sunarto diangkat menjadi Hakim Tinggi dengan penugasan pertama di Pengadilan Tinggi Gorontalo. Tidak sampai dua tahun bertugas di sana, Sunarto ditarik ke Jakarta untuk menjadi Hakim Tinggi pengawas pada Badan Pengawasan MA. Tugas itu diembannya sejak tahun 2006 hingga tahun 2010. Pada tahun 2010 karier Sunarto menanjak lagi, di Badan Pengawasan MA RI, ia diberi amanah menjadi Inspektur Wilayah II. Kemudian, Sunarto berhasil meraih gelar Doktoral Ilmu Hukum pada [https://unair.ac.id/ Universitas Airlangga] pada tahun 2012.▼
Pada 30 September 2013, Sunarto dilantik Ketua MA Hatta Ali untuk menjadi orang yang paling bertanggung jawab dalam mengawasi perilaku Hakim (Kepala Badan Pengawasan). Sunarto juga sempat ditolak sebanyak 2 kali sebagai Calon Hakim Agung oleh DPR pada tahun 2013—2014. Di tahun 2015, ia pun berhasil menjadi Hakim agung. Tahun 2017 lalu Sunarto dilantik sebagai Ketua Kamar Pengawasan
Di lingkungan Mahkamah Agung, sosok Sunarto yang kini mendapat amanah sebagai Wakil Ketua Mahkamah Agung Bidang Non-Yudisial dikenal sebagai sosok yang religius, berintegritas tinggi dan berpembawaan kalem. Dalam sidang paripurna khusus MA yang diselenggarakan pada tanggal 7 Februari 2023, Sunarto terpilih sebagai Wakil Ketua Mahkamah Agung Bidang Yudisial melalui proses pemungutan suara oleh para hakim agung. Sunarto juga menjadi Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) Universitas Airlangga, menggantikan Prof. Dr. M. Hatta Ali, SH, MH.<ref>{{Cite web|last=Bes|first=Bambang|date=2017-10-10|title=Terpilih Aklamasi, Prof. Hatta Ali Pimpin MWA Universitas Airlangga Periode 2017-2022|url=https://unair.ac.id/terpilih-aklamasi-prof-hatta-ali-pimpin-mwa-universitas-airlangga-periode-2017-2022/|website=Universitas Airlangga|access-date=2024-06-20}}</ref>
▲Karier Sunarto mulai menanjak ketika dipindah ke PN Trenggalek. Pada tahun 2003, ia diangkat menjadi Wakil Ketua PN Trenggalek dan pada tahun yang sama pula, posisinya naik menjadi Ketua PN Trenggalek. Pada tahun 2005 saat usianya menginjak 46 tahun, Sunarto diangkat menjadi Hakim Tinggi dengan penugasan pertama di Pengadilan Tinggi Gorontalo. Tidak sampai dua tahun bertugas di sana, Sunarto ditarik ke Jakarta untuk menjadi Hakim Tinggi pengawas pada Badan Pengawasan MA. Tugas itu diembannya sejak tahun 2006 hingga tahun 2010. Pada tahun 2010 karier Sunarto menanjak lagi, di Badan Pengawasan MA RI, ia diberi amanah menjadi Inspektur Wilayah II. Kemudian, Sunarto berhasil meraih gelar Doktoral Ilmu Hukum pada Universitas Airlangga pada tahun 2012.
Pada 10 Juni 2024, Sunarto mendapatkan gelar guru besar kehormatan atau honoris causa dari [[Universitas Airlangga]] (HCUA) atas dedikasi, jasa, dan sumbangsihnya terhadap ilmu hukum di Indonesia.<ref>{{Cite web|last=Naryo|first=Satrio Dwi|date=2024-06-10|title=Kukuhkan Gubes Kehormatan, Rektor Tekankan Peran Hakim sebagai Tonggak Bangsa|url=https://unair.ac.id/kukuhkan-gubes-kehormatan-rektor-hakim-tonggak-bangsa/|website=Universitas Airlangga|access-date=2024-06-20}}</ref> Dalam pengukuhannya sebagai guru besar kehormatan, Sunarto membawakan orasi ilmiah berjudul "Makna Penegakan Hukum dan Keadilan dalam Perkara Perdata".<ref>{{Cite web|last=Puspita|first=Icha Nur Imami|date=2024-06-10|title=Gubes Kehormatan UNAIR Ungkap Pentingnya Peran Hakim dalam Penegakan Hukum|url=https://unair.ac.id/gubes-kehormatan-unair-ungkap-pentingnya-peran-hakim-dalam-penegakan-hukum/|website=Universitas Airlangga|access-date=2024-06-10}}</ref>
▲Pada 30 September 2013, Sunarto dilantik Ketua MA Hatta Ali untuk menjadi orang yang paling bertanggung jawab dalam mengawasi perilaku Hakim (Kepala Badan Pengawasan). Sunarto juga sempat ditolak sebanyak 2 kali sebagai Calon Hakim Agung oleh DPR pada tahun 2013—2014. Di tahun 2015, ia pun berhasil menjadi Hakim agung. Tahun 2017 lalu Sunarto dilantik sebagai Ketua Kamar Pengawasan. Di lingkungan Mahkamah Agung, sosok Sunarto yang kini mendapat amanah sebagai Wakil Ketua Mahkamah Agung Bidang Non-Yudisial dikenal sebagai sosok yang religius, berintegritas tinggi dan berpembawaan kalem. Dalam sidang paripurna khusus MA yang diselenggarakan pada tanggal 7 Februari 2023, Sunarto terpilih sebagai Wakil Ketua Mahkamah Agung Bidang Yudisial melalui proses pemungutan suara oleh para hakim agung.
== Referensi ==
|