Soekadio: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
PeragaSetia (bicara | kontrib)
k Memperbaiki kutipan
PeragaSetia (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 44:
Sebagai tandingannya, mereka mengajukan Kolonel [[Abdoel Wahab Sjachranie|Abdoel Wahab Sjahranie]], seorang perwira beretnis Banjar yang saat itu bertugas di [[Kepala Staf TNI Angkatan Darat|Kasad]] di [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]. Mereka tidak menginginkan seorang gubernur beretnis [[Suku Jawa|Jawa]], yang dirasa akan merugikan mereka seperti yang dilakukan oleh [[Soehario Padmodiwirio|Soehario]] saat menjabat sebagai Pangdam. Adapun bagi pemerintah, Sjahranie merupakan kandidat yang lebih menarik karena koneksinya yang lebih kuat dengan pemerintah pusat sekaligus statusnya sebagai "putra daerah", sekalipun dia berasal dari [[Kalimantan Selatan]].{{sfn|Magenda|1991|p=66}}
 
Sebagai akibatnyaAkibatnya, Soekadio gagal meraih kursi gubernur. Selaku penjabat gubernur, dia diharuskan untuk menyelesaikan pemilihan calon kepala daerah [[Kalimantan Timur]] yang baru dalam kurun waktu tiga bulan.<ref>{{Cite web|date=22 September 1966|title=Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 206 Tahun 1966|url=https://peraturan.bpk.go.id/Details/152203/keppres-no-206-tahun-1966&usg=AOvVaw0_FYmv4J2vbGCtfbVYsJZe&opi=89978449}}</ref> Dengan terpilihnya Kolonel [[Abdoel Wahab Sjachranie|Abdoel Wahab Sjahranie]] sebagai Gubernur Kalimantan Timur yang baru, maka sejak 21 Juni 1967, Soekadio berhenti menjadi Penjabat Gubernur Kaltim.{{sfn|Departemen Penerangan|1967|p=227-228}}
== Keluarga ==
Dia menikah dengan Sri Haryani dan hanya mempunyai seorang anak bernama Bambang Suhartono. Dia memiliki tiga orang cucu.