Teuku Ben Mahmud: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Al Asyi (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Al Asyi (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 76:
Pada tahun 1905, pasukan Teuku Ben Mahmud dengan kekuatan sekitar 500 pejuang menyerbu markas Belanda di Tapaktuan. Dalam pertempuran tersebut, Teuku Ben Mahmud dibantu oleh panglima-panglima yang gigih dan tangguh antara lain Haji Yahya dari [[Sawang, Aceh Selatan|Aluepaku, Sawang]], Said Abbdurrahman dari [[Pasie Raja, Aceh Selatan|Pasie Raja]] dan [[Teuku Cut Ali]] dari [[Trumon, Aceh Selatan|Trumon]].
 
Di tahun yang sama, pasukan Teuku Ben yang dipimpin Tengku Idris dari [[Nagan Raya]] juga menyerang rombongan [[Kontrolir|kontrolil]] Belanda yang sedang mengutip ''blestenk'' (pajak rakyat) di [[Kuta Buloh I, Meukek, Aceh Selatan|Kuta Buloh]], [[Meukek, Aceh Selatan|Meukek]]. Penyerangan ini menewaskan beberapa serdadu Belanda. Aksi tersebut membuat Belanda melakukan sweeping secara ketat, sehingga membuat Tengku Idris dan beberapa pasukan Teuku Ben lainnya tertangkap dan dibuang ke [[Ternate]], [[PulauMaluku Halmahera|HalmaheraUtara]],. [[MalukuMenteri Utara]]Pemuda (salahdan seorangOlahraga keturunanRepublik TengkuIndonesia]] Idris1978-1988 didr. Maluku Utara adalah Mantan Menpora RIH. [[Abdul Gafur (politikus)|Abdul Gafur]]) bin H. Abdul Hamid Tengku Idris, adalah cucu Tengku Idris, panglima Teuku Ben Mahmud.
 
Pada tahun 1905, Teuku Ben juga menjalin komunikasi dan membantu perlawanan [[Sisingamangaraja XII]] di daerah Dairi.Teuku Ben Mahmud memimpin gerilya di barat selatan Aceh dan menghadapi marsose Belanda dibantu juga oleh pasukan khusus [[Kesultanan Aceh]] dari [[Suku Gayo|Gayo]] dan [[Suku Alas|Alas]].