Pengakuan-Pengakuan (Agustinus): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Jonoo27 (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Jonoo27 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 21:
# Khotbah-khotbah Ambrosius membawa Agustinus lebih dekat dengan Kekristenan, yang mulai ia lebih sukai ketimbang pilihan filosofis lainnya. Dalam bagian ini, permasalahan pribadinya, termasuk ambisinya, berlanjut, hingga di titik di mana ia membandingkan seorang pengemis, yang kemabukannya adalah "kebahagiaan sementara"nya, dengan kegagalannya hingga saat itu untuk menemukan kebahagiaan. {{Sfn|Bourke|1966|p=140}} Agustinus menyoroti kontribusi dari teman-temannya Alypius dan Nebridius dalam penemuannya akan kebenaran agamawi. Monika pulang pada akhir dari jilid ini dan mengatur pernikahan untuk Agustinus, yang berpisah dari gundiknya, menemukan selingkuhan baru, dan menganggap dirinya sebagai "budak hawa nafsu."{{Sfn|Bourke|1966|p=158}}
# Dalam misinya untuk menemukan kebenaran di balik kebaikan dan kejahatan, Agustinus diperhadapkan dengan pandangan [[Neoplatonis]] tentang Allah. Namun, ia mempersalahkan pandangan ini karena ia berpikir bahwa mereka dapat mengerti natur Allah tanpa menerima Kristus sebagai pengantara antara manusia dengan Allah. Ia memperkuat pendapatnya tentang kaum Neoplatonis melalui ilustrasi tentang puncak gunung: "Adalah satu hal untuk melihat, dari puncak gunung yang berpohon-pohon, tanah kedamaian, dan tidak menemukan jalan ke sana… adalah hal yang berbeda untuk tetap berada di jalan yang menuju ke sana,yang dibuat aman oleh pemeliharaan Panglima surgawi, di mana mereka yang meninggalkan pasukan surgawi tidak dapat melakukan perampokannya, karena mereka menghindarinya sebagai hukuman."{{Sfn|Bourke|1966|p=193–94}} Dari titik ini, ia membaca karya-karya Rasul Paulus yang "menangkap[nya] dengan rasa takjub."{{Sfn|Bourke|1966|p=194}}
# Ia menggambarkan lebih lanjut kekacauan batinnya mengenai apakah ia akan menganut Kekristenan. Dua orang temannya, [[Simplicianus]] dan Ponticianus, memberi tahu Agustinus kisah-kisah mengenai pertobatan [[Marius Victorinus]] dan [[Antonius Agung dari Mesir|Santo Antonius]]. Ketika merenungkannya dalam sebuah taman, Agustinus mendengar suara seorang anak menyanyikan "ambil dan baca."<ref>[http://www.ccel.org/ccel/augustine/confess.ix.xii.html Confessions, Chapter XII]</ref> AugustineAgustinus picksmemgambil upsebuah abuku bookberisi oftulisan St. Paul'sSanto writingsPaulus (codexkodeks apostoli, 8.12.29) anddan readsmembaca thebagian passageyang it opens todibukanya, RomansRoma 13:13–14: "NotJangan indalam revelrypesta andpora drunkennessdan kemabukan, notjangan indalam debaucherypercabulan anddan wantonnesshawa nafsu, notjangan indalam strifeperselisihan anddan jealousyiri hati;
tetapi butkenakanlah putTuhan onYesus theKristus Lordsebagai Jesusperlengkapan Christ,senjata andterang as for the flesh,dan takejanganlah nomerawat thoughttubuhmu foruntuk itsmemuaskan lustskeinginannya."{{Sfn|Bourke|1966|p=225}} This action confirms his conversion to Catholicism. His friend Alypius follows his example.
# In preparation for his baptism, Augustine concludes his teaching of rhetoric. Ambrose baptizes Augustine along with Adeodatus and Alypius. Augustine then recounts how the church at Milan, with his mother in a leading role, defends Ambrose against the persecution of [[Justina (empress)|Justina]]. Upon his return with his mother to Africa, they share in a religious vision in Ostia. Soon after, [[Saint Monica]] dies, followed soon after by his friends Nebridius and Verecundus. By the end of this book, Augustine remembers these deaths through the prayer of his newly adopted faith: "May they remember with holy feeling my parents in this transitory light, and my brethren under Thee, O Father, in our Catholic Mother [the Church], and my fellow citizens in the eternal Jerusalem, for which the pilgrimage of Thy people sighs from the start until the return. In this way, her last request of me will be more abundantly granted her in the prayers of many through these my confessions than through my own prayers."{{Sfn|Bourke|1966|p=262}}
# Augustine shifts from personal memories to introspective evaluation of the memories themselves and of the self, as he continues to reflect on the values of confessions, the significance of prayer, and the means through which individuals can reach God. It is through both this last point and his reflection on the body and the soul that he arrives at a justification for the existence of Christ.