Eko Tunas: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.5
Hapus pranala ke "Joshua Igho": deleted page. ((つ◕౪◕)つ━☆゚.*・。゚✨)
 
Baris 16:
Novelnya, ''Wayang Kertas'', memenangi Sayembara Cipta Cerita Bersambung ''[[Suara Merdeka]]'', tahun 1990. Beberapa cerpennya diterbitkan bersama oleh [[Dewan Kesenian Jakarta]] (DKJ) dalam buku ''Bidadari Sigarasa'', tahun [[2002]], dan dibacakan di [[Taman Ismail Marzuki]] (TIM) [[Jakarta]]. Buku-buku karyanya yang pernah diterbitkan antara lain; Puisi-puisi Dolanan (1978), Yang Terhormat Rakyat (kumpulan puisi, 2000), dan Ponsel di Atas Bantal (kumpulan puisi, 2010).
 
Tahun [[1978]], bersama [[Yono Daryono]] dan YY Haryoguritno mendirikan Teater RSPD Tegal dan Studi Grup Sastra Tegal (SGST). Naskah pertama yang dipentaskan adalah ''Martoloyo Martopuro'', sebagai penulis, sutradara, dan sekaligus pemeran utama. Hijrah ke [[Kota Semarang]] pada tahun [[1981]] masih menulis naskah drama untuk Teater RSPD yang disutradarai oleh [[Yono Daryono]], juga untuk Teater Lingkar Semarang. Bergabung di Teater Dhome (1980) dan Teater Balling Semarang (2000). Mendirikan Teater Pedalangan Semarang, tahun (1990). Kini acapkali mementaskan [[monolog]] di beberapa kota di Indonesia. Tahun [[2013]] Eko Tunas meluncurkan kumpulan cerpennya, ''Tunas'', kata pengantar ditulis oleh [[Afrizal Malna]] dan editor [[Joshua Igho]], dalam rangkaian acara Reuni 4E bersama E.H. Kartanegara, [[Emha Ainun Nadjib]], dan [[Ebiet G Ade]] di [[Taman Budaya Tegal]]. Menulis syair lagu untuk kelompok musik terapi jiwa Jayagatra Ungaran ([[2000]]—sekarang). Kemampuannya di bidang [[sastra]] dan [[teater]] menjadikan Eko sering diundang menjadi pembicara di sejumlah diskusi, juri berbagai kompetisi, dan kurator [[seni rupa]].
 
Ia kini tinggal dan menetap di Semarang bersama istrinya Happy Astuti yang dulunya penyiar yang populer di Radio Imelda FM bersama 5 orang anaknya yakni Ken Ulinnuha, Bre Ikrajendra, Arya Samiaji, Zahid Paningrome dan Sekar Asyaka. Hingga kini Eko Tunas masih aktif berkarya di seni budaya.
Baris 47:
* Menunggu Gepeng
* Blandong
* Pengadilan Sastra Chairil Anwar, sutradara [[Joshua Igho]]
 
== Pranala luar ==