Pengakuan-Pengakuan (Agustinus): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Jonoo27 (bicara | kontrib)
Jonoo27 (bicara | kontrib)
Baris 23:
# Ia menggambarkan lebih lanjut kekacauan batinnya mengenai apakah ia akan menjadi seorang Kristen. Dua orang temannya, [[Simplicianus]] dan Ponticianus, memberi tahu Agustinus kisah-kisah mengenai pertobatan [[Marius Victorinus]] dan [[Antonius Agung dari Mesir|Santo Antonius]]. Ketika merenungkannya dalam sebuah taman, Agustinus mendengar suara seorang anak menyanyikan "ambil dan baca."<ref>[http://www.ccel.org/ccel/augustine/confess.ix.xii.html Confessions, Chapter XII]</ref> Agustinus memgambil sebuah buku berisi tulisan Santo Paulus (kodeks apostoli, 8.12.29) dan membaca bagian yang dibukanya, Roma 13:13–14: "Jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan dalam percabulan dan hawa nafsu, jangan dalam perselisihan dan iri hati; tetapi kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya."{{Sfn|Bourke|1966|p=225}} Tindakan ini mengukuhkan pertobatannya menjadi Kristen. Temannya, Alypius, menyusulnya.
# Dalam persiapannya untuk dibaptis, Agustinus mengakhiri pekerjaan mengajar retorikanya. Ambrosius membaptis Agustinus bersama Adeodatus dan Alypius. Agustinus kemudian menceritakan bagaimana gereja di Milan, dengan ibunya dalam peran yang memimpin, membela Ambrosius terhadap penganiayaan oleh [[Justina (ibu suri)|Justina]]. Sekembalinya ke Eropa bersama ibunya, mereka berbagi penglihatan religius di Ostia. Tak lama kemudian, [[Santa Monika]] meninggal, disusul oleh teman-temannya, Nebridius dan Verecundus. Di akhir jilid ini, Agustinus mengenang kematian-kematian tersebut melalui doa dalam iman yang baru dianutnya: "Kiranya mereka mengingat dengan perasaan kudus kedua orang tuaku dalam cahaya yang fana ini, dan saudara-saudaraku di bawah-Mu, ya Bapa, di dalam Bunda [Gereja] Katolik kami, dan rekan-rekan warganegara kami di Yerusalem yang kekal, yang untuknya ziarah umat-Mu menghela nafas sejak awal hingga kembali. Melalui jalan ini, permintaan terakhirnya kepadaku akan lebih dikabulkan dalam doa-doa banyak orang melalui pengakuan-pengakuanku ini daripada melalui doa-doaku sendiri."{{Sfn|Bourke|1966|p=262}}
# AugustineAgustinus shiftsbergeser fromdari personalingatan memoriespribadi toke introspectiveevaluasi evaluationintrospektif ofterhadap theingatan memoriesitu themselvessendiri anddan ofterhadap the selfdiri, asketika heia continuesterus tomerenungkan reflectnilai-nilai on the values of confessionspengakuan, thesignifikansi significance of prayerdoa, and thedan meanssarana-sarana throughyang whichmelaluinya individualsseseorang candapat reachmenemukan GodAllah. It is through both this last point and his reflection on the body and the soul that he arrives at a justification for the existence of Christ.
# Augustine analyzes the nature of creation and of time as well as its relationship with God. He explores issues surrounding [[philosophical presentism|presentism]]. He considers that there are three kinds of time in the mind: the present with respect to things that are past, which is the memory; the present with respect to things that are present, which is contemplation; and the present with respect to things that are in the future, which is expectation. He relies on [[Book of Genesis|Genesis]], especially the texts concerning the creation of the sky and the earth, throughout this book to support his thinking.
# Through his discussion of creation, Augustine relates the nature of the divine and the earthly as part of a thorough analysis of both the rhetoric of Genesis and the plurality of interpretations that one might use to analyze Genesis. Comparing the scriptures to a spring with streams of water spreading over an immense landscape, he considers that there could be more than one true interpretation and each person can draw whatever true conclusions from the texts.