Televisi digital di Indonesia: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 2.285:
====Akhir penghentian siaran analog====
Pada 15 Juni 2023 menurut data Kominfo, data di 11 kota menunjukkan penetrasi siaran digital sudah mencapai 95%, sedangkan angka kepemirsaan juga terus membaik (124,2 juta pemirsa TV digital, sedangkan analog sebelumnya sebesar 129,8 juta).<ref name=dtxinte/> Survei pada Oktober 2023 juga menunjukkan bahwa mayoritas responden di Jakarta telah menerima dan menyambut baik ide penerapan siaran digital.<Ref>[https://www.unas.ac.id/berita/penetrasi-menonton-siaran-tv-digital-di-jakarta-sangat-tinggi/ penetrasi-menonton-siaran-tv-digital-di-jakarta-sangat-tinggi]</ref> Dengan selesainya proses ASO di kota-kota besar, pemerintah mempercepat prosesnya untuk daerah-daerah lainnya, diiringi upaya berbagai jaringan televisi nasional untuk memadamkan siarannya. Akhirnya, pada bulan Agustus 2023, lembaga penyiaran swasta dan pemerintah resmi mematikan siaran analog terakhir yang masih tersisa, sebagai "kado" bagi perayaan HUT RI ke-78,<ref name=dtxinte/> dan per tahun 2024, Indonesia sudah menerapkan ''digital broadcasting system'' secara penuh.<ref name=tujuhblsx/> Hal ini berarti mengakhiri siaran tersebut di Indonesia sejak kemunculan televisi di tahun 1962, dan menutup proses migrasi siaran analog setelah tersendat-sendat sejak dicanangkan sejak 2009.
== Industri ==
|