Sihir: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Add content - translate dari english wikipedia sihir dalam pandangan agama
Add content - translate dari english wikipedia sihir dalam pandangan agama islam
Baris 231:
 
Beberapa orang yang mendukung dari agama ''near-east'' berperan sebagai medium, channeling pesan dari yang sudah mati atau dari spirit keluarga. Bible terkadang mentranslate sebagai “''necromancer''” dan “''necromancy''” (Deuteronomy 18:11). Bagaimanpun, beberapa ''lexicographers'', termasuk James Strong dan Spiros Zodhiates tidak setuju. Para pelajar ini mengatakan bahwa kata Hebrew ''kashaph'' (כשפ), yang digunakan pada Exodus 22:18 dan lima tempat yang lain pada Tanakh berasal dari akar kata yang bermakna “''to whisper''” (untuk membisiki). Karena itu, kuat, disimpulkan bahwa kata tersebut bermakna “''to whisper a spell'', sebagai contoh to ''incant'' atau praktek sihir”. Contemporary English Version mentranslate Deuteronomy 18:11 sebagai rujukan ke “''any kind of magic”'' atau semua jenis sihir.
 
=== '''Islam''' ===
{{Main|en:Wikipedia:Islam and magic}}
Kata yang biasanya ditranslasi sebagai “magic” dalam Al Quran disebut “sihr”.<ref>[https://quran.com/search?query=magic&language=en&translation=131 <nowiki>"[search. "magic"]"</nowiki>]. ''Quran.com''. Retrieved 6 December 2021.</ref> Berdasarkan Adam Silverstein, kata Arabic untuk magic adalah sihr…dalam Al Quran Sihr means … “black magic”.<ref>Mansoor, Sanya (30 June 2015). [https://www.csmonitor.com/World/Global-News/2015/0630/What-does-the-Islamic-State-consider-sorcery "What does the Islamic State consider 'sorcery'?".] ''The Christian Science Monitor''. Retrieved 2 December 2021.</ref><ref>Rose, Nick (30 January 2015). [https://www.vice.com/en/article/kwpdq9/the-islamic-states-war-on-magic-815 "The Islamic State's War on Magic".] Vice. Retrieved 3 December 2021.</ref> Tetapi dalam modern Arabic kata tersebut digunakan juga untuk ''entertaining magic''. Hans Wehr ''Dictionary of Modern Written Arabic'' mendefinisikan sihr sebagai “''bewitchment, beguilement, enchantment, fascination''", dan bentuk jamaknya ashar yang berarti "''sorcery, witchcraft, magic"''.<ref>Wehr, Hans. J. Milton Cowan (ed.). ''A Dictionary of Modern Written Arabic'' . p. 340. Retrieved 2 December 2021.</ref> Toufic Fahd dalam Brill Encyclopedia of Islam biasanya menggunakan "''magic as the translation of sihr"'', tetapi di lain waktu menggunakan kata ''sorcery'' atau ''witchcraft''”.<ref>Kruk, Remke (May 2005). "Harry Potter in the Gulf: Contemporary Islam and the Occult". ''British Journal of Middle Eastern Studies''. '''32''' (1): 47–73. doi:10.1080/13530190500081626. JSTOR 30037661. S2CID 159793466.</ref> Fahd sendiri pertama yang mendefinisikan sihr sebagai yang dapat mengarahkan subyeknya untuk ''"believe that what he sees is real when it is not",'' (percaya apa yang dia lihat adalah nyata padahal tidak), tetapi juga mamasukkan ''"everything that is known as 'white' or 'natural magic'"'' (semua yang telah diketahui sebagai “white” atau “natural magic).<ref>Fahd, T., "Siḥr", in: ''Encyclopaedia of Islam, Second Edition'', Edited by: P. Bearman, Th. Bianquis, C.E. Bosworth, E. van Donzel, W.P. Heinrichs. Consulted online on 02 December 2021 <<nowiki>http://dx.doi.org/10.1163/1573-3912_islam_SIM_7023</nowiki>> First published online: 2012. First print edition: <nowiki>ISBN 9789004161214</nowiki>, 1960-2007</ref> Dalam pemeriksaannya tentang apa yang dimaksud sihr di masyarakat islam kontemporer adalah haram dan apa yang tidak, Remke Kruk mendefinisikan praktek sihr sebagai magic atau sorcery, dan jika di ubah ke objek material sihr disebut “charms”, “jimat”.<ref>Kruk, Remke (May 2005). "Harry Potter in the Gulf: Contemporary Islam and the Occult". ''British Journal of Middle Eastern Studies''. '''32''' (1): 47–73. doi:10.1080/13530190500081626. JSTOR 30037661. S2CID 159793466.</ref> Emilie Savage-Smith memberi definisi yang sangat luas termasuk ''"anything wondrous, including elegant and subtle poetry, ... sleight-of-hand tricks, ... the healing properties of plants, ... invocations to God for assistance, ... invocations to jinn or demons or the spirits of the planets, and on occasion even to the divinatory art of astrology." (''apa saja yang wondrous termasuk elegan dan puisi yang dalam, …trik ilusi tangan, … sifat penyembuhan dari tumbuhan, … pemanggilan Tuhan untuk pendampingan, … pemanggilan jin atau demon atau spirit planet dan terkadang kepada divinatory art astrology).<ref>Savage-Smith, Emilie (2004). "Introduction". In Emilie Savage-Smith (ed.). [https://pdfcoffee.com/161-magic-and-divination-in-early-islampdf-pdf-free.html Magic and Divination in Early Islam.] Ashgate/Variorum. pp. xiii–li. <nowiki>ISBN 9780860787150</nowiki>. Archived from the original on 2021-07-18. Retrieved 2020-08-25.</ref>
 
Ada 66 ayat Quran yang berhubungan dengan kata magic, tetapi ayat yang paling detail tentang sihr adalah Q 2:102 :<ref>{{Cite web|title=Surah Al-Baqarah - 102|url=https://quran.com/al-baqarah/102|website=Quran.com|language=en|access-date=2024-06-27}}</ref><blockquote>''They ˹instead˺ followed the magic promoted by the devils during the reign of Solomon. Never did Solomon disbelieve, rather the devils disbelieved. They taught magic to the people, along with what had been revealed to the two angels, Hârût and Mârût, in Babylon. The two angels never taught anyone without saying, “We are only a test ˹for you˺, so do not abandon ˹your˺ faith.” Yet people learned ˹magic˺ that caused a rift ˹even˺ between husband and wife; although their magic could not harm anyone except by Allah’s Will. They learned what harmed them and did not benefit them—although they already knew that whoever buys into magic would have no share in the Hereafter. Miserable indeed was the price for which they sold their souls, if only they knew!.''
 
''<sup>"102</sup> Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh setan-setan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya setan-setan itulah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorang pun sebelum mengatakan, "Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir." Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan istrinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudarat dengan sihirnya kepada seorang pun kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang memberi mudarat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barang siapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui. <sup>103</sup> Sesungguhnya kalau mereka beriman dan bertakwa, (niscaya mereka akan mendapat pahala), dan sesungguhnya pahala dari sisi Allah adalah lebih baik, kalau mereka mengetahui."''</blockquote>Sebuah hadist Da'if (lemah) oleh Darussalam dari ''Sahih al-Tirmidhi,'' Muhammad mengutuk mati pengguna sihr'', "The punishment of the Saḥir [one who practices magic] is a strike of the sword."'' (hukuman untuk Sahir [penyihir] adalah ditebas dengan pedang).<ref>{{Cite web|title=Jami` at-Tirmidhi 1460 - The Book on Legal Punishments (Al-Hudud) - كتاب الحدود عن رسول الله صلى الله عليه وسلم - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/tirmidhi:1460|website=sunnah.com|access-date=2024-06-28}}</ref>
 
Berikut beberapa opini dari traditional scholars:
 
# Ibn al-Nadim (c. 932-c.992) menyangkal bahwa kekuatan supernatural yang baik adalah pemberian dari Tuhan setelah purifying soul, sedangkan sorcerers melayani devil dan melakukan pengorbanan kepada demon, sengaja melakukan perbuatan tidak taat.<ref>Amira El-Zein ''Islam, Arabs, and Intelligent World of the Jinn'' Syracuse University Press 2009 <nowiki>ISBN 978-0-815-65070-6</nowiki> page 77</ref>
 
# Ahmad Ibn Hanbal (780-855 CE) “refrained from condemning" (tahan dari mengutuk) orang yang menggunakan sihr untuk menyembuhkan, "''the same class as sahirs''", berdasarkan Michael Muhammad Knight.<ref>Knight, M. M. (2016). ''Magic in Islam''. Tarcher, p.52</ref>
 
# Ibn Sina (c. 980–1037) dan Al-Razi (1149 or 1150–1209), mendeskripsikan sihr hanya sebagai alat dan hasil dari perbuatan dengan sihr tersebut yang menentukan apa hal tersebut salah atau tidak.<ref>Travis Zadeh Commanding Demons and Jinn: The Sorcerer in Early Islamic Thought Wiesbaden: Harrassowitz Verlag, 2014 p-154</ref> Apakah     sorcery/sihr di akses dengan perbuatan yang sangat taat kepada tuhan atau tidak, seringkali yang digunakan sebagai indicator apakah sorcery/sihr tersebut legal atau illegal, berdasarkan Moiz Ansari.<ref>Moiz Ansari, ''Islam And the Paranormal: What Does Islam Says About the Supernatural in the Light of Qur'an, Sunnah And Hadith'', iUniverse 2006 <nowiki>ISBN 978-0-595-37885-2</nowiki> page 173</ref>
 
# Tabasi (d. 1089){{Note|who did not subscribed to the rationalized framework of magic of most Ash'arite theologians}} menawarkan variasi yang lebar tentang ritual untuk melakukan sorcery, tetapi juga setuju dan hanya memperbolehkan sihr yang berdasarkan sharia saja.<ref>Travis Zadeh Commanding Demons and Jinn: The Sorcerer in Early Islamic Thought Wiesbaden: Harrassowitz Verlag, 2014 p-154</ref> Berdasarkan Tobias Nünlist, daripada mengutuk sihr dan occult secara keseluruhan, penulis Muslim pada subjek tersebut biasanya membedakan antara praktek yang dibenarkan dan tidak.<ref>Tobias Nünlist, ''Dämonenglaube im Islam''. Walter de Gruyter GmbH & Co KG, 2015 <nowiki>ISBN 978-3-110-33168-4</nowiki> p. 289 (German)</ref> Berdasarkan Henrik Bogdan, Gordan Djurdjevic, kebalikan dari Western ''esotericism'' and ''occultism'', disana tidak ada kejelasan konflik antara ''orthodoxy'' and ''occultism'' in Islam.<ref>Henrik Bogdan, Gordan Djurdjevic ''Occultism in a Global Perspective'' Routledge, 11.09.2014 <nowiki>ISBN 9781317544470</nowiki> p. 156</ref>
 
# Fakhr al-Din al-Razi (c. 1150–1209) ''"includes under sorcery the use (isti'ana, seeking help) of the hidden properties (khawass) of foodstuffs, medicines and unguents"'' (termasuk penggunaan sorcery (''isti'ana'', seeking help) dari barang yang tersembunyi (''khawass'') dari makanan, obat-obatan, dan unguents), tetapi obat tradisional dipergunakan secara luas dalam dunia Islam dan "''never subject to religious censorship"'' (tidak pernah menjadi subjek dari larangan agama).<ref>Kruk, Remke (May 2005). "Harry Potter in the Gulf: Contemporary Islam and the Occult". British Journal of Middle Eastern Studies. 32 (1): 47–73. doi:[[doi:10.1080/13530190500081626|10.1080/13530190500081626.]] JSTOR 30037661. S2CID 159793466.</ref>
 
# Ibn Qayyim al-Jawziyya (1292–1350), sebuah disiplin dari Ibn Taimiyya, yang telah menjadi sumber utama untuk Wahhabism, melarang semuanya bentuk sihr, '''termasuk ''exorcisms''''' (ruqyah, pengusiran setan dalam tubuh) disebut sebagai ''superstition''.<ref>al-Jawziyya, Ibn Qayyim. ''Zad al-Ma'ad'' [''Provisions of the Hereafter'']. pp. 1/475.</ref> Pada akhir Ottoman Empire, muslim mulai mengabaikan praktek occult sebagai superstition.{{Fact}}
 
# Ibn al-Nadim (932-995) – seorang “''bookish''” Muslim yang religious, menyatakan boleh penggunaan ''white magic'' tetapi mengutuk ''black magic''. Dia melacak sihr yang diperbolehkan adalah dari King Solomon (dalam islam Sulaiman ibn Dawud) dan yang tidak boleh adalah dari iblis (pemimpin devil dalam islam). Penyihir yang diperbolehkan termasuk ''exorcists''. Mereka mematuhi aturan islam dan “''invoked''” nama-nama Tuhan. Penyihir yang tidak diperbolehkan atau ''sorcerer'', dikontrol atau mencoba mengontrol demon dengan suatu perbuatan atau persembahan yang tidak disukai Tuhan.<ref>Dols, Michael W. (2021). "3. The Theory of Magic in Healing". ''Magic and Divination in Early Islam''. Vereinigtes Königreich: Taylor & Francis.</ref>
 
# Ibn Khaldun (1332–1406) mengutuk ''sorcery, talismans, dan prestidigitation'' sebagai terlarang dan illegal.<ref>Khaldûn, Ibn (2015-04-27). ''[https://books.google.com/books?id=XRCnDwAAQBAJ The Muqaddimah: An Introduction to History - Abridged Edition]''. Princeton University Press. p. 578. ISBN <bdi>978-0-691-16628-5</bdi>. Archived from the original on 2021-07-18. Retrieved 2021-05-04.</ref> Dia secara kategori menyatakan bahwa “'''All [the magician's] actions are evil and done for evil purposes''”<ref>Ibn Khalun, ''The Muqaddimah: An Introduction to History,'' trans. F. Rosenthal [Bollingen Series, 43], (Princeton, NJ, 1958), i. 191</ref> (semua perbuatan [penyihir] adalah jahat dan dilakukan untuk tujuan jahat), dan bahwa mereka seharusnya dihukum mati. (tulisan dari dia mengindikasikan bahwa sorcery yang dia bicarakan adalah yang menimbulkan luka pada badan, pikiran atau spirit di korban seperti sakit, kematian, perpisahan antara suami dan istri.<ref>Dols, Michael W. (2021). "3. The Theory of Magic in Healing". ''Magic and Divination in Early Islam''. Vereinigtes Königreich: Taylor & Francis.</ref>
 
# Al-Ghazali (1058–1111 CE) , walaupun mengakui tentang sihr adalah ''real'', menganggap belajar sihr apapun adalah terlarang.<ref>Travis Zadeh Commanding Demons and Jinn: The Sorcerer in Early Islamic Thought Wiesbaden: Harrassowitz Verlag, 2014 p-154</ref>
 
#   Abū Yūsuf Yaʻqūb ibn ʼIsḥāq aṣ-Ṣabbāḥ al-Kindi (801–873 CE), seorang a ''philosopher, mathematician, physician'', and ''philosopher'', menulis abad sebelum Al-Ghazali, menegaskan astrologi konsisten dengan Islam, dengan bintang yang tidak menentukan masa depan tetapi hanya memberikan pada Astrologer apa yang Tuhan tetapkan. (Al-Ghazali mengutuk Astrology sebagai kufr).<ref>Knight, M. M. (2016). ''Magic in Islam''. Tarcher, p.90.</ref>
 
# Muhammad ibn Abd al-Wahhab (1703–1792), pendiri Wahhabism, memandang ''sorcery'' sebagai salah satu dari beberapa dosa-dosa dimana dibunuh adalah sebuah "''divinely sanctioned punishment''" (sangsi hukuman yang divine).<ref>DeLong-Bas, Natana J. (2004). ''Wahhabi Islam: From Revival and Reform to Global Jihad'' (First ed.). New York: Oxford University Press, USA. p. 251. ISBN <bdi>0-19-516991-3</bdi>.</ref> Pelajar abad 20 Muhammad Nasiruddin al-Albani menyatakan bahwa orang  yang mengakui ''sorcery'' yang berasal dari dirinya sendiri dan bukan karena kehendak dan ketetapan Tuhan, tidak akan masuk surga.<ref>Kruk, "Harry Potter in the Gulf", ''BJMES'', May 2005: p.53-4</ref>
 
== Lihat pula ==