Volcán Barú: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Muhammad Anas Sidik (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: kemungkinan perlu dirapikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Muhammad Anas Sidik (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 29:
 
==Deskripsi==
De Boer dkk.<ref name=jsaes1988>{{cite journal|author1=de Boer, J.|author2=Defant, M.J.|author3=Stewart R. H.|author4=Restrepo, J. F.|author5=Clark, L. F.|author6=Ramierez A. H.|year=1988|title=Quaternary calc-alkaline volcanism in western Panama: Regional variation and implication for the plate tectonic framework|journal=[4[Journal of South American Earth Sciences]]|volume=1|issue=3|pages=275-293|doi=10.1016/0895-9811(88)90006-5}}</ref> adalah orang pertama yang menunjukkan bahwa gunung berapi El Barú aktif dan merupakan bagian dari perpanjangan Busur Vulkanik Amerika Tengah di Panama. Pekerjaan rinci lebih lanjut mengenai geokimia lava dari El Barú dan gunung berapi lainnya di Panama diselesaikan oleh Defant dkk.<ref name=jgs1992>{{cite journal|author1=Defant, M. J.|author2=Jackson, T. E.|author3=Drummond, M. S.|author4=de Boer, J. Z.|author5=Bellon, H.|author6=Feigenson, M. D.|author7=Maury, R. C.|author8=Stewart, R.H.|year=1992|title=The geochemistry of young volcanism throughout western Panama and southeastern Costa Rica: An overview|journal=[5[Journal of the Geological Society]]|volume=149|number=4|pages=569-579|doi=10.1144/gsjgs.149.4.0569}}</ref> Mereka membuktikan, berdasarkan geokimia, bahwa lava dihasilkan melalui subduksi (kalkal-basa). Penanggalan radiometrik juga menunjukkan bahwa vulkanisme terbagi dalam dua kelompok yang berkisar dari 20 juta tahun hingga saat ini. Mereka juga menunjukkan bahwa vulkanisme termuda sebagian besar terdiri dari adakit (pencairan sebagian dari lempengan yang tersubduksi) sedangkan vulkanisme yang lebih tua terdiri dari lava kalk-basa normal.
 
;Studi Penilaian Bahaya Gunung Berapi USGS
Studi Penilaian Bahaya Gunung Berapi USGS Pada tahun 2006, gempa bumi terjadi di daerah Volcán Barú. Ini bukanlah yang pertama; para peneliti mengutip setidaknya tiga peristiwa seismik lain dengan sifat yang sama yang tercatat di masa lalu (1930, 1965, 1985).[6]
 
Pada tahun 2006, gempa bumi terjadi di daerah Volcán Barú. Ini bukanlah yang pertama; para peneliti mengutip setidaknya tiga peristiwa seismik lain dengan sifat yang sama yang tercatat di masa lalu (1930, 1965, 1985).<ref name=Sherrod>{{cite book|last1=Sherrod|first1=D.R.|last2=Vallance|first2=J.W.|last3=Tapia Espinosa|first3=A.|last4=McGeehin|first4=J.P.|year=2008|title=Volcan Barú; eruptive history and volcano-hazards assessment: U.S. Geological Survey Open-File Report 2007-1401, 33|pages=1 plate 1|url=http://pubs.usgs.gov/of/2007/1401/of2007-1401en_text.pdf}}</ref>
Pada tahun 2007, Survei Geologi A.S. (USGS), bekerja sama dengan Sekretariat Sains, Teknologi, dan Inovasi Panama (SENACYT) dan Badan Pembangunan Internasional A.S. (USAID), menerbitkan penelitian tentang berbagai aspek Volcán Barú. Laporan setebal 33 halaman tersebut menguraikan potensi wilayah bahaya, komposisi batuan, dan wilayah yang terkena dampak letusan sebelumnya; terdapat bukti bahwa selama letusan terakhir, yang terjadi pada abad ke-16, endapan longsoran puing menutupi volume 20 hingga 30 km3, mencapai hingga Samudra Pasifik (yang terbesar yang terdokumentasi di Amerika Tengah dan hampir 10 kali lipat luas wilayah yang dicakup. oleh longsoran puing Gunung St. Helens pada tahun 1980).[6]
 
Pada tahun 2007, Survei Geologi A.S.Amerika Serikat (USGS), bekerja sama dengan Sekretariat Sains, Teknologi, dan Inovasi Panama ([http://www.senacyt.gob.pa/ SENACYT]) dan Badan Pembangunan Internasional A.S.Amerika Serikat (USAID), menerbitkan penelitian tentang berbagai aspek Volcán Barú.<ref name=Sherrod/> Laporan setebal 33 halaman tersebut menguraikan potensi wilayah bahaya, komposisi batuan, dan wilayah yang terkena dampak letusan sebelumnya; terdapat bukti bahwa selama letusan terakhir, yang terjadi pada abad ke-16, endapan longsoran puing menutupi volume 20 hingga 30 km3&nbsp;km<sup>3</sup>, mencapai hingga Samudra Pasifik (yang terbesar yang terdokumentasi di Amerika Tengah dan hampir 10 kali lipat luas wilayah yang dicakup. oleh longsoran puing Gunung St. Helens pada tahun 1980).[6]<ref name=Sherrod/>
Data yang dikumpulkan di beberapa lokasi dari empat letusan sebelumnya yang terjadi selama 1600 tahun terakhir menunjukkan bahwa letusan baru akan berlangsung beberapa tahun, sehingga membahayakan populasi dan infrastruktur yang mahal di wilayah sekitar gunung berapi. Peristiwa yang biasa terjadi selama episode vulkanik tersebut meliputi aliran piroklastik, awan gas yang sangat panas dengan cepat turun ke sisi timur gunung berapi, diperkirakan mencapai hingga Boquete, Alto Boquete, dan Sungai Kaldera, serta jatuhnya abu dan partikel lain dengan ukuran mulai dari debu hingga Balok berukuran 1 meter, yang dikenal sebagai tephra, menyebabkan kebakaran, atap runtuh, pencemaran air, kerusakan tanaman, serta iritasi mata dan paru-paru, terutama di kalangan lansia dan bayi. Jenis peristiwa ketiga, aliran lumpur dan puing, yang dikenal sebagai lahar, menyebabkan tanah longsor, menghalangi aliran sungai, dan dapat menimbulkan dampak jangka panjang pada zona tersebut. Tingkat keparahan kejadian ini berhubungan langsung dengan aliran lava dan interaksinya dengan endapan air bawah tanah.[6]
 
Data yang dikumpulkan di beberapa lokasi dari empat letusan sebelumnya yang terjadi selama 1600 tahun terakhir menunjukkan bahwa letusan baru akan berlangsung beberapa tahun, sehingga membahayakan populasi dan infrastruktur yang mahal di wilayah sekitar gunung berapi. Peristiwa yang biasa terjadi selama episode vulkanik tersebut meliputi aliran piroklastik, awan gas yang sangat panas dengan cepat turun ke sisi timur gunung berapi, diperkirakan mencapai hingga Boquete, Alto Boquete, dan Sungai Kaldera, serta jatuhnya abu dan partikel lain dengan ukuran mulai dari debu hingga Balok berukuran 1 meter, yang dikenal sebagai tephra, menyebabkan kebakaran, atap runtuh, pencemaran air, kerusakan tanaman, serta iritasi mata dan paru-paru, terutama di kalangan lansia dan bayi. Jenis peristiwa ketiga, aliran lumpur dan puing, yang dikenal sebagai lahar, menyebabkan tanah longsor, menghalangi aliran sungai, dan dapat menimbulkan dampak jangka panjang pada zona tersebut. Tingkat keparahan kejadian ini berhubungan langsung dengan aliran lava dan interaksinya dengan endapan air bawah tanah.[6]<ref name=Sherrod/>
Satu set peta komprehensif disertakan dalam penelitian ini, yang dengan jelas menunjukkan wilayah yang paling mungkin terkena dampak di Boquete, Volcán, Bambito dan kota-kota lain di sekitar Volcán Barú. Studi ini merekomendasikan pemerintah daerah agar menyadarkan masyarakat akan potensi risiko, dan menciptakan sistem respons sebagai persiapan menghadapi episode letusan.[6]
 
Satu set peta komprehensif disertakan dalam penelitian ini, yang dengan jelas menunjukkan wilayah yang paling mungkin terkena dampak di Boquete, Volcán, Bambito dan kota-kota lain di sekitar Volcán Barú. Studi ini merekomendasikan pemerintah daerah agar menyadarkan masyarakat akan potensi risiko, dan menciptakan sistem respons sebagai persiapan menghadapi episode letusan.[6]<ref name=Sherrod/>
 
==Geografi==