Tridharma: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Faredoka (bicara | kontrib)
Faredoka (bicara | kontrib)
k Pemujaan: fix tata bahasa agar sesuai EYD, makasi editor sblmnya tapi PLIS BGT pelajari eyd.kemdikbud.go.id donk
Baris 29:
 
== Pemujaan ==
Tradisi orang Tionghoa semenjak zaman purbakala sampai kini adalah pemujaan terhadap Roh (''Bai Shen''). Roh-roh yang dipuja itu pada mulanya adalah arwah para leluhur (''Di''), Roh Tanah (''She''), Roh Padi-Padian (''Ji''), Roh Langit (''Tian''), Roh Bumi (''Di''), hingga meluas ke Roh seisi alam semesta. Mereka percaya bahwa roh-roh itu bisa membantu keberadaan manusia apabila dihormati. Itulah kepercayaan [[Animisme]] dan [[Dinamisme]] yang umum dijumpai pada semua masyarakat purba di muka bumi. Meskipun kepercayaan semacam itu sebagian besar sudah luntur pada masa modern ini, tetapi pada bangsa Tionghoa masih tetap bertahan dan berkembang. Bahkan, masuknya agama Buddha dan lahirnya agama Tao serta Konghucu di [[RRT|Tiongkok]] makin menambah banyaknya roh-roh yang dipuja. Roh-roh itu disebut ShenRoh MingSuci (''RohShen SuciMing''). Untuk lebih memusatkan perhatian pada pemujaan, dibuatlah patung sebagai lambang dari roh-roh tersebut.<ref name="matrisia"/>
 
Dalam pengertian umum, "pemujaan" biasanya dilakukan oleh pihak yang lebih rendah kepada pihak yang lebih tinggi derajatnya. Namun, bagi orang Tionghoa, "pemujaan terhadap roh''"'' berarti: "upaya untuk mengormati keberadaan roh, dan untuk berhubungan dengannya." Oleh karena itu, tujuan pemujaan di Klenteng menjadi beraneka rupa:<ref name="matrisia"/>