Benjamin Tillett: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
WIldan Azmi (bicara | kontrib)
←Membuat halaman berisi ''''Benjamin Tillett''' (11 September 1860 – 27 Januari 1943) adalah seorang sosialis, pemimpin serikat pekerja, dan politikus Inggris (Britania Raya). Dia adalah pemimpin "serikat pekerja baru" tahun 1889, yang berfokus pada pengorganisasian pekerja tidak terampil. Dia memainkan peran utama dalam mendirikan Dockers Union, dan memainkan peran penting sebagai pemimpin pemogokan dalam pemogokan dermaga pada tahun 1911 dan 1912. Dia dengan antusias mendukun...'
Tag: kemungkinan perlu dirapikan kemungkinan perlu pemeriksaan terjemahan tanpa kategori [ * ] VisualEditor
 
WIldan Azmi (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 3:
 
== Karir awal ==
TilletTillett lahir di [[Bristol]]. Dia mulai bekerja di [[pembuatan batu bata]] pada usia delapan tahun dan menjadi anak laki-laki "Risley" selama dua tahun. Pada usia 12 tahun, ia bertugas selama enam bulan sebagai [[nelayan]], kemudian magang di [[Tukang sepatu|pembuat sepatu]], dan kemudian bergabung dengan [[Angkatan Laut Britania Raya|Royal Navy]]. Dia dikeluarkan dari angkatan laut dan melakukan beberapa pelayaran dengan kapal dagang. Tillett kemudian menetap di [[London Docks]], dan mulai bekerja sebagai buruh pelabuhan.<ref name="eb">{{EB1922|wstitle=Tillett, Benjamin|inline=1}}</ref>
 
== Kegiatan serikat pekerja ==
Baris 12:
Pada pergantian abad ke-20, angkatan kerja tunanetra kini mulai terbentuk di pasar tenaga kerja.
 
Mereka sebagian besar bekerja dalam perdagangan kerajinan seperti menenun, membuat keranjang, dan menyetel piano. Di era yang didominasi oleh serikat pekerja, ''National League of the Blind'' (NLB) terdaftar pada tahun 1899 dan segera berafiliasi dengan Kongres Serikat Buruh (TUC) dan Partai Buruh. Pada tahun 1912, mereka mengadakan pemogokan pertama di Bristol karena tidak adanya skema pensiun bagi anggotanya yang sebagian besar hidup dalam kemiskinan.
 
Salah satu dari sekian banyak kengerian Perang Dunia Pertama adalah banyaknya tentara yang kembali ke rumah mereka setelah menjadi buta dalam konflik.