Anis Malik Thoha: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Athayahisyam (bicara | kontrib)
Pengembangan subbab Karier
Athayahisyam (bicara | kontrib)
Penulisan ulang subbab Pemikiran dan karya
Baris 11:
Di masa pendidikannya, Anis dikenal aktif berorganisasi, beberapa organisasi yang ia pernah pimpin di antaranya ialah Ketua Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama serta Komisioner Ikatan Mahasiswa Indonesia di Madinah pada tahun 1986, dan Majlis Syura Forum Ukhuwwah Mahasiswa Indonesia (FUMI) di Pakistan pada tahun 1992.<ref name=":0" />
 
Sebagai seorang peneliti kajian Islam yang aktif, ia menguasai bahasa Inggris dan Indonesia<ref name=":2" />. Disertasinya yang berjudul ''AlIttijahat at-Ta'addudiyyah alad-Diniyyah: Ru’yahwal Mauqif al-Islamiy Islamiyyahminha'' (Pandangan [[Pluralismepluralisme agama|Pluralisme Agama]]: Pandangandan pandangan Islam terhadapnya)<ref name=":4">{{Cite book|last=Thoha|first=Anis Malik|date=2000|url=http://archive.org/details/aqidah-02812-euru-u|title=اتجاهات التعددية الدينية والموقف الإسلامي منها|location=Islamabad|publisher=Universitas Islam Internasional Islamabad|language=ar|url-status=live}}</ref> ditulis dalam bahasa Arab.
 
== Karier ==
Baris 18:
Saat ini, ia menjabat sebagai dekan Wakil Dekan Fakulti Pengurusan Pembangunan Islam dan ''Associate Professor'' dalam bidang Ilmu Perbandingan Agama, Pemikiran Islam dan Filsafat Agama di Fakulti Ushuluddin, [[Universitas Islam Sultan Sharif Ali|Universitas Islam Sultan Sharif Ali (UNISSA)]] di [[Brunei Darussalam]]<ref name=":3" /><ref>{{Cite web|title=UNISSA Expertise|url=https://unissa.edu.bn/unissa-expertise/|website=Universiti Islam Sultan Sharif Ali (UNISSA)|access-date=2024-07-05}}</ref>.
 
Anis juga merupakan peneliti dan pengkaji bidang pluralisme agama di [[Institute for the Study of Islamic Thought and Civilizations|INSISTS]]<ref name=":1" />.
 
== Pemikiran dan karya ==
Assistant Professor di Department of Ushuluddin and Comparative Religion, Kulliyah of Islamic Revealed Knowledge and Human Sciences, [[Universitas Islam Internasional Malaysia|International Islamic University Malaysia (IIUM)]].
Anis mengkritisi pemikiran Barat, utamanya dalam perihal pluralisme agama. Anis berargumen, bahwa istilah pluralisme agama ialah istilah yang rancu<ref name=":5">{{Cite book|last=Thoha|first=Anis Malik|date=2005|url=https://books.google.co.id/books?id=YlMdrl6PjPEC|title=Tren pluralisme agama: tinjauan kritis|publisher=Gema Insani|isbn=978-979-99281-3-9|language=id}}</ref><ref name=":3" /> dalam definisinya. Dalam kajian akademik di Indonesia, pluralisme agama didefinisikan sebagai toleransi beragama<ref>{{Cite book|last=Ghazali|first=Abd Moqsith|date=2009|url=https://www.google.co.id/books/edition/Argumen_pluralisme_agama/BTMKAQAAMAAJ|title=Argumen pluralisme agama: membangun toleransi berbasis al-Qur'an|publisher=Kata Kita|isbn=978-979-3778-55-6|language=id}}</ref>, sebuah definisi yang ditentang oleh pakar-pakar pluralisme agama di Barat<ref>{{Cite journal|last=Eck|first=D. L.|date=2007-10-17|title=Prospects for Pluralism: Voice and Vision in the Study of Religion|url=https://doi.org/10.1093/jaarel/lfm061|journal=Journal of the American Academy of Religion|volume=75|issue=4|pages=743–776|doi=10.1093/jaarel/lfm061|issn=0002-7189}}</ref>, dimana kajian ini berasal. Menurut Anis, kajian pluralisme di Barat sendiri memberikan pandangan miring terhadap toleransi beragama.<ref name=":5" /> Ia mencontohkan, Diana L. Eck, menyebut bahwa "''tolerance itself may be a deceptive virtue''" i.e. toleransi bisa saja menjadi nilai budi pekerti yang menipu.<ref>{{Cite web|last=Eck|first=Diana L.|date=2020|title=From Diversity to Pluralism|url=https://pluralism.org/from-diversity-to-pluralism|website=pluralism.org|language=en|access-date=2024-07-05}}</ref> Dondeyne, pemikir pluralis, menulis bahwa toleransi hampir sinonim dengan intoleransi yang moderat.<ref>{{Cite book|last=Dondeyne|first=Albert|date=1963|url=https://books.google.co.id/books/about/Faith_and_the_World.html?id=IuDjAAAAMAAJ|title=Faith and the World|publisher=Duquesne University Press|language=en}}</ref> Anis menggarisbawahi bahwa, pemikiran pluralisme agama berpusat pada kesetaraan dalam segala hal, yang baginya, bermakna bahwa bagi pemeluk agama harus memandang semua agama sama terlepas dari konsep iman-kufur, tauhid-syirik dan lain sebagainya yang terkandung dalam konsepsi Islam.<ref name=":3" />
 
Anis juga merupakan peneliti yang memiliki perhatian terhadap isu masyarakat Muslim kontemporer. Menurutnya, kaum Muslim harus memiliki media massa yang kuat, memiliki keahlian dalam bidang teknologi, ekonomi dan matematika yang andal sehingga mampu menghadapi tantangan dunia ke depan. Hal ini disampaikan dalam simposium pada ''Mu'tamar ad-Dauliy Lifalsafah al-Islamiyyah'' (Konferensi Internasional Filsafat Islam) dengan tema ''Manahij 'Ulum al-Islamiyyah baina Taqlid wa Tajdid'' (Metode-Metode Ilmu-Ilmu Islam antara Taklid dan Pembaruan) pada tahun 2005 di Kairo, Mesir.<ref>{{Cite book|date=2005|url=https://books.google.co.id/books/about/%D9%85%D9%86%D8%A7%D9%87%D8%AC_%D8%A7%D9%84%D8%B9%D9%84%D9%88%D9%85_%D8%A7%D9%84%D8%A7%D8%B3%D9%84%D8%A7%D9%85%D9%8A.html?id=JF4QAQAAIAAJ|title=مناهج العلوم الاسلامية بين التقليد والتجديد، 19-20 أبريل 2005: الحلقة الثانية التصوف بين الواقع والمأمول|publisher=جامعة القاهرة، كلية دار العلوم، قسم الفلسفة الاسلامية،|language=ar}}</ref>
Anis dikenal sebagai seorang [[cendekiawan Muslim]] yang kritis terhadap ideologi-[[ideologi Barat]], berbeda dengan kalangan pengasong ide pluralisme agama yang justru sering terkagum-kagum.
Di mata Anis, dunia Barat telah menggunakan segala cara untuk menguasai dunia [[Islam]].
 
Adapun buku dan karya lain yang ia tulis di antaranya adalah:
Sebuah contoh adalah pandangannya terhadap tokoh liberal Nasr Hamid Abu Zayd-yang banyak dikagumi kalangan liberal di Indonesia. Buku Nasr Hamid yang berjudul Naqd al-Khitab al-Diiniy dinilainya banyak didominasi pola pikir sekularisme.
Anis pun bersikap tegas ketika istilah "terorisme" sering dipakai. Ketika menjadi pembicara dalam seminar internasional bertema "Islam: Religion of Peace, Progress and Harmony" di Bangladesh beberapa waktu lalu, ia mengatakan bahwa negara-negara Barat seperti Amerika Serikat menggunakan kata "terorisme" sebagai senjata politik untuk menguasai dunia Islam.
 
* ''Ittijahat at-Ta'addudiyyah ad-Diniyyah wal Mauqif al-Islamiy minha'' (disertasi, Universitas Islam Internasional Islamabad, 2000)<ref name=":4" />.
Menurut Anis, kaum Muslim harus memiliki media massa yang kuat & ahli teknologi, ekonomi dan matematika yang andal sehingga mampu menghadapi tantangan dunia ke depan. Hal ini selalu ia kemukakan dalam setiap seminar internasional yang diikutinya.
* ''Tren Pluralisme Agama: Sebuah Tinjauan Kritis'' (Gema Insani Press, 2005)<ref name=":5" />.
Selain dikenal sebagai ahli perbandingan agama, Anis diakui sebagai ilmuwan yang punya kapasitas dalam bidang filsafat Islam. Ia pernah ditunjuk mewakili IIUM di Muktamar Internasional Filsafat Islam ke9 bertema "Manahij al-Ulum al-/slamiyah baina al- Taqlid wa al- rajdid" (Metodologi IImu-lImu Islam antara Taklid dan Tajdid) yang disponsori oleh Kuliah Oarul Ulum Universitas Kairo, Mesir, beberapa tahun lalu.
* ''Japanese Contribution to Islamic Studies: The Legacy of Toshihiko Izutsu Interpreted'' (IIUM Press, 2010)<ref>{{Cite book|last=Thoha|first=Anis Malik|date=2010|url=https://www.google.co.id/books/edition/Japanese_Contribution_to_Islamic_Studies/KrGUYgEACAAJ|title=Japanese Contribution to Islamic Studies: The Legacy of Toshihiko Izutsu Interpreted|publisher=IIUM Press|isbn=978-967-5272-63-9|language=en}}</ref>.
 
* ''Pluralisme: Kerancuan Istilah'' (artikel dalam buku ''Rasional tanpa menjadi liberal: menjawab tantangan liberalisasi pemikiran Islam,'' Hamid Fahmy Zarkasyi dan Mohammad Syam'un Salim, INSISTS, 2021)<ref name=":3" />.
Para mahasiswa Indonesia di lokasi tersebut sering mengundangnya untuk berdiskusi setelah mengikuti acara-acara internasional. ltulah sebabnya Anis sering keliling di berbagai kawasan, misalnya Mesir, Yordania, Pakistan, dan lain-lain.
 
Penyelenggara dan peserta forum diskusi itu berasal dari latar belakang beragam, termasuk kalangan liberal yang kerap jadi "sasaran tembak" Anis. "Biasanya saat DR Anis yang mengisi, kelompok liberal diam saja & tidak berani membantah. Barulah setelah ia pulang, mereka nggrundel (ribut) di belakang," kata Mustafa, mahasiswa asal Gresik [[Jawa Timur|Jatim]]) yang kini sedang menyelesaikan S-2 di Malaysia.
 
Ayah empat anak ini juga sering menulis di jurnal luar negeri, baik berbahasa Arab maupun Inggris. Sayangnya ia mengaku belum sempat menulis makalah dalam bahasa Indonesia. Namun, rupanya ada beberapa jurnal yang sampai saat ini belum bisa menerima tulisannya. "Jurnal tersebut memang dikelola oleh pemikir-pemikir Barat yang tidak setuju dengan pemikiran saya," jelas Khatib 'Aam Syuriah NU Cabang Istimewa Malaysia ini sambi tersenyum.
 
== Pendidikan ==