Komedo: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Andrewn123 (bicara | kontrib) revisi definisi komedo, jenis-jenis komedo, dan patomekanisme akne vulgaris |
||
Baris 18:
}}
'''Komedo''' merupakan lesi nonradang berupa penyumbatan keratin dan sebum pada bukaan folikel rambut (pori-pori kulit). Komedo biasa mengandung bakteri, khususnya ''Propionibacterium acnes, Staphylococcus aureus,'' atau ''Malassezia furfur.'' Komedo dibagi menjadi dua:
# Komedo terbuka (''blackhead''): komedo yang bukaan folikel rambutnya terdilasi (melebar), sehingga sumbatannya terlihat jelas pada permukaan kulit.
== Penyebab komedo ==▼
# Komedo tertutup (''whitehead''): komedo yang bukaan folikel atau lubang pori-porinyanya tidak terdilasi (melebar) secara lebar, sehingga terlihat seperti papul. Sumbatan keratin dan sebum tidak terlihat jelas pada permukaan kulit karena masih tertutup lapisan kulit luar (epidermis). Karena keratin dan sebum ini tidak dapat keluar, sumbatan ini dapat sewaktu-waktu ruptur (pecah) dan menyebabkan lesi kulit yang sifatnya radang.<ref>{{Cite book|date=2012|title=Dorland's Illustrated Medical Dictionary|location=Philadelphia|publisher=Elsevier Saunders|isbn=978-1-4160-6257-8|pages=390|url-status=live}}</ref>
Komedo muncul pada beberapa jenis penyakit kulit. Penyakit paling umum adalah akne vulgaris atau istilah umumnya adalah jerawat. Akne vulgaris hanyalah salah satu dari jenis penyakit akne. Kondisi yang menyerupai akne--tetapi bukan merupakan akne--seperti erupsi kulit imbas produk kosmetik, tidak memiliki lesi komedo, walaupun penampakannya mirip akne. Erupsi kulit (istilah umum: beruntusan) ini acapkali muncul misal setelah menggunakan produk kulit di wajah yang tidak cocok. Akne jenis lain seperti imbas obat-obatan steroid seperti Sindrom Cushing dan kondisi lain akibat berlebihnya hormon kortisol dalam tubuh, hiperkortisisme, juga memiliki gejala serupa akne vulgaris, tetapi tidak memiliki komedo. Sehingga, kondisi tersebut tidak dapat disebut sebagai akne vulgaris atau jerawat.<ref name=":0">{{Cite book|last=Wolff|first=Klaus|last2=Johnson|first2=Richard Allen|last3=Saavedra|first3=Arturo P.|date=2013|title=Fitzpatrick's Color Atlas and Synopsis of Clinical Dermatology|publisher=McGraw Hill Education|isbn=978-0-07-179303-2|pages=|url-status=live}}</ref> Kondisi lain adalah naevus comedonicus yang menyerupai komedo terbuka, tetapi sesungguhnya bukan komedo.
Penyakit lain yang memiliki lesi kulit bereupa komedo adalah hidradenitis supurativa. Pada penyakit ini, komedo yang muncul biasa berupa komedo terbuka yang seolah membentuk terowong (''open-ended comedones'') dan biasa muncul pada lipatan kulit seperti ketiak.<ref name=":1">{{Cite book|last=Wolff|first=Klaus|last2=Johnson|first2=Richard Allen|last3=Saavedra|first3=Arturo P.|date=2013|title=Fitzpatrick's Color Atlas and Synopsis of Clinical Dermatology|publisher=McGraw Hill Education|isbn=978-0-07-179303-2|pages=14|url-status=live}}</ref>
== Faktor risiko dan etiopatogenesis ==
Penyebab dan faktor-faktor risiko yang dibahas berikut merupakan faktor-faktor terbentuknya komedo pada akne vulgaris.
Faktor yang berkemungkinan seseorang berisiko mengalami penyumbatan pori-pori adalah genetik. Faktor lain yaitu adanya kondisi yang menyebabkan resistensi insulin (seperti [[Diabetes melitus tipe 2|diabetes melitus tipe dua]]) dan hingginya kadar dehidroepiandrosteron (DHEA) serum. DHEAS merupakan prekursor hormon testosteron dan DHT. Pada [[Sindrom ovarium polikistik|sindrom ovarium polikistik (PCOS)]], dihidrotestosteron (DHT) meerupakan salah satu bentuk hormon androgen poten yang diubah menjadi DHEA. Hal ini menjelaskan orang dengan sindrom ovarium polikistik dapat memiliki akne. Faktor lain yang dapat berperan misalnya produk-produk berminyak (seperti pomade), pakaian, dan keringat. Faktor seperti pola makan (produk turunan susu) masih belum diketahui apakah dapat memengaruhi akne.<ref>{{Cite journal|last=Williams|first=Hywel C.|last2=Dellavalle|first2=Robert P.|last3=Garner|first3=Sarah|date=2011|title=Acne vulgaris|url=https://www.thelancet.com/journals/lancet/article/PIIS0140-6736(11)60321-8/abstract|journal=The Lancet|volume=379|issue=9813|pages=361-372|doi=https://doi.org/10.1016/S0140-6736(11)60321-8}}</ref>
Penyebab akne vulgaris yang menyebabkan munculnya komedo ini sampai sekarang masih belum diketahui. Patogenesis (mekanisme) penyakit akne vulgaris bersifat kompleks. Hingga kini, ada empat unsur yang mendasari patomekanisme terbentuknya akne, yaitu:
# Hiperproliferasi epidermis folikel
# Produksi sebum
# Bakteri ''Propionibacterium acnes''
# Respons peradangan (inflamasi) dan imun
Patomekanisme akne dianggap diawali dengan adanya mikrokomedo yang diakibatkan oleh proliferasi berlebih lapisan epidermis pada bagian atas folikel rambut (infundibulum) bersamaan dengan meningkatnya adhesi (penempelan) keratinosit (sel kulit tanduk). Hingga kini, masih belum diketahui apa yang memprakarsai dan menstimulasi proliferasi berlebih dan peningkatan adhesi antarkeratinosit ini. Kedua hal ini menyebabkan obstruksi (penyumbatan) yang memungkinkan keratin, sebum, dan bakteri berakumulasi sehingga terjadi dilasi (pelebaran) pada bagian infundibulum folikel.<ref name=":0" />
Selanjutnya, produksi sebum di dalam folikel berperan dalam patomekanisme akne vulgaris. Kandungan utama sebum, trigliserida, akan dipecah oleh bakteri flora normal folikel ''P. acnes'' menjadi asam lemak bebas ''(free fatty acids).'' Asam lemak ini justru mendorong pertumbuhan ''P. acnes'' dan berimbas pada reaksi peradangan. Reaksi peradangan ini nantinya akan menghasilkan gejala-gejala dan tanda-tanda peradangan kulit seperti kemerahan, rasa nyeri, dan nanah.<ref name=":0" />
== Kondisi yang memungkinan munculnya komedo ==
Komedo muncul pada beberapa jenis penyakit kulit. Penyakit paling umum adalah akne vulgaris atau istilah umumnya adalah jerawat. Akne vulgaris hanyalah salah satu dari jenis penyakit akne. Kondisi yang menyerupai akne--tetapi bukan merupakan akne--seperti erupsi kulit imbas produk kosmetik, tidak memiliki lesi komedo, walaupun penampakannya mirip akne. Erupsi kulit (istilah umum: beruntusan) ini acapkali muncul misal setelah menggunakan produk kulit di wajah yang tidak cocok. Akne jenis lain seperti imbas obat-obatan steroid seperti Sindrom Cushing dan kondisi lain akibat berlebihnya hormon kortisol dalam tubuh, hiperkortisisme, juga memiliki gejala serupa akne vulgaris, tetapi tidak memiliki komedo. Sehingga, kondisi tersebut tidak dapat disebut sebagai akne vulgaris atau jerawat.<ref name=":0" /> Kondisi lain adalah naevus comedonicus yang menyerupai komedo terbuka, tetapi sesungguhnya bukan komedo.
Penyakit lain yang memiliki lesi kulit bereupa komedo adalah hidradenitis supurativa. Pada penyakit ini, komedo yang muncul biasa berupa komedo terbuka yang seolah membentuk terowong (''open-ended comedones'') dan biasa muncul pada lipatan kulit seperti ketiak.<ref name=":1" />
=== Berdasarkan ukuran ===
Baris 128 ⟶ 139:
Terapi pemeliharaan
* Retinoid topikal: lihat akne komedonal atau keratolitik +/-BP (Benzoil peroksida) 2,5-5%<ref name="Penyakit Kulit Yang Umum Di Indonesia">"Penyakit Kulit Yang Umum Di Indonesia - Sebuah panduan bergambar." Emmy S. Sjamsoe Daili, Sri Linuwih Menaldi, I Made Wisnu, ISBN 979-99294-1-5</ref>
== Referensi ==
|