Sabelianisme: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 50:
<blockquote>Demikian pula Noetus, orang Smirna menurut tempat lahirnya ... menyiarkan (di tengah-tengah kita) bidat yang bersumber dari si Epigonus ini. Bidat ini sampai ke Roma, lalu dianut Kleomenes sehingga terus bercokol sampai sekarang di kalangan para penerusnya.<ref name="Bantahan Terhadap Segala Bidat, Parwa 10">{{cite web|last1=Hippolytus|first1=of Rome|title=Bantahan Terhadap Segala Bidat, Parwa 10|url=http://www.earlychristianwritings.com/text/hippolytus10.html|website=EarlyChristianWritings|access-date=29 Mei 2017}}</ref></blockquote>
Tertulianus juga memandang modalisme sebagai gagasan baru dari luar yang menyusup masuk ke dalam Gereja, dan bertentangan dengan ajaran yang diterima melalui suksesi. Sesudah memaparkan pemahamannya tentang iman seperti apa yang sudah diterima Gereja, ia selanjutnya menjelaskan betapa "orang lugu", yang senantiasa menjadi golongan mayoritas di antara umat beriman itu, sering kali
<blockquote>Akan tetapi kami, sebagaimana yang sudah senantiasa kami perbuat (wabilkhusus lantaran kami sudah dididik baik-baik oleh Sang Paraklitus, yang menuntun manusia kepada segala kebenaran), percaya bahwa hanya ada satu Allah, tetapi di dalam kerangka '''penatalaksanaan istimewa''' atau yang disebut οἰκονομία ini, yaitu Allah yang hanya satu ini memiliki pula seorang Putra, yakni Firman-Nya, yang keluar dari Diri-Nya sendiri, yang oleh-Nya segala sesuatu dijadikan, dan yang tanpa-Nya tidak ada sesuatu pun yang dijadikan. Dia ini kami percaya sudah diutus Bapa ke dalam Sang Perawan, dan sudah lahir dari padanya—menjadi Manusia sekaligus Allah, Anak Manusia sekaligus Anak Allah, dan sudah disapa dengan nama Yesus Kristus; kami percaya Dia sudah menderita sengsara, wafat, dan dimakamkan, sesuai dengan Kitab Suci, dan kemudian Dia dibangkitkan oleh Bapa dan diangkat kembali ke surga, untuk duduk di sisi kanan Bapa, dan bahwa Dia akan datang menghakimi orang yang hidup dan mati; yang juga mengutus dari surga dari Bapa, seturut janji-Nya sendiri, Roh Kudus, yakni Sang Paraklitus, pengudus iman orang-orang yang percaya akan Bapa, dan akan Putra, dan akan Roh Kudus. Bahwasanya '''kaidah iman''' ini sudah diturunkan kepada kami '''sedari permulaan injil''', bahkan sebelum ada satu pun ahli bidat lawas, apatah lagi Prakseas, pembual kemarin sore itu, akan tampak nyata baik dari keterlambatan tarikh kemunculan yang menjadi ciri semua bidat, maupun dari perangai anyar mutlak Prakseas kita yang baru saja rampung direka cipta itu. Bertolak dari pendirian seperti inilah mulai sekarang kita harus mengiktikadkan suatu praduga yang sama kuatnya guna menghadapi bidat mana pun juga—yakni apa-apa yang muncul pertama itulah yang benar, sedangkan apa-apa yang lancung munculnya belakangan.<ref name="Against Praxeas, Chapter 2">{{cite web|last1=Tertullian|first1=of Carthage|title=Melawan Prakseas, Bab 2|url=http://www.ccel.org/ccel/schaff/anf03.v.ix.ii.html|website=ChristianClassicsEtherealLibrary|access-date=29 Mei 2017}}</ref></blockquote>
Tertulianus juga memandang modalisme sebagai gagasan baru dari luar yang menyusup masuk ke dalam Gereja, dan bertentangan dengan ajaran yang diterima melalui suksesi. Sesudah memaparkan pemahamannya tentang iman seperti apa yang sudah diterima Gereja, ia selanjutnya menjelaskan betapa "orang lugu", yang senantiasa menjadi golongan mayoritas di antara umat beriman itu, sering kali terperangah mendengar gagasan bahwa Allah Yang Mahaesa itu ada wujud dalam tiga dan menentang pemahamannya akan "kaidah iman." Para pendukung Tertulianus menegaskan bahwa yang disifatkan Tertulianus sebagai golongan mayoritas di antara umat beriman adalah "orang lugu", bukan para penentangnya. Penegasan ini dikukuhkan oleh argumen Tertulianus bahwa mereka mengemukakan gagasan-gagasan mereka sendiri, yang tidak pernah diajarkan kepada mereka oleh para tetua mereka:
<blockquote>Memang orang lugu, (saya tidak akan menyebut mereka tidak berhikmat dan tidak terpelajar,) yang senantiasa merupakan golongan mayoritas di antara umat beriman, terperangah akan '''penatalaksanaan istimewa''' (dari Yang Tiga di dalam Yang Satu), dengan alasan bahwa '''kaidah iman''' mereka menarik mereka dari kejamakan ilah duniawi kepada satu-satunya Allah sejati; tanpa paham bahwa, sekalipun Dia adalah satu-satunya Allah, Dia harus diiman di dalam οἰκονομία-Nya sendiri. Urutan angka dan perincian Tritunggal mereka sangka sebagai pemecah-belahan Kemahaesaan; padahal Kemahaesaan yang menurunkan Tritunggal dari dirinya sendiri itu sangatlah jauh dari keterpecahbelahan, malah sesungguhnya ditopang olehnya. Mereka terus-menerus menuding kami sebagai orang-orang yang mengkhotbahkan ajaran dua ilah dan tiga ilah, sementara mereka membanggakan diri sebagai orang-orang yang menyembah Allah Yang Mahaesa; seolah-olah Kemahaesaan itu sendiri jika disertai penarikan-penarikan kesimpulan dengan penalaran yang keliru tidak melahirkan bidat, dan Tritunggal jika dinalar dengan baik barulah merupakan kebenaran.<ref name="Against Praxeas, Chapter 3">{{cite web|last1=Tertulianus|first1=dari Kartago|title=Melawan Prakseas, Bab 3|url=http://www.ccel.org/ccel/schaff/anf03.v.ix.iii.html|website=ChristianClassicsEtherealLibrary|access-date=29 Mei 2017}}</ref></blockquote><!-- ▼
According to modalism and Sabellianism, God is said to be only one person who reveals himself in different ways called ''modes'', ''faces'', ''aspects'', ''roles'' or ''masks'' (Greek πρόσωπα ''[[Prosopon|prosopa]]''; Latin ''[[personae]]'') of the [[YHWH|One God]], as perceived by ''the believer'', rather than ''[[Trinity|three co-eternal persons]]'' within ''the Godhead'', or a "co-equal Trinity".<ref>pgs 51-55[[Vladimir Lossky]] The Mystical Theology of the Eastern Church, SVS Press, 1997. ({{ISBN|0-913836-31-1}}) James Clarke & Co Ltd, 1991. ({{ISBN|0-227-67919-9}})[https://books.google.com/books?id=dxqvWwPSCSwC&q=The+Mystical+Theology+of+the+Eastern+Church]</ref> Modalists note that the only number expressly and repeatedly ascribed to God in the Old Testament is ''One,'' do not accept interpreting this number as denoting union (i.e. Gen 2:24) when it is applied to God, and dispute the meaning or validity of related New Testament passages cited by Trinitarians.<ref>{{cite web| url = http://www.katapi.org.uk/ChristianFaith/master.html?http://www.katapi.org.uk/ChristianFaith/VIII.htm| title = Moss, C. B., ''The Christian Faith: An Introduction to Dogmatic Theology'', The Chaucer Press, London, 1943}}</ref> The [[Comma Johanneum]], which is generally regarded as a spurious text in [[First John]] (1 John 5:7) known primarily from the [[King James Version]] and some versions of the [[Textus Receptus]], but not included in modern critical texts, is an instance (the only one expressly stated) of the word ''Three'' describing God.<ref>See, for example, Metzger, Bruce M., ''A Textual Commentary on the Greek New Testament'' [TCGNT] (2nd Edition), Stuttgart: Deutsche Bibelgesellschaft, 1994, pages 647-649.</ref> Many modalists point out the lack of the word "Trinity" in any canonical scripture.<ref name=ab270703>{{cite web |url= http://www.focusonthekingdom.org/articles/elohim.htm|title=Trinity, or not? |author=Anthony Buzzard |date= July 2003|work=Elohim and Other Terms |publisher=focusonthekingdom.org |access-date=2 March 2011}}</ref>▼
▲<blockquote>Memang orang lugu, (saya tidak akan menyebut mereka tidak berhikmat dan tidak terpelajar,) yang senantiasa merupakan golongan mayoritas di antara umat beriman, terperangah
▲
Passages such as Deut 6:4-5; Deut 32:12; 2Kings 19:15-19; Job 6:10; Job 31:13-15; Psalm 71:22; Psalm 83:16,18; Is 42:8; Is 45:5-7; Is 48:2,9,11-13; Mal 2:8,10; Matt 19:17; Romans 3:30; 2Cor 11:2-3; Gal 3:20; and Jude 1:25 are referenced by modalists as affirming that the Being of the One God is solidly single, and although known in several modes, precludes any concept of divine co-existence. Hippolytus described similar reasoning by Noetus and his followers saying: <blockquote>Now they seek to exhibit the foundation for their dogma by citing the word in the law, “I am the God of your fathers: ye shall have no other gods beside me;” and again in another passage, “I am the first,” He saith, “and the last; and beside me there is none other.” Thus they say they prove that God is one.... And we cannot express ourselves otherwise, he says; for the apostle also acknowledges one God, when he says, “Whose are the fathers, (and) of whom as concerning the flesh Christ came, who is over all, God blessed for ever.”<ref name="Against the Heresy of Noetus"/></blockquote>
|