Tamjidillah II: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Henrys Wirakusumah (bicara | kontrib)
'''Pangeran Ratu Sultan Muda Abdur Rahman dari Banjar memiliki 4 istri:''' Menurut Naskah Cerita Turunan Raja Banjar Dan Kotawaringin (Hikayat Banjar Resensi I) Keturunan Kiai Singasari,termasuk golongan anak cucu orang sepuluh (Nanang-nanangan Raja) yang berhak memakai gelar bangsawan rendah yaitu gelar Nanang atau Anang untuk keturunan lelaki dan Alooh (Galuh) untuk keturunan perempuan.Sebelum menjadi permaisuri, gelarnya adalah Nyai saja Dari Nyai Bukan Menjadi Ratu.setelah men...
Henrys Wirakusumah (bicara | kontrib)
'''Pangeran Ratu Sultan Muda Abdur Rahman dari Banjar memiliki 4 istri:''' Menurut Naskah Cerita Turunan Raja Banjar Dan Kotawaringin (Hikayat Banjar Resensi I) Keturunan Kiai Singasari,termasuk golongan anak cucu orang sepuluh (Nanang-nanangan Raja) yang berhak memakai gelar bangsawan rendah yaitu gelar Nanang atau Anang untuk keturunan lelaki dan Alooh (Galuh) untuk keturunan perempuan.Sebelum menjadi permaisuri, gelarnya adalah Nyai saja Dari Nyai Bukan Menjadi Ratu.setelah men...
Baris 462:
Menurut Naskah Cerita Turunan Raja Banjar Dan Kotawaringin (Hikayat Banjar Resensi I) Keturunan Kiai Singasari,termasuk golongan anak cucu orang sepuluh (Nanang-nanangan Raja) yang berhak memakai gelar bangsawan rendah yaitu gelar Nanang atau Anang untuk keturunan lelaki dan Alooh (Galuh) untuk keturunan perempuan.Sebelum menjadi permaisuri, gelarnya adalah Nyai saja Dari Nyai Bukan Menjadi Ratu.setelah menjadi permaisuri gelar Ratu ditambahkan di belakang gelar Nyai menjadi Nyai Ratu. Hal tersebut menunjukkan bahwa ia bukan berasal dari golongan keturunan raja bangsawan rendah, lain halnya jika isteri utama Sultan berasal dari golongan keturunan Raja, maka namanya secara langsung otomatis disebut Ratu saja, tanpa kata Nyai di depannya.'''Menurut Naskah Cerita Turunan Raja Banjar Dan Kotawaringin (Hikayat Banjar Resensi I) Biasanya gelar dari isteri utama Pangeran Mahkota yang bukan berasal dari keturunan raja adalah Nyai Besar, kemudian setelah menjadi permaisuri Sultan disebut Nyai Ratu'''.
 
1. ♀ '''Permaisuri Ratu Salmah/Salmiyah ( Ratu Salmah/Salmiyah) binti Pangeran Masoöd.<ref name="pegustian"/> {{br}}<ref name="pegustian">{{id}} Helius Sjamsuddin; Pegustian dan Temenggung: akar sosial, politik, etnis, dan dinasti perlawanan di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, 1859-1906; Balai Pustaka, 2001</ref> setelah melahirkan [[Putra Mahkota]] yang diberi nama Rachmadillah/Rahmatillah 1816 Gelarnya ♀ Permaisuri Ratu Salmah/Salmiyah'''. Perkawinan mereka diharapkan akan merukunkan keluarga besar Sultan Kuning/Sultan Hamidullah (Tutus Tuha) dan keluarga besar mangkubumi Tamjidullah I (Tutus Anum) yang pada masa sebelumnya memperebutkan tahta.Perkawinan mereka diharapkan akan merukunkan keluarga besar [[Sultan Kuning]]/Sultan Hamidullah (Tutus Tuha) dan keluarga besar mangkubumi [[Tamjidullah I]] (Tutus Anum) yang pada masa sebelumnya memperebutkan tahta.<ref name="De Indische gids 12">{{cite book
| pages= 2397
- Gelar: Ibu Suri Tua / Ibu Suri Agung Permaisuri Ratu
| title= De Indische gids
- Lahir: [[1799]]
| volume= 12
- '''Wafat: [[1816]] usia (16-17 tahun) Permaisuri Ratu Salmah atau Salmiyah wafat pada tahun 1816 saat melahirkan Putranya Rachmad Illah selamat dalam proses kelahiran tersebut. Rachmad Illah lahir pada tahun [[1816]] dan kemudian wafat pada tahun [[1819]]'''
| url= https://www.google.co.id/books/edition/De_Indische_gids/kYwsAAAAYAAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Rachmad+Illah&pg=PA2397&printsec=frontcover
- Menikah: [[1815]]
| author= C. E. van Kesteren, R. A. van Sandick, J. E. de Meyier
| language= nl
| publisher= J. H. de Bussy
| year= 1890
}}</ref><ref name="Egbert Broer Kielstra">{{cite book
| last= Kielstra
| first= Egbert Broer
| authorlink= Egbert Broer Kielstra
| year= 1892
| title= De ondergang van het Bandjermasinsche rijk
| language= nl
| publisher= E.J. Brill
| pages= 9
| isbn=
| url=https://www.google.co.id/books/edition/De_ondergang_van_het_Bandjermasinsche_ri/PoFVAAAAcAAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Rachmad+Illah&pg=PA9&printsec=frontcover
}}</ref>
- Gelar: Ibu Suri Tua / Ibu Suri Agung Permaisuri Ratu<ref name="pegustian"/> {{br}}
- Lahir: [[1799]]<ref name="pegustian"/> {{br}}
- '''Wafat: [[1816]] usia (16-17 tahun) Permaisuri Ratu Salmah atau Salmiyah wafat pada tahun 1816 saat melahirkan Putranya Rachmad Illah selamat dalam proses kelahiran tersebut. Rachmad Illah lahir pada tahun [[1816]] dan kemudian wafat pada tahun [[1819]]'''<ref name="pegustian"/> {{br}}
- Menikah: [[1815]]<ref name="pegustian"/> {{br}}
- Anak:
- ♂ Rachmad Illah (lahir [[1816]], wafat [[1819]]) [[Putra Mahkota]] yang diberi nama Rachmadillah/Rahmatillah kelak menjadi Sultan Banjar [[Putra Mahkota]] namun meninggal wafat nya [[Putra Mahkota]] Pengganti adalah Sultan [[Tamjidillah II]] / Sultan Tamjidullah al-Wâthiq billâh ) dan Pangeran Mangkubumi Ratu Anom Wirakusuma II.<ref name="pegustian"/> {{br}} Perkawinan mereka diharapkan akan merukunkan (Tutus Tuha Sultan Kuning)/Sultan [[Hamidullah dari Banjar]] dengan keluarga besar (Panembahan Badarul Alam Tutus Anum) [[Pangeran Mangkubumi]] [[Tamjidullah I]] / yang pada masa sebelumnya memperebutkan tahta.<ref name="De Indische gids 12">{{cite book
| pages= 2397
| title= De Indische gids
Baris 491 ⟶ 511:
 
- Catatan:
- ♀ Ratu Salmiyah adalah cucu Raja Kusan II, Pangeran Amir.<ref name="pegustian"/> {{br}}
- Jika isteri utama Sultan berasal dari golongan keturunan Raja, namanya langsung disebut Ratu tanpa kata Nyai di depannya.<ref name="pegustian"/> {{br}}
- Silsilah:
- Ayah: ♂ Pangeran Masoöd, menikahi Gusti Khadijah binti Sultan Sulaiman Rahmatullah [[Sulaiman dari Banjar]]<ref>https://www.liputan6.com/news/read/4679986/11-oktober-1862-perjuangan-pangeran-antasari-terhenti-karena-wabah-cacar?page=2</ref><ref>https://bakabar.com/post/pangeran-antasari-sosok-pahlawan-nasional-asal-kalimantan-selatan-yang-diabadikan-dalam-uang-rp-2000-l7bc3f4r?source=redirect</ref><ref>https://www.kalimantan-news.com/mengenang-pangeran-antasari-pahlawan-dari-pulau-borneo/</ref><ref>https://www.inews.id/news/nasional/biografi-pangeran-antasari-pahlawan-nasional-pemimpin-perang-banjar</ref><ref>https://kumparan.com/sejarah-dan-sosial/hasil-perlawanan-pangeran-antasari-terhadap-belanda-yang-menarik-diketahui-22AtLGScGl5</ref><ref>http://sayyidfajar.blogspot.com/2013/10/habib-sangeng-al-haddad.html</ref><ref>https://www.goodnewsfromindonesia.id/2023/03/30/mengenal-pangeran-antasari</ref><ref>https://www.orami.co.id/magazine/pangeran-antasari</ref><ref>https://www.orami.co.id/magazine/pangeran-antasari</ref><ref>https://katadata.co.id/berita/nasional/62343f7412ec4/biografi-pangeran-antasari-pemimpin-kesultanan-banjar</ref> bin [[Sunan Nata Alam]] bin Panembahan Sepuh dari Banjar [[Tamjidillah I]] <ref name="pegustian"/> {{br}}
- Kakek: ♂ Panggeran Amir Putra Seri Sultan Muhammad Illah / Muhammad Aliuddin Aminullah (Muhammad dari Banjar)<ref>https://www.liputan6.com/news/read/4679986/11-oktober-1862-perjuangan-pangeran-antasari-terhenti-karena-wabah-cacar?page=2</ref><ref>https://bakabar.com/post/pangeran-antasari-sosok-pahlawan-nasional-asal-kalimantan-selatan-yang-diabadikan-dalam-uang-rp-2000-l7bc3f4r?source=redirect</ref><ref>https://www.kalimantan-news.com/mengenang-pangeran-antasari-pahlawan-dari-pulau-borneo/</ref><ref>https://www.inews.id/news/nasional/biografi-pangeran-antasari-pahlawan-nasional-pemimpin-perang-banjar</ref><ref>https://kumparan.com/sejarah-dan-sosial/hasil-perlawanan-pangeran-antasari-terhadap-belanda-yang-menarik-diketahui-22AtLGScGl5</ref><ref>http://sayyidfajar.blogspot.com/2013/10/habib-sangeng-al-haddad.html</ref><ref>https://www.goodnewsfromindonesia.id/2023/03/30/mengenal-pangeran-antasari</ref><ref>https://www.orami.co.id/magazine/pangeran-antasari</ref><ref>https://www.orami.co.id/magazine/pangeran-antasari</ref><ref>https://katadata.co.id/berita/nasional/62343f7412ec4/biografi-pangeran-antasari-pemimpin-kesultanan-banjar</ref> tertangkap pada 14 Mei 1787, kemudian diasingkan ke [[Srilangka]]<ref>https://www.liputan6.com/news/read/4679986/11-oktober-1862-perjuangan-pangeran-antasari-terhenti-karena-wabah-cacar?page=2</ref><ref>https://bakabar.com/post/pangeran-antasari-sosok-pahlawan-nasional-asal-kalimantan-selatan-yang-diabadikan-dalam-uang-rp-2000-l7bc3f4r?source=redirect</ref><ref>https://www.kalimantan-news.com/mengenang-pangeran-antasari-pahlawan-dari-pulau-borneo/</ref><ref>https://www.inews.id/news/nasional/biografi-pangeran-antasari-pahlawan-nasional-pemimpin-perang-banjar</ref><ref>https://kumparan.com/sejarah-dan-sosial/hasil-perlawanan-pangeran-antasari-terhadap-belanda-yang-menarik-diketahui-22AtLGScGl5</ref><ref>http://sayyidfajar.blogspot.com/2013/10/habib-sangeng-al-haddad.html</ref><ref>https://www.goodnewsfromindonesia.id/2023/03/30/mengenal-pangeran-antasari</ref><ref>https://www.orami.co.id/magazine/pangeran-antasari</ref><ref>https://www.orami.co.id/magazine/pangeran-antasari</ref><ref>https://katadata.co.id/berita/nasional/62343f7412ec4/biografi-pangeran-antasari-pemimpin-kesultanan-banjar</ref>.<ref name="pegustian">{{id}} Helius Sjamsuddin; Pegustian dan Temenggung: akar sosial, politik, etnis, dan dinasti perlawanan di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, 1859-1906; Balai Pustaka, 2001</ref><ref name="pegustian"/> {{br}}
- Buyut / Uyut: ♂ Seri Sultan Muhammad Illah / Muhammad Aliuddin Aminullah (Muhammad dari Banjar) Putra Seri Sulthan Chamiedoela / Chamidullah / Hamidullah dari Banjar (Sultan Kuning- Panembahan Kuning)<ref name="pegustian"/> {{br}}
- Moyang: ♂ Seri Sulthan Chamiedoela / Chamidullah / Hamidullah dari Banjar (Sultan Kuning- Panembahan Kuning)<ref name="pegustian"/> {{br}}
 
2. ♀ '''Njahi Ratoe Aminah (Njahi Besar (Agung) Aminah / Njahi Besar (Agung) Biyar / Njahi Besar (Agung) Dawang) setelah melahirkan Gusti Wayuri 1816 Gelarnya ♀ Njahi Ratoe Aminah'''<ref name="pegustian"/> {{br}}
- Gelar:Ibu Suri Muda<ref name="pegustian"/> {{br}}
- Lahir:
- Wafat:
- Menikah: [[1815]]<ref name="pegustian"/> {{br}}
- Anak:
- ♂ Goesti Wayuri (Sultan [[Tamjidullah II]]) (lahir [[1816]])<ref name="pegustian"/> {{br}}
- ♂ Goesti Aria Koesoema ( [[Adipati]] Banua Lima (lahir [[1820]])<ref name="pegustian"/> {{br}}
- ♀ Goesti Salma (lahir [[1821]]) Isti Pangeran Ibrahim<ref name="pegustian"/> {{br}}<ref>{{cite book|lang=nl|pages=122|url=https://books.google.co.id/books?id=hZJUAAAAcAAJ&pg=PA122&dq=Ratoe-Salma&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiWyqrl_bPsAhV5lEsFHUh-CtYQ6AEwAXoECAEQAg#v=onepage&q=Ratoe-Salma&f=false |title=Tijdschrift van het Bataviaasch Genootschap|volume= 9|publisher=Lange|year=1860|first=Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (Batavia)|last=Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (Batavia) }}</ref>
- ♀ Gusti Zinoen (lahir [[1822]])<ref name="pegustian"/> {{br}}
- Catatan:
- ♀ Njahi Ratoe Aminah berasal dari keturunan [[Dayak]] [[Tionghoa]].
- Sultan Banjarmasin [[Tamjidullah II]] diangkat oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda menjadi Sultan Banjar pada [[3 November]] [[1857]] (1274 Hijriyah) di dampingi Pangeran Mangkubumi Ratu Anom Wirakusuma II(Tijdschrift voor Nederlandsch Indië, Volume 23;Volume 52-53. <ref> Tijdschrift voor Nederlandsch Indië, Volume 23;Volume 52-53</ref><ref name="pegustian"/> {{br}}
 
 
3. ♀ '''RatuRatoe Siti Mariama (Njahi RatoeGoestie Siti Mariama)<ref name="pegustian"/> {{br}} setelah melahirkan Gusi Andarun 1822 Gelarnya ♀ RatuRatoe Siti Mariama'''<ref name="wilem">Willem Adriaan Rees, De bandjermasinsche krijg van 1859-1863: met portretten, platen en een terreinkaart, Bagian 1, D. A. Thieme, 1865</ref>
- Gelar: Ibu Suri Muda<ref name="pegustian"/> {{br}}
- Lahir: [[1806]] (menikah usia 15 tahun pada tahun [[1821]] ,melahirkan usia 16 tahun pada tahun [[1822]]<ref name="pegustian"/> {{br}}
- Wafat:
- Menikah:[[1821]]<ref name="pegustian"/> {{br}}
- Anak:
- Gusti Andarun (Pangeran Hijdajat) (lahir [[1822]])<ref name="pegustian"/> {{br}}
- Goesti Rampit (lahir [[1823]])<ref name="pegustian"/> {{br}}
- ♀ Goesti Biduri (lahir [[1825]])<ref name="pegustian"/> {{br}}
- Catatan:
- ♀ Njahi '''Ratoe Siti Mariama (Goestie Siti Mariama binti [[Pangeran Mangkoe Boemi Nata]] (sebelumnya bernama Pangeran Husin menikahi Nyai Intan (Alooh Intan) Binti Alooh Oengka Binti Kiai Adipati Singasari Adipati Banua Lima.<ref name="pegustian"/> {{br}} setelah melahirkan Gusti Andarun (Pangeran Hijdajat) (lahir [[1822]]) Gelarnya ♀ Ratoe Siti Mariama'''<ref name="wilem">Willem Adriaan Rees, De bandjermasinsche krijg van 1859-1863: met portretten, platen en een terreinkaart, Bagian 1, D. A. Thieme, 1865</ref> adalah putri Nyai Intan (Alooh Intan) dengan Gusti Kusin Putra Nyai intansari Binti Kiai Singasari<ref name="silsilahkayutangi.blogspot.com">http://silsilahkayutangi.blogspot.com/p/silsilah-kiai-adipati-singasari-raja.html</ref><ref name="wilem">Willem Adriaan Rees, De bandjermasinsche krijg van 1859-1863: met portretten, platen en een terreinkaart, Bagian 1, D. A. Thieme, 1865</ref> <ref>{{br}}Tijdschrift voor Nederlandsch Indië, Volume 23;Volume 52-53</ref> melahirkan ♀ Njahi Ratoe Siti (Mariama) Menurut Naskah Cerita Turunan Raja Banjar Dan Kotawaringin (Hikayat Banjar Resensi I) Keturunan Kiai Singasari<ref>{{cite book
| lang= nl
| pages= 126
Baris 537 ⟶ 557:
| location= Batavia
}}</ref>
- ♀ Nyai Intan (Alooh Intan) adalah putri [[Pambakal]] Karim, Kepala Kampung / [[Kepala Desa]] di Kalimantan Selatan.<ref name="pegustian"/> {{br}}
- [[Pambakal]] Karim, [[Pambakal]] (ejaan Banjar) atau Pamakal (ejaan Dayak) atau Pembekal (ejaan Melayu) adalah sebutan Kepala Kampung di Kalimantan Selatan, istilah ini kembali digunakan untuk menggantikan istilah [[Kepala Desa]]. menikah dengan Alooh Ongka binti Kiai Siangasari dengan Alooh Arijah<ref name="pegustian"/> {{br}}<ref name="silsilahkayutangi.blogspot.com">http://silsilahkayutangi.blogspot.com/p/silsilah-kiai-adipati-singasari-raja.html</ref><ref name="wilem">Willem Adriaan Rees, De bandjermasinsche krijg van 1859-1863: met portretten, platen en een terreinkaart, Bagian 1, D. A. Thieme, 1865</ref> <ref>{{br}}Tijdschrift voor Nederlandsch Indië, Volume 23;Volume 52-53</ref><ref name="pegustian"/> {{br}}
- Sebelum menjadi Istri Sultan Muda Abdurrahman ,Goestie NjahiSiti Mariama setelah melahirkan Gusi Andarun 1822 Gelarnya ♀ Ratoe Siti (Mariama)'''<ref gelarnyaname="wilem">Willem adalahAdriaan Nyai.Rees, SetelahDe menjadibandjermasinsche menjadikrijg Istrivan Sultan1859-1863: Mudamet Abdurrahmanportretten, gelarnyaplaten menjadien Nyaieen Ratoe.'''setelahterreinkaart, melahirkanBagian Gusi1, AndarunD. 1822A. GelarnyaThieme, 1865</ref> Ratu<ref Siti'''name="pegustian"/> {{br}}
- Menikahmenikah usia 15 tahun pada tahun [[1821]] ,melahirkan usia 1516 tahun pada tahun [[1822]] dan diceraikan pada [[1852]]. Sultan Muda Abdur-Rahman meninggal tidak lama setelah perceraian pada [[5 Maret]] [[1852]].<ref name="pegustian"/> {{br}}
 
 
4. '''Njahi Ratoe Halimah (Njahi Besar (Agung) Halimah / Datu Syekah Al 'Alimatul Fadhilah Halimah) setelah melahirkan Pangerang Wira Koesoema 1822 Gelarnya ♀ Njahi Ratoe Halimah'''<ref name="pegustian"/> {{br}}
- Gelar: Ibu Suri Muda<ref name="pegustian"/> {{br}}
- Lahir: [[1799]]<ref name="pegustian"/> {{br}}
- Wafat: [[1867]] (usia 67-68 Tahun)<ref name="pegustian"/> {{br}}
- Menikah:[[2 november]] [[1821]]<ref name="pegustian"/> {{br}}
- Anak:
- Pangeran Wira Kesoema (lahir [[19 agustus]] [[1822]])<ref name="pegustian"/> {{br}}
- Ratoe Salama: (lahir [[1824]])<ref name="pegustian"/> {{br}}
- Pangeran Jiwa (lahir [[1827]])<ref name="pegustian"/> {{br}}
- Ratu Silamah (lahir [[1829]])<ref name="pegustian"/> {{br}}
- Pangeran Abdullah (lahir [[1832]])<ref name="pegustian"/> {{br}}
- Pangeran Achmat (lahir [[1836]])<ref name="pegustian"/> {{br}}
Catatan:
- Njahi Ratoe Halimah adalah putri Pangeran Syaikh Muhammad Said Al'Bugisi menikah 1798 Dengan Datu Syekah Al 'Alimatul Fadhilah Siti Fatimah Abdul Wahhab II lahir [[1775]] -wafat [[1828]]. Datu Syekah Al 'Alimatul Fadhilah Siti Fatimah Abdul Wahhab II menikah 1798 dengan Pangeran Syekh Muhamad said Bugis albanjari<ref name="pegustian"/> {{br}}
- Datu Syekah Al 'Alimatul Fadhilah Siti Fatimah Abdul Wahhab II 1775 -1828 adalah putri Pangeran Syaikh Abdul Wahhab I yang menikahi Puan Syarifah Binti Syekh [[Muhammad Arsyad al-Banjari]] Datu Kalampayan Lahir [[17 Maret]] [[1710]]- kematian [[13 Oktober]] [[1812]] silsilah hubungan darah bersambung hingga ke Rasulullah SAW.<ref name="pegustian"/> {{br}}<ref name="Tijdschrift 9"/>{{br}}
- Pangeran Wira Kesoema menikahi 1852 Ratu Kerajaan Kusan Pulau Laut Batulicin Bangkalan Ratu Ratna/ Gusti Ratna/ Nyai ratna putri Pangeran Muhammad Nafis<ref name="pegustian"/> {{br}} adalah putra Pangeran Haji Musa yang wafat dalam tahanan Belanda<br>(wafat dalam tahanan Belanda)<ref name="tutur candi">{{cite book
| lang= id
| pages= 156
Baris 570 ⟶ 590:
| url= https://books.google.co.id/books?id=rfgeAAAAMAAJ&q=Gusti&dq=tutur+candi&hl=id&source=gbs_word_cloud_r&cad=4
}}</ref> , .melahirkan Pangeran Muhammadillah,Goesti Hasiah Goesti Hapsah
-- Pangeran Wira Kesoema menikahi 1839 Putri Pangeran Antasari Ratu Hasiah melahirkan Ratu Syarif Abu Bakar berputri Syarifah Ratu Intan.<ref name="pegustian"/> {{br}}Ratu Hasiah adalah kakak kandung ♂ '''[[Panembahan Muda Muhammad Said]]'''<br>wafat 1875<ref>{{cite book|lang=nl|pages=122|url=https://books.google.co.id/books?id=hZJUAAAAcAAJ&pg=PA122&dq=Ratoe-Salma&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiWyqrl_bPsAhV5lEsFHUh-CtYQ6AEwAXoECAEQAg#v=onepage&q=Ratoe-Salma&f=false |title=Tijdschrift van het Bataviaasch Genootschap|volume= 9|publisher=Lange|year=1860|first=Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (Batavia)|last=Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (Batavia) }}</ref>
-- Pangeran Wira Kesoema menikahi Putri Pangeran noh Goesti Hadidjah/ Chadidjah/Khadidjah melahirkan Goesti Ainoen DJariah dan Goesti Hatidjah<ref name="pegustian"/> {{br}}
 
 
 
'''Pemerintahan Kesultanan Banjar Martapoera & Pemerintahan Kesultanan Banjar Bandjarmasing [[3 Juni]] [[1825]] - [[3 maret]] [[1862]]'''<ref name="pegustian"/> {{br}}
<center>{{chart/start}}
{{chart| | | | | | | | SUR | | | |SUR=[[File:Ströhl-Regentenkronen-Fig. 41.png|20px|Monarch]] '''Sultan Adam al-Wâthiq billâh''' [[Adam dari Banjar]] lahir [[1782]] Memerintah Bandjarmasing [[3 Juni]] [[1825]]- [[1 November]] [[1857]]<ref name="pegustian"/> {{br}}
<br>
}}
{{chart| | | | | | | | |)|-|-|-|-|-|.| | | | | | | | }}
{{chart| | | | | | | | TSM | | | | HTG | | | | | |TSM=[[File:Ströhl-Regentenkronen-Fig. 41.png|20px|Monarch]]'''[[Pangeran Ratu]] [[Sultan Muda]] [[Abdur Rahman dari Banjar]] [[Sultan Muda]]'''<br> lahir [[1799]] Memerintah Bandjarmasing [[3 Juni]] [[1825]]- [[5 Maret]] [[1852]]<ref name="pegustian"/> {{br}}
|HTG=[[File:Ströhl-Regentenkronen-Fig. 41.png|20px|Monarch]] '''[[Pangeran Ratu]] [[Sultan Muda]]
[[Pangeran Praboe Anom]]'''<br> lahir [[1807]] Memerintah Martapoera [[10 juni]] [[1855]] – [[23 Februari]] [[1858]]<ref name="pegustian"/> {{br}}
}}
{{chart| | |,|-|-|-|-|-|+|-|-|-|-|-|.| }}
{{chart| | DMG | | | | HID | | | | HTG | |
|DMG=[[File:Ströhl-Regentenkronen-Fig. 41.png|20px|Monarch]] '''[[Sultan]]''' <br> [[Tamjidillah II]] al-Wâthiq billâh lahir [[1816]] Memerintah Bandjarmasing ([[3 November]] [[1857]] - [[25 juni]] [[1859]])<ref name="pegustian"/> {{br}}
|HID=[[File:Ströhl-Regentenkronen-Fig. 41.png|20px|Monarch]] '''[[Pangeran Mangkubumi]]''' <br> '''Pangeran Ratu Anom Wirakusuma al-Wâthiq billâh''' <br> lahir [[1822]] Memerintah Bandjarmasing [[3 November]] [[1857]] - [[25 juni]] [[1859]]<ref name="pegustian"/> {{br}}
|HTG=[[File:Ströhl-Regentenkronen-Fig. 41.png|20px|Monarch]] '''[[Pangeran Mangkubumi]]''' <br> '''Pangeran Ratu Anom Hidayatullah Halillillah lahir [[1822]] Memerintah Martapoera [[9 Oktober]] [[1856]] - [[5 Februari]] [[1860]]'''<ref name="pegustian"/> {{br}}
}}
{{chart/end}}</center>
 
 
{| class="wikitable sortable"
|+'''14 anak Pangeran Sultan Muda Abdur-Rahman '''