Buruan, Blahbatuh, Gianyar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Angayubagia (bicara | kontrib)
Angayubagia (bicara | kontrib)
 
Baris 32:
Pada abad ke 14 M, sewaktu [[Gajah Mada]] menyerang [[kerajaan Bedahulu]], beliau menyusun rencana (siasat) di padukuhan dukuh Dangka (''kedangkan'') di sebelah barat Buruan yang lazim disebut ''Kedangan''.
 
Pada abad ke 16 M, I Gusti Ngurah Jelantik pindah dari [[Gelgel, Klungkung, Klungkung|Gelgel]] ke [[Tojan, Klungkung, Klungkung|Tojan]], diantar oleh [[Kerajaan Buleleng#I Gusti Anglurah Panji Sakti|Ki Gusti Panji Sakti dari Den Bukit]] dengan mengendarai [[gajah]]. Selama beberapa hari, Ki Gusti Panji Sakti berada di daerah Tojan untuk mengisi waktu menghibur diri. Ki Gusti Panji Sakti bersama I Gusti Ngurah Jelantik kemudian memutuskan berburu di dekat Candi Bhurwan. Binatang yang diburunya adalah binatang kecil seperti trenggiling, landak dan biawak yang banyak terdapat di tempat itu. Di sebelah selatan tempat berburu terdapat pepohonan mangga (''getes'') yang menghutan. Karena itu, tempat ini juga diberi nama Buruan. Sedangkan gajah Ki Gusti Panji Sakti digembalakan di sebelah barat tempat berburu yang diberi nama ''Angon Liman''. ''Angon'' berarti mengembala dan ''Liman'' berarti Gajah. Lama-kelamaan lebih dikenal dengan nama ''Bangunliman''.
 
Melalui proses yang panjang, terjadilah pemukiman dengan pola menetap. Karena penduduk semakin banyak dan tempat memenuhi kebutuhan hidup sudah ada berdirilah ''pekraman'' yang berangsur-angsur mempunyai pura ''parahyangan'' (kahyangan tiga). Pekuburannya terletak di selatan Pura Dalem Buruan. Kemudian, terjadi lagi perpindahan penduduk dari [[Bedulu, Blahbatuh, Gianyar|desa Bedahulu]] (penyungsung [[Pura Samuan Tiga]]) bermukim disebelah selatan desa. Disana mendirikan pemujaan berbentuk [[Lingga (arca)|Lingga]] dan Yoni, Ratu Panji dan lain-lain. Ditempat mendirikan pemujaan prahyangan itu ada pohon ''embacang'' (pakel) yang besar. Sehingga parhyangan itu disebut '''Pura Penataran Batan Pakel'''. Sedangkan wilayah pemukiman penyungsungnya disebut '''Hyang Angga Yoni''' atau Yangloni.