== Insiden ==
Insiden ini dimulai saat radar milik [[TNI Angkatan Udara]] mendeteksi pergerakan dari lima unit pesawat terbang tidak dikenal yang terbang dalam formasi tempur. Karena pesawat terbang tersebut kemudian menghilang dari radar, [[Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional II|Kosekhanudnas II]] dan [[Kohanudnas]] pun tidak melaporkannya.<ref>{{cite news |title=Menegangkan, Insiden TNI AU Cegat Pesawat AS Di Atas Pulau Bawean Indonesia |url=https://www.riauonline.co.id/kota-pekanbaru/read/2016/12/15/menegangkan-insiden-tni-au-cegat-pesawat-as-di-atas-pulau-bawean-indonesia |publisher=Riau Online |date= 15 December 2016}}</ref>
Tiga jam kemudian, radar mendeteksi lebih banyak pergerakan di rute penerbangan Green 63 di dekat [[Pulau Bawean]] atau {{convert|66|nmi|lk=in}} dari [[Surabaya]].<ref name=":1">{{cite news |title=Insiden Bawean, Bukti Ketangguhan TNI AU dalam Menjaga Kedaulatan Udara Indonesia |url=https://indonesiadefense.com/insiden-bawean-bukti-ketangguhan-tni-au-dalam-menjaga-kedaulatan-udara-indonesia/ |publisher=Indonesia Defense |date= 27 March 2023}}</ref>
Karena tidak berkomunikasi dengan [[pemandu lalu lintas udara]] dan terbang dengan kecepatan tinggi, pesawat terbang tersebut pun dianggap membahayakan penerbangan sipil.<ref Komandanname=":8">{{Cite Kosekhanudnasnews|last=Marboen|first=Ade P|date=15 Maret 2017|editor-last=Suryanto|title=F-16 nomor registrasi TS-1603 berjasa pada insiden Pulau Bawean|url=https://www.antaranews.com/berita/618202/f-16-nomor-registrasi-ts-1603-berjasa-pada-insiden-pulau-bawean|dead-url=no|work=[[Lembaga Kantor Berita Nasional Antara|ANTARA News]]|archive-url=https://web.archive.org/web/20230621183926/https://www.antaranews.com/berita/618202/f-16-nomor-registrasi-ts-1603-berjasa-pada-insiden-pulau-bawean|archive-date=2023-06-21|access-date=09 Juli 2020}}</ref> Panglima [[Koopsau II]] [[Teddy Sumarno]] kemudian mengutus dua unit jet tempur [[General Dynamics F-16 Fighting Falcon|F-16B Fighting Falcon]] (dengan kode registrasi TS-1602 dan TS-1603) untuk mengidentifikasi pesawat terbang tersebut sambil menghindari konfrontasi dengan tidak melakukan [[Radar lock-on|penguncian radar]]. TS-1603 diawaki oleh [[Ian Fuady]] dan [[Fajar Adriyanto]], sementara TS-1602 diawaki oleh [[Mohamad Tonny Harjono]] dan [[M. Satrio Utomo]]. Pada jam 17:04, dua unit F-16 tersebut pun lepas landas dari [[Pangkalan Udara Iswahyudi]].<ref name=":2" /><ref name=":3">{{cite news |title=Hari Ini, 20 Tahun Lalu, F-16 TNI AU Nyaris "Dogfight" Dengan F/A-18 Hornet Di Atas Bawean |url=https://www.indomiliter.com/hari-ini-20-tahun-lalu-f-16-tni-au-nyaris-dogfight-dengan-f-a-18-hornet-di-atas-bawean/ |publisher=INDO MILITER blog |date=3 July 2023}}{{unreliable source?|date=September 2023}}</ref>
F-16 lalu mencegat pesawat terbang tersebut yang kemudian diidentifikasi sebagai [[F/A-18 HornetsHornet]] dari [[USS Carl Vinson]] milik [[Angkatan Laut Amerika Serikat]]. Menurut seorang pejabat Indonesia, "sebuah manuver serangan" kemudian dilakukan. Selama pencegatan tersebut, Indonesia mengklaim terjadi penguncian radar dan pengacakan radar.<ref name=":1" /> F-16 kemudian berinisiatif menggoyangkan sayapnya untuk mengisyaratkan bahwa mereka tidak sedang mengancam F/A-18. Insiden tersebut berakhir setelah komunikasi radio dapat dilakukan.<ref name="LA Times 2003" /> F/A-18 mengklaim bahwa mereka terbang di atas perairan internasional.<ref name=":1" />
Setelah berkomunikasi, F/A-18 terbang menjauh dan F-16 kembali ke Pangkalan Udara Iswahjudi.<ref name=":2">{{cite news |title=F-16 nomor registrasi TS-1603 berjasa pada insiden Pulau Bawean |url=https://www.antaranews.com/berita/618202/f-16-nomor-registrasi-ts-1603-berjasa-pada-insiden-pulau-bawean |publisher=ANTARA News |date= 15 March 2017 }}</ref>
== Investigasi dan dampak ==
Setelah F-16 mendarat, TNI Angkatan Udara mendapat informasi dari pemandu lalu lintas udara di [[Bali]] bahwa F/A-18 adalah bagian dari pasukan Angkatan Laut Amerika Serikat dan bahwa F/A-18 baru saja menghubungi pemandu lalu lintas udara di Bali untuk melaporkan pergerakan mereka.
Lima unit F/A-18 yang dicegat berasal dari kapal induk USS Carl Vinson yang sedang berlayar dari barat ke timur bersama dua unit [[fregat]] dan satu unit [[kapal perusak]]. Dari hasil pemantauan TNI Angkatan Udara, konvoi Angkatan Laut Amerika Serikat tersebut berlayar di dekat Pulau Bawean dengan kecepatan {{convert|20|kn|lk=in}} serta melintasi [[Pulau Madura]] dan [[Pulau Kangean]] 12 jam kemudian.
TNI Angkatan Udara kemudian mengutus satu unit pesawat pengintai Boeing 737-200 untuk memantau pergerakan dari konvoi tersebut. Saat 737 menghubungi untuk menanyakan tujuan mereka, F/A-18 menyatakan "Kami berada di perairan internasional."
Pasca insiden ini, [[Dewan Perwakilan Rakyat]] meminta pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Pertahanan, untuk mengirim nota keberatan kepada pemerintah Amerika Serikat. Dari foto pemantauan yang berhasil diambil, pemerintah Indonesia memprotes Amerika Serikat yang memasuki perairan Indonesia tanpa izin.<ref name=":1" />
[[Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta]] menyatakan bahwa konvoi tersebut telah meminta izin kepada pemerintah Indonesia dan, bahwa pesawat terbang tersebut tidak melanggar hukum internasional, dan bahwa mereka telah memberitahu otoritas di Indonesia mengenai latihan yang mereka lakukan. Indonesia kemudian menyatakan bahwa mereka belum menerima pemberitahuan tersebut dan belum mengeluarkan izin untuk konvoi tersebut.<ref>{{cite news |title=Indonesia Blames Indian & US Military Planes For Violating Their Airspace Multiple Times Since January |url=https://www.eurasiantimes.com/indonesia-blames-india-us-military-planes-for-violating-their/ |publisher=The EuraAsian Times}}</ref><ref>{{cite news |title=Indonesia protest US jet incursion |url=https://www.smh.com.au/national/indonesia-protest-us-jet-incursion-20030711-gdh2vh.html |publisher=The Sydney Morning Herald |date= 11 July 2003}}</ref> PangkohanudnasPanglima Kohanudnas [[Wresniwiro]] kemudian menyatakan bahwa Angkatan Laut Amerika Serikat memang telah mengajukan izin, "tetapi birokrasi kami terlalu lambat untuk mengeluarkan izin tersebut."<ref name="LA Times 2003">{{cite news |title=Indonesian, U.S. Jets Face Off Near Java |url=https://www.latimes.com/archives/la-xpm-2003-jul-05-fg-indo5-story.html |publisher=The Los Angeles Times |date=5 July 2003}}</ref>
USS Carl Vinson sedangrencananya dalamtiba pelayaran menujudi [[Perth]] pada tanggal 14 Juli 2003. Kapal tersebut kemudian menyinggahitiba di [[Hong Kong]] pada tanggal 6 Agustus melalui Laut Jawa dengan rute yang sama.<ref>{{cite web | title=USS Carl Vinson (CVN 70) WestPac Cruise Book 2003 - Cruise Route and Ports of Call | website=Unofficial US Navy Site | url=https://www.navysite.de/cruisebooks/cvn70-03/592.htm | access-date=16 September 2023}}</ref><ref>{{cite web | title=USS Carl Vinson (CVN 70) history | website=U.S. Carriers | date=13 March 1982 | url=http://www.uscarriers.net/cvn70history.htm | access-date=16 September 2023}}</ref> Selama tahun 2003, skadron VFA-22, VMFA-314, VFA-146, dan VFA-147 ditugaskan di USS Carl Vinson denganuntuk menggunakanmengoperasikan F/A-18C/D Hornet.<ref>{{cite web | title=USS Carl Vinson (CVN 70) WestPac Cruise Book 2003 - Table of Contents | website=Unofficial US Navy Site | url=https://www.navysite.de/cruisebooks/cvn70-03/index.html | access-date=17 September 2023}}</ref> Namun, belum jelas skadron mana yang terlibat dalam insiden ini.
== Referensi ==
|