Partai Persatuan Pembangunan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k WP:NOVISIMISI – larangan mencantumkan visi dan misi
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Add 1 book for Wikipedia:Pemastian (20240709)) #IABot (v2.0.9.5) (GreenC bot
Baris 46:
Khawatir PPP akan memenangkan pemilu, Soeharto mempermainkan ketakutan masyarakat dengan meminta [[Tentara Nasional Indonesia|militer]] menangkap sekelompok orang yang mengaku terkait dengan [[Komando Jihad]]. Oleh karena itu, beberapa orang menjadi khawatir bahwa memilih PPP dan partainya yang berhaluan Islam berarti menyatakan dukungannya terhadap Komando Jihad. Dan dalam pemerintahan yang semakin otoriter, banyak yang menolak untuk dikaitkan dengan pihak yang salah. Golkar kemudian memenangkan pemilihan legislatif dengan 62% dan PPP berada di urutan kedua dengan 27% suara.
[[File:United_Development_Party_HQ.jpg|pra=https://en.wiki-indonesia.club/wiki/File:United_Development_Party_HQ.jpg|jmpl|Kantor Pusat PPP di Jalan Diponegoro 60, Jakarta]]
Namun PPP tidak tinggal diam dan menerima kekalahan. Pada Sidang Umum MPR tahun 1978, anggota PPP [[Chalid Mawardi]] melontarkan kritik pedas terhadap rezim Soeharto. Mawardi menuduh Pemerintah anti-Muslim, mengeluhkan tindakan keras yang dilakukan pemerintah terhadap perbedaan pendapat, dan menuduh bahwa Pemilu Legislatif tahun 1977 dimenangkan karena adanya kecurangan dalam pemilu.<ref>{{cite book|last=Elson|first=Robert|year=2001|title=Suharto: A Political Biography|url=https://archive.org/details/suhartopolitical0000elso|location=UK|publisher=The Press Syndicate of the University of Cambridge|isbn=0-521-77326-1|pages=[https://archive.org/details/suhartopolitical0000elso/page/225 225]}}</ref> Anggota PPP juga melakukan aksi mogok massal ketika Soeharto menyebut agama sebagai “aliran kepercayaan”.
[[File:Logo_PPP_(1973-1982).svg|pra=https://en.wiki-indonesia.club/wiki/File:Logo_PPP_(1973-1982).svg|ka|jmpl|Logo Partai 1973-1985]]
PPP tampaknya semakin mengukuhkan statusnya sebagai partai oposisi terkuat. Namun hal itu tidak akan bertahan lama. Pada tahun 1984, [[Nahdlatul Ulama|NU]], di bawah pimpinannya, [[Abdurrahman Wahid]], menarik diri dari PPP, sehingga melemahkan partai. Perolehan suara PPP turun dari hampir 28% pada [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1982|pemilu legislatif tahun 1982]] menjadi 16% pada [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1987|pemilu legislatif tahun 1987]], PPP juga dipaksa oleh pemerintah untuk mengganti ideologi Islamnya dengan ideologi nasional [[Pancasila]] dan berhenti menggunakan simbol-simbol Islam. Akibatnya, partai tersebut mengganti logonya yang menunjukkan tempat suci [[Ka'bah|Kabah]] di [[Makkah]] dengan bintang.<ref>{{cite book|last=Schwarz|first=Adam|year=1994|title=A Nation in Waiting: Indonesia in the 1990s|url=https://archive.org/details/nationinwaitingi00schw|publisher=Allen & Unwin|isbn=0-521-77326-1|pages=[https://archive.org/details/nationinwaitingi00schw/page/172 172]}}</ref> Elemen Nahdatul Ulama demikian kembali ke kancah politik nasional pada tahun 1999 sebagai [[Partai Kebangkitan Bangsa]] (PKB), [[Partai Kebangkitan Umat]] (PKU), Partai Suni ([[Solidaritas Umat Nahdliyin Indonesia]]), dan [[Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Indonesia|Partai Nahdlatul Ummah]] (PNU).<ref name=":5">{{cite web|author=Topan Yuniarto|date=05-01-2022|title=Partai Persatuan Pembangunan|url=https://kompaspedia.kompas.id/baca/profil/lembaga/partai-persatuan-pembangunan|work=Kompaspedia|publisher=[[Kompas Gramedia|Kompas]]|access-date=2024-03-11}}</ref>