|Efek atau dampak diartikan sebagai sesuatu yang terjadi pada pengunjung setelah menerima pesan dari unsur sumber. Hal itu dapat dicontohkan seperti adanya perubahan mindest, pengetahuan, insirasi dan pola pikir
|}
== Museum Kapal Selam Senopati ==
Museum Kapal Selam Pasopati<ref name="Adiakurnia">{{Cite news|url=http://travel.kompas.com/read/2017/06/22/142100627/monumen.kapal.selam.surabaya.bukti.kejayaan.maritim.indonesia|title=Monumen Kapal Selam Surabaya, Bukti Kejayaan Maritim Indonesia|work=[[Kompas.com]]|language=en|access-date=2017-10-17|editor-last=Asdhiana|editor-first=I Made|first=Muhammad Irzal|last=Adiakurnia}}</ref> berada di [[Surabaya]], tepatnya di Jalan Pemuda, Embong Kaliasin, Genteng. Museum ini didirikan pada tahun 1995 atas inisiasi [[Gubernur]] [[Jawa Timur]] pada masa itu, Basofi Soedirman, dan pihak [[TNI Angkatan Laut]]. Di dalam Museum Kapal Selam Pasopati terdapat kapal selam asli bernomor lambung Pasopati 410 di bawah Korps Hiu Kencana TNI-AL. Pengelolaannya sendiri berada di bawah PUSKOPAL (Pusat Koperasi Angkatan Laut) yang merupakan bagian dari usaha [[Angkatan laut]] dalam mengelola aset-asetnya. Adapun pendirian Museum Kapal Selam Pasopati selain sebagai [[Objek wisata]] edukasi juga sebagai upaya untuk mengenang jasa Kapal Selam Pasopati pada masa baktinya.
Berikut ini penjabaran unsur-unsur komunikasi pada Museum Kapal Selam Pasopati:
{| class="wikitable"
|'''No.'''
|'''Unsur Komunikasi'''
|'''Deskripsi'''
|-
|1.
|Sumber (''Source)''
|Dalam komunikasi museum, sumber (''source'') diartikan sebagai personel atau keseluruhan sumber daya manusia yang ada di dalam museum, seperti ''director'', kurator, kelompok kerja, dan lain-lain.
|-
|2.
|Pesan
|Pesan diartikan sebagai simbol verbal maupun nonverbal yang berisi nilai, gagasan, atau informasi lain yang dikomunikasikan oleh unsur sumber kepada penerima.
|-
|3.
|Media
|Media disebut juga sebagai saluran atau alat atau wahana yang digunakan unsur sumber untuk menyampaikan pesan kepada penerima.
|-
|4.
|Pengunjung
|Pengunjung diartikan sebagai penerima pesan (''receiver''), yaitu mereka yang datang ke museum dan menafsirkan sendiri pesan-pesan yang disampaikan oleh unsur sumber menjadi gagasan atau informasi baru yang dia pahami.
|-
|5.
|Gangguan
|Gangguan atau disebut dengan hambatan diartikan sebagai rangsangan tambahan, baik berupa fisik maupun psikologis, yang tidak dikehendaki dan mengganggu pesan yang disampaikan oleh unsur sumber.
|-
|6.
|Efek
|Efek atau dampak diartikan sebagai sesuatu yang terjadi pada pengunjung setelah menerima pesan dari unsur sumber. Hal itu dapat dicontohkan seperti adanya perubahan mindest, pengetahuan, insirasi dan pola pikir
|}
Berikut ini dijabarkan analisis kualitas unsur-unsu Museum Kapal Selam Pasopati [[Surabaya]]:<ref name=":0" />
'''1.Sumber'''
Sumber daya manusia dalam Museum Kapal Selam Pasopati Surabaya berperan sebagai pelaksana dan pengelola museum. Berdasarkan sumber penelitian sebelumnya, sumber daya manusia yang mengelola dan menjalankan fungsi di [[Museum]] Kapal Selam Pasopati termasuk dalam kategori kurang memadai. Hal itu disebabkan oleh banyaknya ketidaksesuaian antara peran yang diampu dengan latar belakang pendidikan. Sebagai contoh, di Museum Kapal Selam Senopati Surabaya, peran kurator, tata pameran, dan konservasi tidak memiliki ''background'' pendidikan formal. Padahal, standar minimal untuk menjadi kurator adalah S1 Permuseuman atau bidang lain yang sejenis; standar minimal untuk tata pameran adalah D3 seni rupa; sedangkan standar minimal untuk konservasi adalah SMA jurusan IPA.
'''2. Pesan'''
Secara garis besar, pesan yang dikomunikasikan dalam museum tergolong belum dikonsep dengan baik. Hal itu dapat dilihat pada banyaknya pengunjung yang merasa kebingungan, tidak terinspirasi, dan tidak mendapat pengetahuan baru yang signifikan. Salah satu pesan yang disampaikan berupa film dokumenter terkesan tidak sesuai dengan tema besar yang dingkat Museum Kapal Selam Pasopati. Museum ini tidak mengangkat pesan mengenai Kapal Selam Pasopati secara spesifik, tetapi kebanyakan mengangkat tentang sejarah [[Tni AL]]. Sementara itu, hal-hal penting seperti misi Kapal Selam Pasopati berikut sejarah dan pembuatannya justru tidak banyak diangkat.<ref name="Adiakurnia"/>
'''3. Media'''
Media utama yang digunakan dalam Museum Kapal Selam Pasopati adalah Kapal Selam Pasopati itu sendiri. Kapal selam tersebut berpotensi menjadi media komunikasi pesan yang baik karena keunikan dan kelangkaannya. Bahkan, Kapal Selam Pasopati disebut-sebut sebagai satu-satunya di Indonesia dan [[Asia Tenggara]].<ref>{{Cite web|url=https://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/menyelami-kejayaan-kri-pasopati-di-monumen-kapal-selam|title=Menyelami Kejayaan KRI Pasopati di Monumen Kapal Selam {{!}} IndonesiaKaya.com - Eksplorasi Budaya di Zamrud Khatulistiwa|last=Kaya|first=Indonesia|website=IndonesiaKaya|access-date=2017-10-17}}</ref> Oleh karena itu, media utama komunikasi Museum Kapal Selam Pasopati dapat digolongkan sebagai media komunikasi yang unik.
'''4. Pengunjung'''
Berdasarkan hasil penelitian yang ada, 98% dari pengunjung museum menginginkan adanya pengetahuan baru mengenai perkembangan maritim dari museum. Pengunjung juga menginginkan adanya koleksi unik dan bernilai penting seperti kapal selam asli dan pelayaran yang maksimal. Di samping itu, pengunjung juga menginginkan penggunaan teknologi dalam komunikasi museum seperti audiovisual dan smart tablet.
'''5. Efek'''
Secara garis besar, efek atau dampak buruk masih banyak bermunculan sebagai akibat dari sumber daya manusia museum yang kurang kompeten, pesan museum yang tidak dirancang dengan baik, serta adanya potensi gangguan yang cukup tinggi. Hal-hal itu menyebabkan munculnya kebingungan pengunjung, tidak terinspirasi, dan pengunjung merasa tidak memperoleh tambahan pengetahuan yang signifikan.
'''6. Gangguan'''
Secara umum, masih banyak terdapat gangguan dalam unsur komunikasi Museum Kapal Selam pasopati. Gangguan itu dibagi menjadi gangguan fisik dan psikologis. Gangguan fisik terjadi akibat ukuran ruang kapal yang sempit, penuh, sesak, dan membuat pengunjung merasa tidak nyaman. Selain itu, panggung hiburan dan kolam renang yang berada di sekitar kapal selam juga menyebabkan ketidaknyamanan. Sementara gangguan psikologis muncul akibat adanya kebingungan pengunjung karena ''storyline'' yang ada tidak dikonsep dengan baik dan unsur sumber komunikasi museum tidak kompeten sehingga menimbulkan kebingungan pada pengunjung.
== Referensi ==
|