Suku Sunda: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Heyand (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 151:
== Etimologi ==
 
Menurut Rouffaer (1905: 16) menyatakan bahwa kata Sunda berasal dari akar kata "sund" atau kata "suddha" dalam [[bahasa Sanskerta]] yang mempunyai pengertian bersinar, terang, berkilau, atau putih (Williams, 1872: 1128, Eringa, 1949: 289). Dalam [[bahasa Kawi]] dan [[bahasa Bali]] pun terdapat kata Sunda, dengan pengertian: bersih, suci, murni, tak tercela/bernoda, air, tumpukan, pangkat, atau waspada (Anandakusuma, 1986: 185-186; Mardiwarsito, 1990: 569-570; Winter, 1928: 219). Orang Sunda meyakini bahwa memiliki etos atau karakter ''Kasundaan'', sebagai jalan menuju keutamaan hidup. Karakter orang Sunda yang dimaksud adalah ''cageur'' (sehat), ''bageur'' (baik), ''bener'' (benar), ''singer'' (mawas diri), ''wanterwantér'' (berani), dan ''pinter'' (cerdas). Karakter ini telah dijalankan oleh masyarakat Sunda sejak zaman [[Kerajaan Salakanagara]], [[Kerajaan Tarumanagara|Tarumanagara]], [[Kerajaan Sunda-Galuh|Sunda-Galuh]], [[Kerajaan Pajajaran|Pajajaran]] hingga sekarang.
 
Nama Sunda mulai digunakan oleh raja [[Purnawarman]] pada tahun 397 untuk menyebut ibu kota [[Kerajaan Tarumanagara]] yang didirikannya. Untuk mengembalikan pamor Tarumanagara yang semakin menurun, pada tahun 670, Tarusbawa, penguasa Tarumanagara yang ke-13, mengganti nama Tarumanagara menjadi Kerajaan Sunda. Kemudian peristiwa ini dijadikan alasan oleh Kerajaan Galuh untuk memisahkan negaranya dari kekuasaan Tarusbawa. Dalam posisi lemah dan ingin menghindarkan perang saudara, Tarusbawa menerima tuntutan raja Galuh. Akhirnya kawasan Tarumanagara dipecah menjadi dua kerajaan, yaitu [[Kerajaan Sunda]] dan [[Kerajaan Galuh]] dengan [[Sungai Citarum]] sebagai batasnya.