Sabelianisme: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 52:
Tertulianus juga memandang modalisme sebagai gagasan baru dari luar yang menyusup masuk ke dalam Gereja, dan bertentangan dengan ajaran yang diterima melalui suksesi. Sesudah memaparkan pemahamannya tentang iman seperti apa yang sudah diterima Gereja, ia selanjutnya menjelaskan betapa "orang lugu", yang senantiasa menjadi golongan mayoritas di antara umat beriman itu, sering kali terperangah mendengar gagasan bahwa Allah Yang Mahaesa itu ada wujud dalam tiga dan menentang pemahamannya akan "kaidah iman." Para pendukung Tertulianus menegaskan bahwa yang disifatkan Tertulianus sebagai golongan mayoritas di antara umat beriman adalah "orang lugu", bukan para penentangnya. Penegasan ini dikukuhkan oleh argumen Tertulianus bahwa mereka mengemukakan gagasan-gagasan mereka sendiri, yang tidak pernah diajarkan kepada mereka oleh para tetua mereka:
<blockquote>Akan tetapi kami, sebagaimana yang sudah senantiasa kami perbuat (wabilkhusus lantaran kami sudah dididik baik-baik oleh Sang Paraklitus, yang menuntun manusia kepada segala kebenaran), percaya bahwa hanya ada satu Allah, tetapi di dalam kerangka '''penatalaksanaan
Tertulianus juga memandang modalisme sebagai gagasan baru dari luar yang menyusup masuk ke dalam Gereja, dan bertentangan dengan ajaran yang diterima melalui suksesi. Sesudah memaparkan pemahamannya tentang iman seperti apa yang sudah diterima Gereja, ia selanjutnya menjelaskan betapa "orang lugu", yang senantiasa menjadi golongan mayoritas di antara umat beriman itu, sering kali terperangah mendengar gagasan bahwa Allah Yang Mahaesa itu ada wujud dalam tiga dan menentang pemahamannya akan "kaidah iman." Para pendukung Tertulianus menegaskan bahwa yang disifatkan Tertulianus sebagai golongan mayoritas di antara umat beriman adalah "orang lugu", bukan para penentangnya. Penegasan ini dikukuhkan oleh argumen Tertulianus bahwa mereka mengemukakan gagasan-gagasan mereka sendiri, yang tidak pernah diajarkan kepada mereka oleh para tetua mereka:
<blockquote>Memang orang lugu, (saya tidak akan menyebut mereka tidak berhikmat dan tidak terpelajar,) yang senantiasa merupakan golongan mayoritas di antara umat beriman, terperangah mendengar '''penatalaksanaan
Menurut Modalisme dan Sabelianisme, Allah adalah satu-satunya oknum yang menyingkapkan diri dengan beragam cara yang disebut ''modus'', ''wajah'', ''aspek'', ''peran'', atau ''kedok'' ({{lang-la|πρόσωπα}}, ''[[Prosopon|prosopa]]''; {{lang-la|[[personae]]}}) dari [[YHWH|Allah Yang Mahaesa]], sebagaimana yang dipahami oleh ''orang beriman'', bukannya ''[[Tritunggal|tiga oknum yang sama-sama kekal]]'' di dalam ''Ke-Allah-an'', atau suatu "Tritunggal yang setara satu sama lain".<ref>pgs 51-55[[Vladimir Lossky]] The Mystical Theology of the Eastern Church, SVS Press, 1997. ({{ISBN|0-913836-31-1}}) James Clarke & Co Ltd, 1991. ({{ISBN|0-227-67919-9}})[https://books.google.com/books?id=dxqvWwPSCSwC&q=The+Mystical+Theology+of+the+Eastern+Church]</ref> Bertolak dari pengamatan bahwa satu-satunya angka yang digunakan secara terang-terangan dan berulang kali untuk menyifatkan Allah di dalam Perjanjian Lama adalah ''Satu,'' kaum Modalis tidak terima jika angka tersebut ditafsirkan mengisyaratkan kesatuan (sebagai contoh, nas {{Alkitab|Kejadian 2:24}}) apabila diterapkan untuk Allah, dan mempertanyakan makna atau kesahihan nas-nas Perjanjian Baru terkait yang dikutip oleh golongan pengusung doktrin Tritunggal.<ref>{{cite web| url = http://www.katapi.org.uk/ChristianFaith/master.html?http://www.katapi.org.uk/ChristianFaith/VIII.htm| title = Moss, C. B., ''The Christian Faith: An Introduction to Dogmatic Theology'', The Chaucer Press, London, 1943}}</ref> [[Comma Johanneum|Comma Iohanneum]], yang pada umumnya dianggap bukan unsur asli dari [[Surat Yohanes yang Pertama|Surat Pertama Yohanes]] ({{Alkitab|1 Yohanes 5:7}}), yang diketahui keberadaannya terutama dari [[Alkitab Raja James|versi Raja James]] dan beberapa versi [[Textus Receptus]], tetapi tidak dimasukkan ke dalam teks-teks kritis modern, adalah salah satu contoh (satu-satunya yang dinyatakan secara terang-benderang) pemakaian kata ''Tiga'' untuk menyifatkan Allah.<ref>Sebagai contoh, lih. Metzger, Bruce M., ''A Textual Commentary on the Greek New Testament'' [TCGNT] (Edisi ke-2), Stuttgart: Deutsche Bibelgesellschaft, 1994, halaman 647-649.</ref> Banyak penganut Modalisme yang mengangkat soal ketiadaan kata "Tritunggal" di dalam semua kitab suci yang kanonis.<ref name=ab270703>{{cite web |url= http://www.focusonthekingdom.org/articles/elohim.htm|title=Trinity, or not? |author=Anthony Buzzard |date= July 2003|work=Elohim and Other Terms |publisher=focusonthekingdom.org |access-date=2 Maret 2011}}</ref>
Nas-nas seperti {{Alkitab|Ulangan 6:4-5}}; {{Alkitab|Ulangan 32:12}}; {{Alkitab|2 Raja-Raja 19:15-19}}; {{Alkitab|Ayub 6:10}}; {{Alkitab|Ayub 31:13-15}}; {{Alkitab|Mazmur 71:22}}; {{Alkitab|Mazmur 83:16}}, {{Alkitab|Mazmur 83:18|18}}; {{Alkitab|Yesaya 42:8}}; {{Alkitab|Yesaya 45:5-7}}; {{Alkitab|Yesaya 48:2}}, {{Alkitab|Yesaya 48:9|9}}, {{Alkitab|Yesaya 48:11-13|11-13}}; {{Alkitab|Maleakhi 2:8}}, {{Alkitab|Maleakhi 2:10|10}}; {{Alkitab|Matius 19:17}}; {{Alkitab|Roma 3:30}}; {{Alkitab|2 Korintus 11:2-3}}; {{Alkitab|Galatia 3:20}}; dan {{Alkitab|Yudas 1:25}} adalah nas-nas yang dirujuk kaum Modalis sebagai nas-nas yang mengukuhkan bahwa kemahaesaan Allah itu adalah satu mutlak, dan sekalipun dikenal dalam beberapa moda, memustahilkan segala macam konsep kewujudan-bersama. Hipolitus memaparkan penalaran yang sama dari Noetus dan para pengikutnya sebagai berikut:
<blockquote>Sekarang mereka berusaha memperlihatkan landasan dogma mereka dengan mengutip ayat di dalam hukum, “Akulah Allah nenek moyangmu: jangan ada padamu ilah selain Aku;” juga di dalam ayat lain, “Akulah yang awal,” Firmannya, “dan yang akhir; dan tidak ada ilah selain Aku.” Demikianlah katanya mereka membuktikan bahwa Allah itu satu.... Dan mustahillah kami mengungkapkan keimanan kami selain yang demikian, katanya; lantaran rasul-rasul juga mengamini satu Allah, ketika ia berkata, “Mereka adalah keturunan bapa-bapa leluhur, yang menurunkan Mesias dalam keadaan-Nya sebagai manusia, yang ada di atas segala sesuatu. Ia adalah Allah yang harus dipuji sampai selama-lamanya.”<ref name="Against the Heresy of Noetus"/></blockquote><!--
[[Oneness Pentecostals]], an identifier used by some modern modalists,<ref name=oneness>{{cite web| url = http://www.apostolic-voice.org/wp-content/uploads/2012/09/the-oneness-of-god.pdf| title = The Oneness of God}}</ref><ref name="rebuttal to oneness">{{cite web| url = http://thereforegodexists.com/oneness-god-david-k-bernard/| title = A rebuttal to Bernard| date = 6 July 2022}}</ref> claim that Colossians 1:12-20 refers to Christ's relationship with the Father in the sense of different roles of God:
|