Rutah, Amahai, Maluku Tengah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Elijah Mahoebessy (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Elijah Mahoebessy (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 25:
Permukiman di Namale ini rusak sebagian akibat gelombang tsunami pada 1899. Masjid dan semuanya tenggelam. Trauma atas peristiwa tersebut menginspirasi matarumah Latarissa untuk berpindah dan membuat negeri tersendiri. Raja Alfaris Tamaela yang sedang memerintah di Soahuku mengizinkan perpindahan tersebut dan menunjuk Abdul Rauf Latarissa yang merupakan kepala Soa Su'un untuk memimpin perpindahan tersebut. Sebagian tanah pertuanan Soahuku dibagi kepada Negeri Rutah yang baru berdiri. Sumber di Soahuku menunjukkan bahwa Abdul Rauf Latarissa yang memimpin perpindahan ke Rutah nanti disahkan sebagai raja atau ''upu latu'' di negeri yang baru, yang menyebabkan kekosongan posisi kepala Soa Su'un. Kekosongan tersebut terjadi hampir seabad lamanya, hingga pada 29 Agustus 1991 atau tepat 92 tahun, kepala Soa Su'un kembali dijabat oleh anggota dari matarumah Latarissa, yakni Frans Latarissa, salah satu dari sedikit anggota keluarga itu yang memeluk agama Kristen. Catatan di Rutah, yang menjadi raja pertama adalah Ahmad Latarissa yang nanti membangun kembali masjid di negeri yang baru dan namanya diabadikan sebagai nama masjid tersebut.
 
Walaupun terjadi perpindahan dan perpisahan, hubungan penduduk Rutah dengan Negeri Soahuku terbilang kuat dan akrab. Antara 1931 hingghingga 1939, jabatan raja di Rutah kosong pasca turunnya Raja Abdul Rauf Latarissa, sehingga kekosongan tersebut diisi oleh Raja Christian Tamaela I. Jadilah selama delapan tahun, Raja Soahuku memerintah dua negeri.
 
== Kondisi wilayah ==