Bumiayu, Brebes: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
*drew (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
'''Bumiayu''' adalah sebuah [[kecamatan]] di [[Kabupaten Brebes]], [[Jawa Tengah]]. Dia merupakan pusat aktivitas masyarakat di Brebes bagian selatan. Brebes bagian Selatan meliputi Kecamatan Bumiayu, Kecamatan Tonjong, Kecamatan Sirampog, Kecamatan Bantarkawung, dan Kecamatan Paguyangan.
 
Bumiayu direncanakan akan menjadi [[kabupaten]] baru. Presidium sudah dibentuk sejak tahun 2005. Keinginan untuk memisahkan diri dari Kabupaten Brebes tidak semata-mata didorong oleh faktor ekonomi atau kesulitan akses birokrasi kepada ibukota Kabupaten. Secara sosiologis, sudah sejak lama, "orang Bumiayu" tidak mau menyebut dirinya sebagai "orang Brebes". Hal ini bisa dilihat dari Kartu Tanda Penduduk (KTP) warga Bumiayu, mereka lebih memilih menyebut tempat kelahirannya dengan nama Bumiayu, ketimbang Brebes sebagai nama Kabupatennya. Secara bahasa, meski secara generik sama-sama "Jawa Ngapak", secara dialek sangat berbeda.
Bumiayu direncanakan akan menjadi [[kabupaten]] baru, mengenai presidium sudah terbentuk beberapa bulan yang lalu.
 
Ciri khas kota kecil ini di antaranya adalah pasar [[Wage]], yaitu pasar yang hanya buka setiap lima hari sekali menurut hari [[Kalender Jawa|pasaran Jawa]]. Sebagian besar masyarakat Bumiayu memiliki mata pencaharian sebagai pedagang. DariPertokoan [[masjid]]dan agungpasar keberjejer selatanhampir sampaisepanjang kejalan di wilayah Jatisawitperkotaan Bumiayu, yang membentang dari Talok hingga Jatisawit. Bahkan trotoar sepanjang Masjid Baiturrahim, yang terletak di tengah wilayah perkotaan Bumiayu, hingga Jatisawit, digunakan untuk berdagang — hal ini menimbulkan kemacetan dari pagi sampai sore. Di Bumiayu terdapat 5 pasar tetap, dari utara berturut-turut adalah pasar Talok, pasar utama Bumiayu, pasar pedagang kaki lima, pasar Majapahit, dan pasar cilik Jatisawit.
 
Untuk mengurangi kemacetan tersebut, pemerintah Kabupaten Brebes membangun jalan alternatif baru yang disebut Lingkar Selatan, yang dibangun di sebelah timur wilayah perkotaan Bumiayu. Jalan tersebut terbentang mulai dari Talok hingga Pagojengan Kec. Paguyangan, sekitar 1 KM ke selatan dari Jatisawit, melintasi wilayah persawahan dan perbukitan.
 
==Pariwisata==
Potensi wisata di Bumiayu dan sekitarnya yaitu:
*Tempat pemandian air panas, yang terletak di wilayah Buaran (Kecamatan Bantarkawung) dan Paguyangan
*Telaga Ranjeng, Goa Jepang, Kebun Teh yang terletak di wilayah Kali Gua, Kecamatan Paguyangan
*Curug (air terjun) Putri, di wilayah Kecamatan Sirampog
Baris 15 ⟶ 17:
Bumiayu merupakan alternatif utama bagi warga sekitar wilayah Kecamatan Bumiayu untuk menyekolahkan anak-anak mereka, sarana dan prasarana pendidikan terus berkembang di Bumiayu. Untuk pendidikan setingkat SMU terdapat SMUN 1 Bumiayu, SMU BU NU, SMU Islam, SMU Muhammadiyah, SMU Diponegoro, STM Al-Hikmah, SMK Al-Huda, SMU An-Nurriyah. Untuk sarana pendidikan Islami terdapat beberapa [[Pondok Pesantren]] yang sudah cukup terkenal hingga di luar wilayah Pulau Jawa, yaitu Pondok Pesantren Al-Hikmah di Benda, Kecamatan Sirampog, Pondok Pesantren An-Nurriyah di Krajan, Bumiayu. Pondok Pesantren Shofwatussu'ada di Krajan Bumiayu.
 
Bumiayu sangat terkenal di mata para pemudik karena macetnya, tetapi sekarang sudah ada jalan lingkar luar mulai dari desa Talok samapi keluar di desa Pagojengan kecamatan [[Paguyangan]]. Pusat dari aktivitas masyarakat yang berada di wilayah kecamatan-kecamatan yaitu [[Tonjong]], [[Bumiayu]], [[Sirampog]], [[Bantarkawung]], [[Salem]], dan [[Paguyangan]].
Bumiayu, waktu zaman revolusi tahun 1950-an, terkenal sebagai pusat/markas TNI-AD untuk menyerangmenumpas pemberontakan DI/TII yang ada di daerah Kecamatan Salem.
 
Tokoh terkenal dari wilayah ini ialah [[Yahya Ahmad Muhaimin]] (mantan Menteri Pendidikan Nasional dalam Kabinet Presiden Abdurrahman Wahid) dan Lehar yang terkenal karena satenya.
 
==Pranala luar==