Pembicaraan:Etimologi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Daftar Etimologi
Birdfeedservant (bicara | kontrib)
→‎Daftar Etimologi: prinsip-prinsip
Baris 15:
 
Sepertinya termasuk redundan. Karena, yang saya tangkap, intinya perkataan asing disesuaikan dengan pengucapan Bahasa Indonesia.
 
*Tentu itu benar. Tapi dalam etimologi, kita bisa mempelajari ''asal-usul suatu kata'' (lih. artikel), dan juga ''prinsip-prinsip'' menurut yang mana sesuatu perkataan sudah masuk dalam Bahasa Indonesia. Perkataan asing, baik dari Bhs Sansekerta, Inggris, Tionghoa, Belanda dll, memang selalu menyuasaikan diri dengan sistem Bahasa Indonesia.
*Semua kata punya (1) rupa dan (2) arti. Maka, ilmu etimologi bisa mempelajari
**(1) rupa dan perubahannya dari satu bahasa ke bahasa yang lain (misalnya: bunyi -i- dalam kata "et<u>i</u>mologi" berasal dari bunyi -υ- dalam Bhs Yunani)
**(2) arti dan perubahannya dari satu bahasa ke bahasa yang lain (misalnya: dalam Bhs Yunani, "etimologi" berarti "ilmu tentang (inti) yang betul", sedangkan sekarang perkataan itu sudah berarti "asal-usul kata").
*Kalau kita mepelajari perubahan rupa kata asing dalam Bahasa Indonesia, antara prinsip-prinsip itu kita temukan, antara lain, ''disimilasi'', ''epenthesis'' dan ''Indonesianisasi''. Disimilasi adalah unsur menarik dalam Bahasa Indonesia: banyak bahasa yang gunakan ''as''similasi, tetapi ''dis''imilasi agak jarang ditemukan. ''Epenthesis'' (Mar<u>e</u>t) sudah terkenal.
*''Indonesianisasi'' tak pernah terjadi! Bunyi /f/ merupakan salah satu bunyi asing dalam Bahasa Indonesia, bukan asli Indonesia. Sama dengan bunyi /y/: dari kamus sudah ternyata bahwa perkataan yang memulai dengan bunyi /y/, jarang sekali — oleh karena bunyi itu juga bunyi asing/pinjaman.
*Saya harap argumentasi ini cukup meyakinkan, dan minta maaf atas Bahasa Indonesia saya yang masih jelek sekali. [[Pengguna:BesselDekker|Bessel Dekker]] 23:06, 7 Juni 2006 (UTC)
Kembali ke halaman "Etimologi".