Irwandi ditangkap bersama Bupati Bener Meriah Ahmadi dan delapan orang lainnya atas tuduhan korupsi. Pada tanggal 8 April 2019, Yusuf divonis tujuh tahun penjara karena menerima suap dari Ahmadi sebesar Rp 1,05 miliar (US$74.084) sebagai imbalan atas pemberian sejumlah proyek infrastruktur di kabupaten tersebut. Ia juga kedapatan menerima gratifikasi sebesar Rp 8,7 miliar dari pengusaha selama dua periode menjabat gubernur.<ref>{{cite web |title=Irwandi Yusuf, ex-Aceh rebel who became governor, jailed for corruption |url=https://www.thejakartapost.com/news/2019/04/09/irwandi-yusuf-ex-aceh-rebel-who-became-governor-jailed-for-corruption.html |website=The Jakarta Post |accessdate=8 Oktober 2019}}</ref>
== Riwayat pribadiBiografi ==
Irwandi Yusuf, seorang [[dokter hewan]] (Alumnus [[Universitas Syiah Kuala]], [[Banda Aceh]]), bergabung dengan Gerakan Aceh Merdeka pada tahun 1990, berpartisipasi selama tiga tahun sebelum mengambil beasiswa di [[Universitas Oregon]], AS, pada tahun 1993, di mana beliau mengambil gelar master di bidang Ilmu Kedokteran Hewan.
Setelah menamatkan pendidikan setara [[sekolah menengah pertama]], dia melanjutkan ke Sekolah Penyuluhan Pertanian di Saree dan kuliah di [[Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala]], [[Banda Aceh]]. Setelah meraih gelar dari Fakultas Kedokteran Hewan pada 1987, dia menjadi dosen pada 1989 di jurusan yang sama. Ia memperoleh beasiswa untuk melanjutkan S-2 di ''College of Veterinary Medicine State University'' ([[Universitas Negeri Oregon]]), [[Amerika Serikat]].<ref>{{Cite web|url=https://www.aa.com.tr/id/headline-hari/penangkapan-irwandi-yusuf-oleh-kpk-kejutkan-aceh/1197094|title=Penangkapan Irwandi Yusuf oleh KPK kejutkan Aceh|website=www.aa.com.tr|access-date=2019-10-26}}</ref>
Setelah kembali ke Banda Aceh untuk mengajar di almamaternya, Irwandi menjadi anggota pendiri [[Masyarakat Pelestarian Fauna dan Flora]] cabang Aceh (sekarang dikenal sebagai Fauna and Flora International), dan menyumbangkan keahlian kedokteran hewannya untuk kampanye konservasi mereka.
Dia juga merintis berdirinya lembaga swadaya Fauna dan Flora Internasional pada 1999–2001 dan pernah bekerja di [[Palang Merah Internasional]] (ICRC) pada tahun 2000. Selain sebagai senior Perwakilan [[Gerakan Aceh Merdeka|GAM]] (TNA) untuk Misi Pemantau Aceh (AMM), ia masuk [[Gerakan Aceh Merdeka]] dan dipercaya menduduki posisi Staf Khusus Komando Pusat Tentara GAM dari tahun 1998-2001. Keterlibatan Irwandi sebagai Staf Khusus Komando Pusat Tentara GAM membuat ia berurusan dengan aparat keamanan Indonesia dan ditangkap pada awal 2003. Ia divonis 9 tahun dalam kasus Makar.<ref>{{Cite news|url=https://nasional.tempo.co/read/1103405/ditangkap-kpk-begini-perjalanan-karier-gubernur-irwandi-yusuf|title=Ditangkap KPK, Begini Perjalanan Karier Gubernur Irwandi Yusuf|last=Hadi|first=Syafiul|date=2018-07-04|work=[[Tempo.co]]|access-date=2019-10-26|editor-last=Hantoro|editor-first=Juli}}</ref>
Dengan adanya bencana [[Tsunami Aceh]] pada 26 Desember 2004, ia berhasil lolos dari penjara Keudah, [[Banda Aceh]]. Ia melarikan diri ke [[Finlandia]], dan ia diberikan tugas oleh petinggi GAM di [[Swedia]] sebagai Koordinator Juru Runding GAM. Saat rapat pertama Aceh Monitoring Mission, dia tampil sebagai koordinator Juru Runding GAM di Aceh (2001–2002).
"Mungkin karena isi buku ''Singa Aceh'' yang begitu melekat di kepala, saya kemudian masuk GAM," kata Irwandi kepada wartawan Tempo pada Desember 2006. Ia sudah membaca buku itu semenjak berusia tujuh tahun. Cerita tentang kepahlawanan [[Tokoh Aceh|tokoh-tokoh Aceh]] pada masa kerajaan itu adalah inspirasi yang membuatnya berjuang bersama GAM.<ref>{{Cite news|url=http://www.suaramerdeka.com/harian/0612/12/nas02.htm |title=Salinan arsip |access-date=2006-12-13 |archive-date=2007-03-11 |archive-url=https://web.archive.org/web/20070311015424/http://www.suaramerdeka.com/harian/0612/12/nas02.htm |dead-url=yes |language=id |work=[[Suara Merdeka|Suara Merdeka Online]] }}</ref><ref>{{Cite web|url=http://www.siwah.com/pendidikan/marketing-politik/irwandi-dirasuki-buku-singa-aceh|title=Irwandi Dirasuki Buku Singa Aceh|website=siwah.com|language=en-US|access-date=2019-10-26}}</ref>
Hasil perhitungan cepat yang dilakukan [[Lingkaran Survei Indonesia|PT Lingkaran Survei Indonesia]] (LSI) bekerja sama dengan Jaringan Isu Publik (JIP) menunjukkan Irwandi Yusuf dan Muhammad Nazar menempati urutan teratas perolehan suara sebesar 39,27%. Pada 29 Desember 2006, [[Komisi Independen Pemilihan|KIP Aceh]] mengumumkan penghitungan resmi akhir pemilihan kepala daerah untuk periode 2007–2012 dan ia berhasil terpilih menjadi [[Gubernur Aceh]] dengan perolehan 768.745 suara (38,2 persen). Suara sah yang masuk mencapai 2.012.370, sedang suara tidak sah mencapai 158.643. Rekapitulasi hasil perhitungan suara ditetapkan [[Komisi Independen Pemilihan]] (KIP) di [[Banda Aceh]]. Pasangan ini memenangi perolehan suara di 15 dari 21 kabupaten atau kota di [[Aceh]]. Namun, ia kalah di [[Kota Banda Aceh]], [[Pidie]], [[Aceh Tengah]], [[Bener Meriah]], [[Singkil]], dan [[Aceh Tamiang]].<ref>{{Cite web|url=https://kip.acehprov.go.id/data-fakta-pilkada-aceh-2006-dan-2012/|title=Data Fakta Pilkada Aceh 2006 dan 2012|last=Center|first=+Media|website=KIP Aceh|language=en-GB|access-date=2019-10-26}}</ref>
== Kunjungan ke Jakarta ==
|