Konten dihapus Konten ditambahkan
Kami: Perbaikan menurut terjemahan en.wiki
Kosmogoni: Perbaikan menurut terjemahan en.wiki
Baris 79:
Pada periode pascaperang, motif Shinto sering dicampur dengan [[gerakan agama baru]] di Jepang;{{sfn|Nelson|1996|p=180}} dari kelompok Sekte Shinto, [[Tenrikyo]] mungkin yang paling sukses dalam dekade pascaperang{{sfn|Kitagawa|1987|p=172}} meskipun mereka menolak identitas Shinto sendiri pada tahun 1970.{{sfn|Bocking|1997|p=113}} Perspektif Shinto juga mempengaruhi budaya populer. Sutradara film [[Hayao Miyazaki]] dari [[Studio Ghibli]] misalnya mengakui pengaruh Shinto dalam film-filmnya, seperti pada ''[[Spirited Away]]''.{{sfn|Boyd|Nishimura|2016|p=3}} Shinto juga menyebar ke luar negeri melalui migran Jepang dan konversi agama oleh orang non-Jepang.{{sfnm|1a1=Picken|1y=2011|1p=xiv|2a1=Suga|2y=2010|2p=48}} [[Kuil Agung Tsubaki]] di [[Suzuka, Mie|Suzuka]], [[Prefektur Mie]], adalah kuil pertama yang mendirikan cabang di luar negeri: [[Kuil Agung Tsubaki Amerika]] didirikan di California dan kemudian pindah ke [[Granite Falls, Washington]].{{sfn|Picken|2011|p=32}}
 
Selama abad ke-20, sebagian besar penelitian akademis mengenai Shinto dilakukan oleh para teolog Shinto, seringkalisering kali pendeta.{{sfn|Bocking|1997|p=176}} Hal ini memunculkan tuduhan bahwa penelitian sering mengaburkan teologi dengan analisis sejarah.{{sfn|Hardacre|2017|p=4}} Sejak tahun 1980-an, terdapat peningkatan minat akademik pada Shinto baik di Jepang maupun luar negeri.{{sfn|Bocking|1997|p=177}}
 
== Kepercayaan ==
Baris 89:
Istilah ''{{lang|ja-Latn|kami}}'' "memiliki konsep yang lentur"{{sfn|Boyd|Williams|2005|p=35}} serta "tidak jelas dan tidak tepat".{{sfn|Offner|1979|p=194}} Dalam bahasa Jepang ''kami'' sering digunakan untuk mewakili kekuatan fenomena yang menimbulkan rasa heran dan kagum pada orang yang melihatnya.{{sfnm|1a1=Picken|1y=1994|1p=xxi|2a1=Boyd|2a2=Williams|2y=2005|2p=35}} Kitagawa menyebut hal tersebut sebagai "kodrat ''{{lang|ja-Latn|kami}}''"; pernyataan yang menunjukkan bahwa ia menganggapnya "agak mirip" dengan gagasan Barat mengenai [[numinus]] dan [[keramat]].{{sfn|Kitagawa|1987|p=36}} ''{{lang|ja-Latn|Kami}}'' dipandang mendiami baik yang hidup maupun yang mati, bahan organik dan anorganik, serta bencana alam seperti gempa bumi, kekeringan, dan wabah penyakit;{{sfn|Cali|Dougill|2013|p=13}} mereka tampak hadir dalam kekuatan alam seperti angin, hujan, api, dan sinar matahari.{{sfn|Cali|Dougill|2013|p=14}} Oleh karena itu, Nelson berkomentar bahwa Shinto menganggap "'fenomena aktual' dari dunia itu sendiri" bersifat "ketuhanan".{{sfn|Nelson|1996|p=26}} Pemahaman Shinto mengenai ''{{lang|ja-Latn|kami}}'' juga dicirikan [[animisme|animistik]].{{sfnm|1a1=Nelson|1y=1996|1p=7|2a1=Picken|2y=2011|2p=40|3a1=Cali|3a2=Dougill|3y=2013|3p=13}}
 
Di Jepang, ''{{lang|ja-Latn|kami}}'' dihormati sejak masa praaksara.{{sfn|Hardacre|2017|p=1}} Pada [[zaman Yayoi]], mereka dianggap tidak berbentuk dan tidak kasatmata.{{sfn|Hardacre|2017|p=19}} Baru saat dipengaruhi agama Buddha, mereka digambarkan dalam bentuk antropomorfik.{{sfnm|1a1=Bocking|1y=1997|1p=180|2a1=Hardacre|2y=2017|2p=1}} Pada masa modern, patung ''{{lang|ja-Latn|kami}}'' dikenal sebagai ''{{lang|ja-Latn|shinzo}}''.{{sfn|Bocking|1997|p=180}} ''{{lang|ja-Latn|Kami}}'' biasanya diasosiasikan dengan tempat tertentu, seringkalisering kali diasosiasikan dengan suatu aspek penting sebuah bentang ruang seperti air terjun, gunung, batu besar, atau pohon yang istimewa.{{sfnm|1a1=Littleton|1y=2002|1p=75|2a1=Cali|2a2=Dougill|2y=2013|2p=14}} Objek fisik atau tempat yang diyakini memiliki kehadiran ''{{lang|ja-Latn|kami}}'' disebut ''{{lang|ja-Latn|[[shintai]]}}'';{{sfn|Bocking|1997|p=172}} objek yang dihuni oleh ''{{lang|ja-Latn|kami}}'' yang ditempatkan di kuil dikenal sebagai ''{{lang|ja-Latn|go-shintai}}''.{{sfnm|1a1=Offner|1y=1979|1p=202|2a1=Nelson|2y=1996|2p=144}} Objek yang biasa dipilih untuk tujuan tersebut termasuk cermin, pedang, batu, manik-manik, dan papan bertulis.{{sfnm|1a1=Offner|1y=1979|1p=202|2a1=Earhart|2y=2004|2pp=36–37}} ''{{lang|ja-Latn|go-shintai}}'' ini disembunyikan dari pandangan pengunjung{{sfnm|1a1=Offner|1y=1979|1p=202|2a1=Picken|2y=2011|2p=44}} dan mungkin disembunyikan dalam kotak sehingga bahkan para pendeta tidak tahu seperti apa bentuknya.{{sfn|Bocking|1997|p=172}}
 
''{{lang|ja-Latn|Kami}}'' diyakini mampu melakukan perbuatan baik maupun merusak;{{sfnm|1a1=Nelson|1y=1996|1p=27|2a1=Cali|2a2=Dougill|2y=2013|2p=13}} jika peringatan mengenai perilaku baik diabaikan, ''{{lang|ja-Latn|kami}}'' dapat menjatuhkan hukuman yang disebut ''{{lang|ja-Latn|shinbatsu}}'', sering kali berupa penyakit atau kematian mendadak.{{sfn|Bocking|1997|p=164}} Beberapa ''{{lang|ja-Latn|kami}}'', disebut sebagai ''{{lang|ja-Latn|magatsuhi-no-kami}}'' atau ''{{lang|ja-Latn|araburu kami}}'', dianggap sebagai jahat dan destruktif pada dasarnyamerusak.{{sfnm|1a1=Bocking|1y=1997|1p=114|2a1=Picken|2y=2011|2p=42}} Persembahan dan doa diberikanditujukan kepada ''{{lang|ja-Latn|kami}}'' untuk mendapatkan berkah dan untuk mencegah mereka melakukan tindakan yang merusak.{{sfn|Cali|Dougill|2013|p=13}} Shinto berusaha untuk menumbuhkan dan memastikan hubungan yang harmonis antara manusia dan ''{{lang|ja-Latn|kami}}'' sertadan maka dari itu dengan alam.{{sfn|Earhart|2004|pp=7–8}} ''{{lang|ja-Latn|Kami}}'' yang lebih terlokalisasi mungkin tunduk pada perasaanmendapatkan keintiman dan keakraban dari anggota komunitas lokal, yangberbeda tidak diarahkan padadengan ''{{lang|ja-Latn|kami}}'' yang disembah secara lebih luas seperti Amaterasu.{{sfn|Nelson|1996|p=33}} ''{{lang|ja-Latn|kami}}'' dari komunitas tertentu disebut sebagai ''{{lang|ja-Latn|ujigami}}'',{{sfnm|1a1=Bocking|1y=1997|1pp=214-215|2a1=Littleton|2y=2002|2p=24}} sedangkan ''{{lang|ja-Latn|kami}}'' dari rumah tertentu disebut ''{{lang|ja-Latn|yashikigami}}''.{{sfn|Bocking|1997|p=222}}
 
''{{lang|ja-Latn|Kami}}'' tidak dianggap berbeda dengan manusia [[metafisika|secaradari segi metafisik]] dari kemanusiaan,{{sfn|Boyd|Williams|2005|p=35}} sehingga menjadimanusia mungkin bagi manusia untuk menjadi ''{{lang|ja-Latn|kami}}''.{{sfn|Earhart|2004|p=8}} Manusia yang sudah mati terkadang dipuja sebagai kami, dianggap sebagai pelindung atau sosok leluhur.{{sfnm|1a1=Littleton|1y=2002|1p=27|2a1=Cali|2a2=Dougill|2y=2013|2p=13|3a1=Hardacre|3y=2017|3p=1}} Salah satu contoh yang paling terkemuka adalah [[Kaisar Ōjin]], yang pada kematiannya diabadikan sebagai ''{{lang|ja-Latn|kami}}'' [[Hachiman]], yang diyakini sebagai pelindung Jepang dan ''{{lang|ja-Latn|kami}}'' perang.{{sfnm|1a1=Littleton|1y=2002|1pp=31-32|2a1=Cali|2a2=Dougill|2y=2013|2p=14}} Dalam budaya Jepang, leluhur dapat dipandang sebagai bentuk ''{{lang|ja-Latn|kami}}''.{{sfn|Earhart|2004|p=10}} Di Jepang Barat, istilah ''{{lang|ja-Latn|[[jigami]]}}'' digunakan untuk menggambarkan ''{{lang|ja-Latn|kami}}'' yang diabadikan dari seorang pendiri desa.{{sfn|Bocking|1997|p=69}} Dalam beberapa kasus, manusia hidup juga dipandang sebagai ''{{lang|ja-Latn|kami}}'';{{sfn|Cali|Dougill|2013|p=13}} mereka dipanggil ''{{lang|ja-Latn|akitsumi kami}}''{{sfn|Picken|2011|pp=35–36}} atau ''{{lang|ja-Latn|arahito-gami}}''.{{sfn|Picken|2011|p=42}} Dalam sistem Shinto negaraNegara daripada zaman Meiji, kaisar Jepang dinyatakan sebagai ''{{lang|ja-Latn|kami}}'',{{sfn|Earhart|2004|p=8}} sementara beberapa sekte Shinto juga memandang pemimpin mereka sebagai ''{{lang|ja-Latn|kami}}'' yang hidup.{{sfn|Earhart|2004|p=8}}
 
[[File:Hokora in Takeo no Okusu.jpg|thumb|left|Pohon suci berusia 3000 tahun ([[shintai]]) dari Kuil Takeo]]
 
Meskipun beberapasejumlah ''{{lang|ja-Latn|kami}}'' dihormati hanya dalam satu lokasi, yang lainsisanya memiliki lebih dari satu kuil yang didedikasikan untuk mereka di banyak wilayah Jepang.{{sfn|Cali|Dougill|2013|p=15}} Hachiman, misalnya, memiliki sekitar 25.000 kuil yang didedikasikan untuknya.{{sfn|Cali|Dougill|2013|p=14}} Tindakan mendirikan kuil baru untuk ''{{lang|ja-Latn|kami}}'' yang sudah memilikinya disebut ''{{lang|ja-Latn|[[bunrei]]}}'' ("membagi roh").{{sfnm|1a1=Bocking|1y=1997|1p=13|2a1=Picken|2y=2011|2p=57|3a1=Cali|3a2=Dougill|3y=2013|3p=15}} Sebagai bagian dari itu, ''{{lang|ja-Latn|kami}}'' diundang untuk memasuki tempat baru, tempat ia dapat dipuja, dengan rangkaian upacara yang dikenal sebagai ''{{lang|ja-Latn|[[kanjo]]}}''.{{sfn|Cali|Dougill|2013|p=15}} Kuil cabang, yang baru dikenal sebagai ''{{lang|ja-Latn|bunsha}}''.{{sfnm|1a1=Bocking|1y=1997|1p=13|2a1=Picken|2y=2011|2p=58}} IndividuKekuatan individu ''{{lang|ja-Latn|kami}}'' diyakini tidak berkurang kekuatannya dengan terbaginya tempat tinggal mereka dimenjadi beberapa lokasi, dan tidak ada batasan jumlah kuil tempat yang dapat mengabadikantinggal ''{{lang|ja-Latn|kami}}''.{{sfn|Cali|Dougill|2013|p=15}} Dalam beberapa periode, dikenakan biaya untuk hak mengabadikanmenempatkan ''{{lang|ja-Latn|kami}}'' tertentu dalam kuil di tempatlokasi baru.{{sfn|Cali|Dougill|2013|p=15}} Kuil tidak selalu dirancang sebagaidengan struktur permanen.{{sfn|Hardacre|2017|p=1}}
 
Banyak kami diyakini memiliki utusan, yang dikenal sebagai ''{{lang|ja-Latn|kami no tsukai}}'' atau ''{{lang|ja-Latn|tsuka washime}}'',. Para utusan dantersebut umumnya digambarkan dengan mengambildalam bentuk binatang.{{sfn|Cali|Dougill|2013|p=15}} Utusan Inari, misalnya, digambarkan sebagai rubah (''[[kitsune]]''),{{sfnm|1a1=Picken|1y=2011|1p=40|2a1=Cali|2a2=Dougill|2y=2013|2p=15}} sedangkan utusan Hachiman adalah seekor merpati.{{sfn|Cali|Dougill|2013|p=15}}
Kosmologi Shinto juga mencakup ''{{lang|ja-Latn|[[Obake|bakemono]]}}'', roh yang menyebabkan tindakanberbuat jahat.{{sfn|Bocking|1997|p=8}} ''{{lang|ja-Latn|Bakemono}}'' termasuk ''{{lang|ja-Latn|[[oni]]}}'', ''{{lang|ja-Latn|[[tengu]]}}'', ''{{lang|ja-Latn|[[Kappa (mitologi)|kappa]]}}'', ''{{lang|ja-Latn|[[mononoke]]}}'', dan ''{{lang|ja-Latn|[[Yama-uba|yamanba]]}}''.{{sfn|Bocking|1997|p=8}} Cerita rakyat Jepang juga memasukkanmemuat kepercayaan padaakan ''{{lang|ja-Latn|goryō}}'' atau ''{{lang|ja-Latn|onryō}}'', roh yang tidak tenang atau pendendam, terutama mereka yang meninggal dengandalam peristiwa kejam dan tanpa upacara pemakaman yang sesuai.{{sfn|Bocking|1997|p=37}} HalPara tersebutroh itu diyakini menimbulkan penderitaan pada mereka yang hidup, yangdan oleh berartikarena bahwaitu mereka harus ditenangkan, biasanya melalui upacara Buddhis tetapiatau kadang-kadang dengan mengabadikan merekapenempatan sebagai ''{{lang|ja-Latn|kami}}'' dalam kuil.{{sfn|Bocking|1997|p=37}} Sosok supranatural Jepang lainnya termasuk ''{{lang|ja-Latn|[[tanuki]]}}'', makhluk seperti binatang yang dapat mengambilberubah meniru bentuk manusia.{{sfn|Bocking|1997|p=200}}
 
=== Kosmogoni ===
[[File:Kobayashi Izanami and Izanagi.jpg|thumb|upright=0.7|[[Izanami]]-no-Mikoto dan [[Izanagi]]-no-Mikoto, oleh Kobayashi Eitaku, akhir abad ke-19]]
Asal usul ''{{lang|ja-Latn|kami}}'' dan Jepang sendiri diceritakan dalam dua teks dari abad kedelapanke-8, ''[[Kojiki]]'' dan ''Nihon Shoki'',{{sfnm|1a1=Offner|1y=1979|1p=195|2a1=Kitagawa|2y=1987|2p=142|3a1=Littleton|3y=2002|3p=23|4a1=Earhart|4y=2004|4p=32|5a1=Cali|5a2=Dougill|5y=2013|5p=18}} meskipuntetapi keduanya memuat cerita yang disajikan sebagian berbeda.{{sfn|Hardacre|2017|pp=48–49}} Dipengaruhi olehDengan pengaruh dari Tiongkok,{{sfnm|1a1=Offner|1y=1979|1p=195|2a1=Kitagawa|2y=1987|2p=142|3a1=Littleton|3y=2002|3p=37|4a1=Earhart|4y=2004|4p=33}} teks-teks tersebut merupakan tugas yang diberikan oleh elit penguasa untuk melegitimasi dan mengkonsolidasikan kekuasaan mereka.{{sfnm|1a1=Earhart|1y=2004|1pp=33–34|2a1=Cali|2a2=Dougill|2y=2013|2pp=18–19}} Meskipun tidak begitu penting bagi kehidupan keagamaan di Jepang,{{sfn|Earhart|2004|p=33}} pada awal abad ke-20 pemerintah menyatakan bahwa cerita yang dibuat berkaitan dengan apa yang sebenarnya terjadi.{{sfn|Cali|Dougill|2013|p=19}}
 
''Kojiki'' menceritakan bahwa alam semesta dimulai dengan ''{{lang|ja-Latn|ame-tsuchi}}'', pemisahan elemen ringan dan murni (''{{lang|ja-Latn|ame}}'', "surga") dari elemen berat (''{{lang|ja-Latn|tsuchi}}'', "bumi").{{sfnm|1a1=Bocking|1y=1997|1p=5|2a1=Picken|2y=2011|2p=38|3a1=Cali|3a2=Dougill|3y=2013|3p=19}} Tiga kami kemudian muncul: [[Amenominakanushi]], [[Takamimusubi|Takamimusuhi no Mikoto]], dan [[Kamimusubi|Kamimusuhi no Mikoto]]. Kami lainnya mengikuti, termasuk saudara laki-laki dan perempuan, [[Izanagi]] dan [[Izanami]].{{sfnm|1a1=Cali|1a2=Dougill|1y=2013|1p=19|2a1=Hardacre|2y=2017|2p=48}} ''{{lang|ja-Latn|kami}}'' menginstruksikan Izanagi dan Izanami untuk membuat tanah di bumi. Untuk tujuan tersebut, saudara kandung mengaduk lautan asin dengan tombak permata, dari sana [[Pulau Onogoro]] terbentuk.{{sfnm|1a1=Kitagawa|1y=1987|1p=143|2a1=Cali|2a2=Dougill|2y=2013|2pp=19–20|3a1=Hardacre|3y=2017|3p=49}} Izanagi dan Izanami kemudian turun ke Bumi, di mana Izanami melahirkan ''{{lang|ja-Latn|kami}}'' selanjutnya. Salah satunya adalah ''{{lang|ja-Latn|kami}}'' api, yang kelahirannya menewaskan Izanami.{{sfnm|1a1=Kitagawa|1y=1987|1p=143|2a1=Cali|2a2=Dougill|2y=2013|2p=20|3a1=Hardacre|3y=2017|3p=50}} Izanagi kemudian turun ke dunia bawah tanah (''{{lang|ja-Latn|yomi}}'') untuk mendapatkan kembali saudarinya, tapi ia melihat tubuhnya membusuk di sana. Malu terlihat dalam keadaan tersebut, ia mengusirnya keluar dari ''{{lang|ja-Latn|yomi}}'', dan lelaki itu menutup pintu masuknya dengan batu besar.{{sfnm|1a1=Kitagawa|1y=1987|1p=143|2a1=Bocking|2y=1997|2p=67|3a1=Cali|3a2=Dougill|3y=2013|3p=20|4a1=Hardacre|4y=2017|4p=50}}
Baris 139:
 
== Praktik ==
Shinto cenderung berfokus pada perilaku ritual daripada doktrin.{{sfnm|1a1=Offner|1y=1979|1p=214|2a1=Cali|2a2=Dougill|2y=2013|2p=10}} Filsuf James W. Boyd dan Ron G. Williams menyatakan bahwa Shinto adalah "tradisi ritual yang pertama dan terkemuka",{{sfn|Boyd|Williams|2005|p=33}} sementara Picken mengamati bahwa "Shinto tidak tertarik pada ''kepercayaan'' tetapi pada ''agenda'', bukan pada sesuatu yang harus dipercayai tetapi pada sesuatu yang harus dilakukan."{{sfn|Picken|1994|p=xxxii}} Sarjana agama Clark B. Offner menyatakan bahwa fokus Shinto adalah pada "mempertahankan tradisi seremonial komunal untuk tujuan kesejahteraan manusia (komunal)".{{sfn|Offner|1979|p=198}} Seringkalisering kali sulit untuk membedakan praktik Shinto dari kebiasaan Jepang secara lebih luas,{{sfn|Cali|Dougill|2013|p=8}} dengan Picken mengamati bahwa "pandangan dunia Shinto" memberikan "sumber utama pemahaman diri dalam cara hidup orang Jepang".{{sfn|Picken|1994|p=xxxii}} Nelson menyatakan bahwa "Orientasi dan nilai-nilai berbasis Shinto[...] terletak pada inti budaya, masyarakat, dan karakter Jepang".{{sfn|Nelson|1996|p=3}}
 
=== Kuil ===
Baris 227:
Ada dua jenis yang luas dari Kagura.{{sfn|Bocking|1997|p=81}} Salah satunya adalah Kagura Kekaisaran, juga dikenal sebagai ''{{lang|ja-Latn|mikagura}}''. Gaya ini dikembangkan di istana kekaisaran dan masih dilakukan di [[Tiga Tempat Suci Istana|tanah kekaisaran]] setiap bulan Desember.{{sfn|Bocking|1997|pp=81–82}} Gaya ini juga dilakukan pada festival panen Kekaisaran dan di kuil-kuil besar seperti Ise, [[Kuil Kamo|Kamo]], dan [[Kuil Iwashimizu|Iwashimizu Hachiman-gū]]. Gaya ini dilakukan oleh penyanyi dan musisi menggunakan genta kayu ''{{lang|ja-Latn|[[shakubyoshi]]}}'', ''{{lang|ja-Latn|[[hichiriki]]}}'', seruling ''{{lang|ja-Latn|kagura-bue}}'', dan sitar berdawai enam.{{sfn|Bocking|1997|p=82}} Jenis utama lainnya adalah ''{{lang|ja-Latn|sato-kagura}}'', diturunkan dari ''{{lang|ja-Latn|mikagura}}'' dan ditampilkan di kuil-kuil di seluruh Jepang. Tergantung pada gayanya, tarian ini dilakukan oleh {{lang|ja-Latn|miko}} atau aktor yang mengenakan topeng untuk menggambarkan berbagai tokoh mitologis.{{sfn|Bocking|1997|pp=82, 155}} Para aktor ini diiringi oleh band ''{{lang|ja-Latn|hayashi}}'' menggunakan seruling dan drum.{{sfn|Bocking|1997|p=82}} Ada juga jenis kagura regional lainnya.{{sfn|Bocking|1997|p=82}}
 
Musik memainkan peran yang sangat penting dalam pertunjukan {{lang|ja-Latn|kagura}}. Mulai dari pengaturan instrumen hingga suara yang paling halus dan aransemen musik sangat penting untuk mendorong ''{{lang|ja-Latn|kami}}'' untuk turun dan menari. Lagu-lagu tersebut digunakan sebagai perangkat ajaib untuk memanggil ''{{lang|ja-Latn|kami}}'' dan sebagai doa memohon berkah. Umumnya menggunakan pola ritme lima dan tujuh, yang mungkin berkaitan dengan kepercayaan Shinto dari dua belas generasi dewa surgawi dan duniawi. Terdapat pula iringan vokal yang disebut ''{{lang|ja-Latn|kami uta}}'' ketika penabuh drum menyanyikan lagu-lagu sakral kepada ''{{lang|ja-Latn|kami}}''. Seringkalisering kali iringan vokal mengalahkan tabuhan drum dan instrumen, memperkuat bahwa aspek vokal dari musik lebih untuk [[mantera]] daripada [[estetika]].<ref>[[Averbuch]], [[Irit]], ''The Gods Come Dancing: A Study of the Japanese Ritual Dance of Yamabushi Kagura'', Ithaca, NY: East Asia Program, Cornell University, 1995, pp. 83–87.</ref>
 
=== Festival ===