Perang Prancis–Prusia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Add 1 book for Wikipedia:Pemastian (20231209)) #IABot (v2.0.9.5) (GreenC bot
Ratih Maharani (bicara | kontrib)
k ubahan kecil pada kata ibukota, yang benar sesuai dengan penulisan KBBI adalah dipisah, ibu kota. demikian. karena penting menulis sesuai ejaan yang baku, agar generasi muda lainnya bisa memahami dan menulis bahasa indonesia secara baku dan benar, terima kasih
Baris 74:
Koalisi Jerman memobilisasi tentaranya lebih cepat daripada tentara Prancis dan segera menyerbu Prancis timur laut. Jumlah tentara Jerman lebih besar, kepemimpinan dan pelatihannya lebih baik, dan penggunaan teknologi modernnya lebih efektif, terutama penggunaan jalur kereta api dan artilerinya.{{sfn|van Creveld|1977|p=96}} Rentetan kemenangan Prusia dan Jerman di Prancis Timur berujung pada [[Pertempuran Sedan (1870)|Pertempuran Sedan]], yang mengakibatkan ditangkapnya Napoleon III dan seluruh tentaranya pada tanggal 2 September. Namun, hal tersebut tidak mengakhiri perang ini, karena [[Republik Prancis Ketiga|Republik Ketiga]] dideklarasikan di [[Paris]] pada tanggal 4 September 1870 dan perlawanan Prancis berlanjut di bawah [[Pemerintahan Pertahanan Nasional]] dan [[Adolphe Thiers]]. Setelah kampanye militer selama lima bulan, tentara Jerman berhasil mengalahkan tentara Prancis yang baru direkrut. Paris jatuh pada tanggal 28 Januari 1871 setelah [[pengepungan Paris (1870–1871)|pengepungan yang panjang]]. Negara-negara Jerman kemudian menyatakan akan bersatu dengan [[Kekaisaran Jerman]] dengan [[Wilhelm I, Kaisar Jerman|Wilhelm I]] sebagai kaisarnya. [[Traktat Frankfurt (1871)|Traktat Frankfurt]] yang ditandatangani pada tanggal 10 Mei 1871 menyerahkan wilayah [[Alsace]] dan sebagian dari [[Lorraine]] kepada Jerman.
 
Setelah kekalahan Prancis, pemberontak yang disebut [[Komune Paris]] mengambil alih kekuasaan di ibukotaibu kota selama dua bulan hingga pemberontakan dipadamkan oleh tentara Prancis pada akhir Mei 1871. Sementara itu, penyatuan Jerman dan [[industrialisasi]] negara tersebut mengubah [[keseimbangan kekuatan]] di Eropa, dan [[Otto von Bismarck]] memiliki kewenangan yang besar di dalam urusan internasional selama dua dasawarsa. Kebulatan tekad Prancis dalam merebut kembali Alsace-Lorraine akan memicu keterlibatan Prancis dalam [[Perang Dunia I]].<ref>{{cite book|author=John Lowe|title=The Great Powers, Imperialism and the German Problem 1865–1925|url=http://books.google.com/books?id=EXnzF_LD7ecC&pg=PA1870|year=2013|publisher=Taylor & Francis|page=1870}}</ref>
 
== Lihat pula ==