Kakao di Sulawesi Selatan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k →Kakao masamba: menambahkan pranala dalam untuk memperjelas konteks |
|||
Baris 10:
== Perdagangan ==
Pada tahun 1996, harga jual kakao di Sulawesi Selatan mengalami peningkatan. Penyebabnya ialah kondisi menurunnya [[nilai tukar]] dari [[rupiah]] terhadap [[dolar]]. [[Petani]] di Sulawesi Selatan memfokuskan kakao sebagai komoditas utama untuk ekspor dengan penjualan terhitung dalam dolar. Kondisi ini hanya bertahan hingga mendekati tahun 2000. Pada awal tahun 2000, pohon kakao milik petani di Sulawesi Selatan mengalami [[penuaan]] dan mulai terserang hama dan penyakit tumbuhan.<ref>{{Cite book|date=2012|url=http://www.academia.edu/10242510/Merancang-bangun_Sistem_Keselamatan_Rakyat_Pengalaman_Kelola_Bencana_di_Lima_Kabupaten_Maluku_Tenggara_Sinjai_Ende_Bengkulu_Utara_Bengkulu_Tengah_|title=Merancang-bangun Sistem Keselamatan Rakyat: Pengalaman Kelola Bencana di Lima Kabupaten (Maluku Tenggara, Sinjai, Ende, Bengkulu Utara, Bengkulu Tengah)|location=Sleman|publisher=INSIST Press|editor-last=Salim, I., dan Ni'am, L.|pages=30|url-status=live}}</ref>
== Penanganan penyakit ==
|