Aji Raden Padmo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
PeragaSetia (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
PeragaSetia (bicara | kontrib)
Perbaikan penulisan dan penambahan informasi baru
Baris 21:
| religion =
| footnotes =
| birth_name = Aji Hasan BasriJalal
| president = [[Sukarno]]
| governor = [[A.P.T. Pranoto]]<br>[[Abdoel Moeis Hassan]]
Baris 32:
}}
 
'''Aji Raden Padmo Negoro''' atau biasa disingkat '''A.R. Padmo''', sebelumnya bergelar '''Aji Bambang Hasan Basri''', (26 November 1912 – 7 November 1995) adalah [[Daftar Bupati]] KepalaKutai DaerahKartanegara|Bupati Tingkat II (KDH) [[Kutai]] yang pertama setelah pembubaran [[Daerah Istimewa Kutai]]. yangIa dilantik oleh Gubernur Kalimantan Timur [[A.P.T. Pranoto]] pada tanggal 20 Agustus 1960.{{sfn|Soetoen|1979|p=259}} PadmoIa dicopot dari jabatannya pada tahun 1964 dan dipenjara atas perintah Brigjen [[Soehario Padmodiwirio|Soehario]] karena tuduhan ingin mendirikanmengembalikan kembali daerahkekuasaan swapraja.{{sfn|Magenda|2010|p=93-94}} Setelah dibebaskan pada awal 1965, Padmo bekerja sebagai Residenresiden dan Sekretaris Wilayah Daerah (Sekwilda) Kaltim, sebelum terpilih menjadi anggota [[Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia|MPR]] pada tahun 1973.
 
== Kehidupan awal ==
Padmo lahir pada tanggal 26 November 1912 di [[Tenggarong, Kutai Kartanegara|Tenggarong]] dengan nama Aji Jalal.<ref>{{Cite news|last=Fahlevi|first=Reza|date=27 September 2021|title=Kerabat dan Anak Cucu AM Parikesit Gelar Haul Jamak Peringati HUT ke-239 Kota Tenggarong|url=https://korankaltim.com/read/berita-terkini/46973/kerabat-dan-anak-cucu-am-parikesit-gelar-haul-jamak-peringati-hut-ke-239-kota-tenggarong|work=KoranKaltim.com|access-date=23 Juli 2024}}</ref> Ia kemudian memperoleh nama Aji Bambang Hasan Basri sebelum mendapat gelar Aji Raden Padmo.{{sfn|Hassan|2004|p=247}} Ayahnya adalahbernama Aji Raden Ario Amiseno.<ref>{{Cite web|last=Mahkamah Agung|date=2018-03-08|title=Putusan PA SAMARINDA Nomor 180/Pdt.G/2018/PA.Smd|url=https://putusan3.mahkamahagung.go.id/direktori/putusan/7c0618bd2aa2988ef9527168e7d65175.html|website=Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia|access-date=25 Februari 2024}}</ref> Padmo mengawali pendidikannya di [[Hollandsch-Inlandsche School|HIS]] (Hollandsch Inlandsche School) Tenggarong. Setelah lulus dari HIS pada tahun 1926, dia melanjutkan studi di [[Opleiding School Voor Inlandsche Ambtenaren|OSVIA]] (Opleiding School voor Inlandsche Ambtenaren) di [[Kota Makassar|Makassar]]. Saat masih studi di OSVIA, Padmo bergabung dengan organisasi pemuda [[Jong Islamieten Bond]] (JIB). Padmo kemudian lulus dari OSVIA pada tahun 1931.{{sfn|Lembaga Pemilihan Umum|1972|p=762}}{{sfn|Magenda|2010|p=148}}
 
== Karir politik ==
 
=== Karir awal ===
Padmo mengawali karirnya sebagai Jaksajaksa Mudamuda (''Adjunctadjunct Djaksadjaksa'') di Pengadilan (''Landraadlandraad'') [[Kuala Kapuas (kota)|Kuala Kapuas]] sejak pengangkatannyadiangkat pada tanggal 12 September 1931.{{sfn|Regeeringsalmanak voor Nederlandsch-Indië, Deel 2|1933|p=149}} Dia kemudian memangku berbagai jabatan administratif sebelum [[Perang Dunia II]], seperti Wedanawedana [[Paniterapanitera]] (''Griffiergriffier'') di Tenggarong dan [[Kota Samarinda|Samarinda]], Wakilwakil Kepalakepala Subdistriksubdistrik di [[Samboja, Kutai Kartanegara|Samboja]], Kepalakepala Penjawatpenjawat di [[Muara Ancalong, Kutai Timur|Muara Ancalong]], dan terakhir sebagai Kepalakepala Subdistriksubdistrik di [[Muara Pahu, Kutai Barat|Muara Pahu]] merangkap Kepalakepala Penjawatpenjawat di [[Melak, Kutai Barat|Melak]].{{sfn|Lembaga Pemilihan Umum|1972|p=762}}{{sfn|Magenda|2010|p=148}}
 
=== Masa Perang Kemerdekaan ===
Setelah perang berakhir, Padmo menjabat sebagai Kepalakepala Penjawatpenjawat di [[Samarinda Seberang, Samarinda|Samarinda Seberang]] dan Patihpatih di [[Kota Balikpapan|Balikpapan]] hingga tahun 1948.{{sfn|Lembaga Pemilihan Umum|1972|p=762}}{{sfn|Magenda|2010|p=148}}<ref>{{Cite news|date=1948-07-16|title=De Oranjefeesten in Oost-Borneo|url=https://www.delpher.nl/nl/kranten/view?query=%22Adji+Raden+Padmo%22&coll=ddd&sortfield=date&identifier=ddd:010474753:mpeg21:a0032&resultsidentifier=ddd:010474753:mpeg21:a0032&rowid=2|work=Het Nieuwsblad voor Sumatra|access-date=24 Februari 2024}}</ref> Selain itu, dia juga menjabat sebagai Wedanawedana di Samarinda hingga tahun 1956.{{sfn|Magenda|2010|p=148}} Padmo menjadi anggota delegasi dari [[Negara Kalimantan Timur]] yang pergi ke [[Kota Bandung|Bandung]] untuk mengikuti Konferensi Federal yang akhirnya diadakan pada tanggal 25 Agustus 1948.<ref>{{Cite news|date=1948-08-13|title=Delegatie Oost-Borneo naar Bandoeng|url=https://www.delpher.nl/nl/kranten/view?query=%22Adji+Raden+Padmo%22&coll=ddd&sortfield=date&identifier=ddd:010474709:mpeg21:a0102&resultsidentifier=ddd:010474709:mpeg21:a0102&rowid=3|work=De Nieuwsgier|access-date=24 Februari 2024}}</ref>{{efn|Konferensi awalnya hendak diselenggarakan pada tanggal 20 September, tetapi kemudian dimajukan ke bulan Agustus. Setelah melalui dua kali penundaan, akhirnya konferensi diadakan pada tanggal 25 Agustus. |reference=}} Dia terlibat dalam struktur pemerintahanpemerintah federal dengan menjadisebagai Kepala Jawatan Urusan Sosial dan anggota Komisi Kecelakaan Perang Daerah Kutai Timur.{{sfn|Lembaga Pemilihan Umum|1972|p=762}}
 
=== Pasca pengakuan kedaulatan ===
Setelah pengakuan kedaulatan, Padmo sempat menjadi Wedanawedana di Tenggarong, sebelum menjadi Patihpatih yang diperbantukan pada Kantor Kepala [[Daerah Istimewa Kutai]] di Samarinda. Selain itu, dia juga menjadi Wakil Ketua Panitia Pemilihan di [[Kalimantan Timur]] pada tahun 1955.{{sfn|Lembaga Pemilihan Umum|1972|p=762}}{{sfn|Panitia Pemilihan Indonesia|1958|p=516}} Pada tahun 1957, Padmo ditunjuk menjadi sekretaris oleh [[Daftar Gubernur Kalimantan Timur|Gubernur Kalimantan Timur]] saat itu, [[A.P.T. Pranoto]], selaindi samping menjadi Bupatibupati yang diperbantukan pada Gubernurgubernur.{{sfn|Lembaga Pemilihan Umum|1972|p=762}}{{sfn|Magenda|2010|p=148}} Pada masa ini, Padmo bergabung dengan Partai [[Partai Persatuan Indonesia Raya|Persatuan Indonesia Raya]] (PIR) dan pada [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1955|Pemilupemilu tahun 1955]] menjadi calon utama untuk kursi [[Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia|DPR]] dan [[Konstituante Republik Indonesia|Konstituante]] dari partai tersebut. Pada tahun 1952, dia juga menjadi ketua cabang PIR di [[Daerah Istimewa Kutai]].{{sfn|Kementerian Penerangan|1955|p=166}}{{sfn|Kementerian Penerangan|1956|p=269}}{{sfn|Lembaga Pemilihan Umum|1972|p=763}}
 
Tak seperti sebagian besar bangsawan Kutai yang tersingkirkan dari dunia politik akibat pendidikan yang kurang mumpuni dan kesetiaan pada [[Belanda]] selama perang, Padmo termasuk dalam golongan kecil dari bangsawan Kutai yang mampu bertahan berkat karirnya sebagai seorang birokrat dan pendidikan kepamongprajaan yang ia peroleh dari [[Opleiding School Voor Inlandsche Ambtenaren|OSVIA]], serta simpati terhadap kemerdekaan Indonesia.{{sfn|Magenda|2010|p=72}}
Baris 52:
=== Menjadi Bupati Kutai ===
[[Berkas:AR Padmo di Pedalaman Kaltim.png|jmpl|A.R. Padmo (tengah) sedang memberikan penyuluhan mengenai [[Manipol USDEK|Manipol/USDEK]] kepada masyarakat [[Suku Dayak|Dayak]] di pedalaman Kutai.]]
Pada tanggal 20 Agustus 1960, [[Daerah Istimewa Kutai]] dihapuskan dan dipecah menjadi tiga Daerah Tingkat II, yakni [[Kota Balikpapan|Kotapraja Balikpapan]], [[Kabupaten Kutai]], dan [[Kota Samarinda|Kotapraja Samarinda]]. Adapun Padmo diangkat oleh [[A.P.T. Pranoto|Pranoto]] sebagai Bupati Kutai.{{sfn|Soetoen|1979|p=259}} Pengangkatan Padmo tidak terlepas dari kebijakan Pranoto untuk memperkuat kedudukan bangsawan di perpolitikanpanggung [[Kalimantanpolitik Timur]]provinsi, hal yang tidak disenangi oleh kelompok pejuang yang terpusat di [[Kota Samarinda|Samarinda]] dan [[Kota Balikpapan|Balikpapan]]. Selain itu, keanggotaan Padmo di dalam PIR juga berpengaruh pada pengangkatannya, sebab Pranoto juga merupakanbernaung anggotadi dalam partai tersebut.{{sfn|Magenda|2010|p=77}}
[[Berkas:Aji Raden Padmo Bontang.png|jmpl|Padmo (tanda X) dan Wedana Kutai Timur, E.A. Samad (XX), diabadikan bersama dengan rakyat di [[Kota Bontang|Bontang]].]]
Menguatnya kedudukan bangsawan juga tidak disenangi oleh [[Komando Daerah Militer VI/Mulawarman|Pangdam IX/Mulawarman]] saat itu, Brigjen [[Soehario Padmodiwirio]], yang antifeodal dan merupakan sekutu kelompok pejuang. Untuk melemahkan kedudukan parakaum bangsawan, Soehario mengirimkan pasukannya ke Tenggarong pada bulan Agustus 1964 untuk menangkap beberapa tokoh, seperti mantan Sultan [[Aji Muhammad Parikesit]] dan Padmo sendiri. Mereka ditangkap atas tuduhan hendakberniat mendirikan kembali daerah [[swapraja]] dan ditahan di Balikpapan. Soehario lalu menunjuk [[Roesdibiyono]], seorang pamong praja beretnis [[Suku Jawa|Jawa]], sebagai pengganti Padmo.{{sfn|Magenda|2010|p=93-94}} Padmo ditahan selama enam bulan, sebelum akhirnya dibebaskan pada awal tahun 1965 atas intervensi Menteri Dalam Negeri [[Soemarno Sosroatmodjo]].{{sfn|Magenda|2010|p=148}}
 
=== Karir pasca Bupati ===
GunaUntuk melemahkan kedudukan [[Partai Nasional Indonesia]] (PNI) di tingkat provinsi yang menguat pada masa [[Abdoel Moeis Hassan]], Gubernur [[Abdoel Wahab Sjachranie|Abdul Wahab Sjahranie]] menggantikan para birokrat PNI dengan birokrat mantanyang kadersebelumnya bernaung di [[Partai Sosialis Indonesia]] (PSI) dan golongan bangsawan. Pada tahun 1966, Padmo ditunjuk kembali sebagai Residenresiden di [[Kota Samarinda|Samarinda]] dan padasetahun tahun berikutnyakemudian, menjadi Sekretaris Wilayah Daerah (Sekwilda) Kalimantan Timur, menggantikan [[Drs. Djakfar Achmad]] yang berasalmerupakan darikader PNI.{{sfn|Magenda|2010|p=109}}{{sfn|Magenda|2010|p=148}}
 
Pada tahun 1972, Padmo menjabat sebagai Ketua [[Korps Pegawai Republik Indonesia]] (KORPRI) Provinsi Kalimantan Timur sebelum akhirnya berhenti pada tahun 1973. Dia juga terpilih menjadi anggota MPR dari Fraksi [[Partai Golongan Karya|Golkar]] mewakili Kalimantan Timur padadi tahun yang sama.{{sfn|Lembaga Pemilihan Umum|1972|p=763}}{{sfn|Lembaga Pemilihan Umum|1972|p=82}} Padmo kemudian menjabat sebagai direktur Hotel Lamin Indah di [[Kota Samarinda|Samarinda]] yang dikelola oleh pemerintah daerah.{{sfn|Magenda|2010|p=148}}
 
== Kematian dan kehidupan pribadi ==
Padmo meninggal di [[Kota Samarinda|Samarinda]] pada tanggal 7 November 1995 karena sakit. Adapun istrinya, Hj. Adji Haton, telah mendahuluinya pada tanggal 16 Juli 1994 karena penyebab yang sama. Pernikahan Padmo dengan Adji Haton menghasilkan empat orang anak, antara lain Adji Masdulhak Padmo, Hj. Adji Farida (istri dari Gubernur [[Muhammad Ardans|H.M. Ardans]]), Hj. Adji Maspulena, dan H. Adji Maspul.<ref>{{Cite web|last=Mahkamah Agung|date=2017-04-25|title=Putusan PA SAMARINDA Nomor 0379/Pdt.G/2017/PA.Smd|url=https://putusan3.mahkamahagung.go.id/direktori/putusan/5d6af8ca328b654562b0ecfe8009ac52.html|website=Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia|access-date=25 Februari 2024}}</ref>
 
== Catatan ==
Baris 72:
== Daftar Pustaka ==
*{{Cite book|date=1934|url=https://books.google.co.id/books?id=5zcNAQAAIAAJ&pg=PA149&lpg=PA149&dq=%22adji+hasan+basri%22&source=bl&ots=viX6Uxk2z-&sig=ACfU3U2Q4tziDDVR1YtTs0eVvBSuE1FDBQ&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwjftIPKicSEAxWn1DgGHVc6AnoQ6AF6BAgLEAM#v=onepage&q=%22adji%20hasan%20basri%22&f=false|title=Regeeringsalmanak voor Nederlandsch-Indië, Deel 2|location=Batavia|publisher=Landsdrukkerij|ref=harv|url-status=live}}
* {{cite book
|year=2004
|last1=Hassan
|first1=A. Moeis
|title=Kalimantan Timur: Apa, Siapa dan Bagaimana
|url=
|isbn=979-9222-88-5
|publisher=Yayasan Bina Ruhui Rahayu
|location=Jakarta
|ref=harv
}}
*{{Cite book|last=Kementerian Penerangan|date=1955|url=https://books.google.co.id/books?id=eL7lAAAAMAAJ&pg=PA165&dq=%22manan+effendi%22&hl=en&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjEj-yAnMSEAxXJ-DgGHWomAKAQ6AF6BAgFEAI#v=onepage&q=%22Padmo%22&f=false|title= Tjalon-Tjalon Dewan Perwakilan Rakjat untuk Pemilihan Umum I 1955|location=Jakarta|publisher=Kementerian Penerangan|ref=harv|url-status=live}}
*{{Cite book|last=Kementerian Penerangan|date=1956|url=https://books.google.co.id/books?id=DvxZQtmFr4cC&pg=PA269&dq=Adji-Raden-Padmo&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwj4wbu-hueEAxV4TmwGHTJXAb0Q6AF6BAgMEAI#v=onepage&q=Adji-Raden-Padmo&f=false|title= Kumpulan Peraturan-Peraturan untuk Pemilihan Konstituante|publisher=Kementerian Penerangan|ref=harv|url-status=live}}