Rumah Singgah Gerilya Soedirman: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Babilawd (bicara | kontrib)
menambahkan judul
Babilawd (bicara | kontrib)
p
Baris 1:
[[Berkas:Rumah Singgah Gerilya Soedirman (1).jpg|jmpl|350x350px|Rumah gerilya jendral Soedirman (Pundong)]]
'''Rumah Singgah Gerilya Jenderal Soedirman (Pundong)''' adalah rumah yang disinggahi oleh jendral Soedirman ketika melakukan Gerilya melawan pasukan Belanda pada tahun 1948. Rumah ini dibangun pada tahun 1930. Rumah tersebut berada di dusun Grogol IX, [[Parangtritis, Kretek, Bantul|Parangtritis]], kretek, [[Kabupaten Bantul|Bantul]]. Bangunan ini menghadap ke arah selatan, hal itu dikarenakan adanya kepercayaan tertentu. Rumah ini memiliki model arsitektur tradisional [[jawa]], hal tersebut dapat terlihat dari model [[joglo]] yang dimiliki oleh bangunan tersebut. Bangunan ini juga terdiri dari pendopo, longkangan, dalem, dan pewikanan. Sebagian besar rumah ini juga menggunakan kayu jati dan konstruksi bangunan ini menggunakan teknik bongkar pasang(''knock-down'').<ref>{{Cite web|last=DINAS KEBUDAYAAN (KUNDHA KABUDAYAN) DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA|title=Rumah Singgah Gerilya Jenderal Soedirman|url=https://jogjacagar.jogjaprov.go.id/detail/2093/rumah-singgah-jend-soedirman|website=DINAS KEBUDAYAAN (KUNDHA KABUDAYAN)
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA|access-date=2024-07-27}}</ref>
 
== Sejarah Rumah Singgah ==
Baris 8 ⟶ 9:
Rute yang dilalui oleh jendral Soedirman ketika melakukan Gerilya adalah dari Yogyakarta menuju Pacitan.beliau selalu diintai oleh pasukan Belanda, maka dari itu, pada saat melakukan perjalanan beliau kerap kali harus memutar otak untuk mengelabuhi pasukan Belanda. Bahkan tak jarang beliau harus berhadapan oleh pasukan Belanda.
 
Jenderal Soedirman beserta pasukannya berangkat dari Yogyakarta melewati jalur selatan menuju timur melalui bantulBantul, Palbapang, Bakulan, Kretek, Grogol, Parangtritis, Karangtengah, Panggang, Paliyan (Karangduwet), Playen, Siyono, Wonosari, Semanu, Bedoyo, Pracimantoro, Pulo, Karangbendo, Eromoko, Wuryantoro, Wonogiri, Jatisrono, Slogohimo, Purwantoro, Sumoroto, Ponorogo, Jetis, Sambit, Sawo, Tumpakpelem, Nglongsor, Tugu, Trenggalek, Bendorejo, Kalangbret, Kediri, Sukorame, Karangnongko, Pekso, Krampyang, Bajulan, Salamjudeg, Makuto, Sawahan, Ngliman, Gimbal, Gedangklutuk, Selayang, Serang, Jambu, Wayang, sampai ke Banyutowo.
 
== Alasan Jenderal Soedirman Singgah ==
Alasan jenderal Soedirman singgah di Bantul, khususnya di Pundong dikarenakan kondisi geografis di kawasan Pundong yang dapat melindungi Jenderal Soedirman di sana. Pada kawasan pundong terdapat sungai pemisah, yaitu sungai Opak. Pada zaman dulu belum ada jembatan seperti saat ini, dan dikarenakan sungai Opak sedang meluap, maka pasukan Belanda tidak dapat datang ke sana kecuali jika air telah surut.
 
https://disbud.bantulkab.go.id/hal/lain-lain-bidang-warisan-budaya-galeri-foto-cagar-budaya-bagian-ii
 
{{Sedang ditulis}}