Pembantaian Palembang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Swarabakti (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Swarabakti (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 38:
=== Pendudukan loji Belanda dan pembantaian ===
[[Berkas:Map of Palembang.jpg|thumb|right|upright=1.7|Cabang-cabang muara [[Sungai Musi]], sebagaimana digambarkan dalam sebuah peta dari abad ke-17]]
Pasukan Inggris berangkat dari Melaka untuk [[Penyerbuan Jawa (1811)|menyerbu Jawa pada bulan Juni 1811]]. Penyerbuan tersebut berakhir dengan kemenangan, dan pulau Jawa dinyatakan sebagai milik Inggris pada tanggal 11 September, walaupun pertempuran sporadis masih berlanjut untukselama beberapa waktu.{{sfnp|Bastin|1953|p=320}} Berita jatuhnya Batavia kepada Inggris telah sampai ke Palembang pada tanggal 4 September, tetapi awalnya Badaruddin tidak memercayainya. Pada 11 September, setelah menerima kabar dari sumber lain yang secara terpisah mengonfirmasi kekalahan Belanda, barulah ia mulai bertindak.{{sfnp|Wargadalem|2017|p=50}}
 
Pada tanggal 14 September, Badaruddin mengutus beberapa bangsawan ke loji Belanda di Sungai Aur untuk menemui Residen Palembang, Jacob Groenhof van Woortman. Terdapat perbedaan versi mengenai siapa saja bangsawan yang dikerahkan ke loji Belanda. Kesaksian anggota loji yang selamat menyebut nama Raden Ngabehi Carik, Tumenggung Lanang, Raden Muhammad, Tumenggung Suronindito, dan beberapa bangsawan rendah lainnya. Akan tetapi, menurut penuturan [[Ahmad Najamuddin II dari Palembang|Najamuddin II]], yang datang ke loji waktu itu adalah bangsawan tinggi seperti Pangeran Citradireja, Pangeran Natawikrama, Pangeran Suradilaga, Pangeran Syarif Usman, Kyai Mas Tumenggung Notonegero dan Kyai Demang Usman. Menurut satu kesaksian Belanda, para bangsawan juga disertai sekitar 160 orang bersenjata, yang kemudian melucuti senjata para penjaga dan menduduki loji dalam waktu yang singkat.{{sfnp|Wargadalem|2017|pp=50–51}} Jumlah total penghuni loji kala itu hanya 110 orang saja, termasuk penghuni berdarah pribumi.{{sfnp|Wargadalem|2017|p=53}}