Maulana Muhammad dari Banten: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Dikembalikan VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Membatalkan suntingan berniat baik oleh 101.255.165.190 (bicara): Revisi Anda terlihat membingungkan dan sebagian dari revisi Anda tidak membangun (⅀) Tag: Pembatalan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
Baris 4:
== Kehidupan awal ==
Maulana Yusuf wafat di tahun 1585
== Silsilah ==
Maulana Yusuf memiliki garis keturunan yang bersambung pada Nabi Muhammad dari jalur Imam Hasan.
* Kanjeng Nabi Muhammad SAW
* Syarifah Fatimah Az-Zahra
* Imam Hasan As-sibith
* Syarif Hasan Al-Mutsanna (Syarif Mekah ke-1)
* Syarif Abdullah Al-kamil / Al-mahdi (Syarif Mekah ke-3)
* Syarif Musa Al-jaun (Syarif Mekah ke-7)
* Syarif Abdullah Al-kiram (Syarif Mekah ke-9)
* Syarif Musa (Syarif Mekah ke-12)
* Syarif Muhammad Ats-Tsa-ir (Syarif Mekah ke-21)
* Syarif Abdullah (Syarif Mekah ke-22)
* Ali
* Sulaiman
* Husin
* Isa
* Abdul Karim
* Mutha’in
* Idris
* Syarif Mekah Qatadah (Syarif Mekah ke-43)
* Ali
* Hasan
* Abi Nami
* Abi Dzabih Muhammad
* Athifah
* Muhammad
* Jarullah Abdul Aziz
* Syarif Abdullah (Sultan Malaka)
* Syarif Hidayatullah (Pendiri Kesultanan Banten)
* Maulana Hasanuddin
* Maulana Yusuf
* Maulana Muhammad
Silsilah ini disusun berdasarkan kajian nasab Sayyid Yusuf al-Angawi Sumenep yang disusun oleh Sayyid Salim bin Ahmad bin Jindan dan Habib Alwi bin Abi Bakri bin Bil Faqqih. Selain disusun oleh ahli nasab dari tokoh Alawiyin, nasab di atas juga telah disempurnakan berdasarkan kajian nasab Keluarga Besar Anggawangsa Anggawi al-Hasani Surabaya yang menurunkan para Adipati, Tumenggung hingga Wedana di Jawa Timur. Keluarga Besar Anggawangsa sendiri merupakan keturunan Sultan Ageng Tirtayasa utamanya dari jalur Pangeran Purbaya. Anak keturunan Pangeran Purbaya di Jawa Timur menggunakan gelar MAS yang merupakan singkatan dari Maulana Syarif. Sebagian besar dari keturunan itu banyak yang dimakamkan di Pemakaman Boto Putih dan satu komplek dengan makam Sultan Banten terakhir yaitu Sultan Maulana Muhammad Shafiuddin.
Jalur Athifah ini juga dikuatkan dengan keberadaan makam salah satu keturunan Sultan Ageng Tirtayasa yaitu Muhammad Atif di Tangerang. Nama Muhammad Atif di nisbatkan dari nama leluhurnya yaitu Athifah bin Abi Dzabih Muhammad.
== Masa pemerintahan ==
Para pembesar dengan dukungan para qadi Kesultanan Banten di tahun 1585 mengangkat Maulana Muhammad sebagai sultan Banten secara resmi, sementara menunggu usianya cukup untuk memegang pemerintahan, maka para qadi mengangkat empat tokoh menjadi wali sultan Banten dalam memerintah,<ref name="Graafkerajaan">de Graaf, Hermanus Johannes. Theodore Gauthier Th. Pigeaud. 1985. Kerajaan-Kerajaan Islam Di Jawa: Peralihan dari Majapahit ke Mataram. [[Jakarta]]: Grafitipers</ref> mereka diantaranya adalah Patih Jayanegara, Senapati Pontang, Ki Waduaji dan Ki Wijamanggala.<ref name="Mukarrom">Mukarrom, Ahwan. 2014. Sejarah Islam Indonesia I: Dari Awal Islamisasi sampai Periode Kerajaan-Kerajaan Islam Nusantara. [[Surabaya]]: Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel</ref> Penolakan para Qadi dan para pembesar Banten membuat Pangeran Arya Jepara memutuskan untuk menyerang Kesultanan Banten. Pangeran Arya Jepara bersama para pasukan dan Demang Laksamana dari Jepara berangkat menuju Banten melalui jalur laut, dalam pertempuran tersebut Demang Laksamana Jepara tewas dan membuat Pangeran Arya Jepara memutuskan untuk kembali ke Jepara.<ref name="Graafkerajaan" />
|