Sultan Alamuddin Syah dari Siak: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 14:
| successor = [[Muhammad Ali dari Siak|Sultan Muhammad Ali]]
| suc-type =
| birth_name = Raja Alam
| spouse 1 =
| spouse 2 =
Baris 36 ⟶ 37:
| dynasty = [[Malaka/Parameswara]]
| royal anthem =
| regnal name = Siak Sri Indrapura
| posthumous name = Marhum Bukit Senapelan
| father = [[Raja Kecik]]
| mother =
| religion = Islam Ahlussunah Waljama'ah
| date of birth =
| place of birth = [[Berkas:Id-siak1.GIF|23px]] [[Siak]]
Baris 56 ⟶ 59:
== Naik Takhta ==
[[Berkas:Makam Sultan Alamuddin Syah.jpg|jmpl|263x263px|Makam Sultan Alamuddin Syah, di komplek Pemakaman Marhum Pekan, Pekanbaru]]
Sultan Muhammad mangkat pada tahun 1760 dan diangkatlah putranya, Tengku Ismail sebagai pengganti dengan gelar ''Sultan Ismail Abdul Jalil Jalaluddin Syah''. Berita kemangkatan sultan telah yang berkali-kali merepotkan Belanda itu digunakan oleh mereka untuk menanamkan pengaruh atas Siak, dengan memperalat Tengku Alam untuk mendapatkan takhta dengan janji bahwa Belanda tidak akan mencampuri urusan keluarga kerajaan kelak. Maka, ketika pasukan Belanda hampir kalah dalam penyerangan mereka ke Mempura, Tengku Alam diutus untuk berunding dengan [[Ismail dari Siak|Sultan Ismail]] dan panglima besar [[Muhammad Ali dari Siak|Tengku Muhammad Ali]] yang merupakan puteranya sendiri.<ref name="Amir Lutfi 1991"/>
|