Oetomo Ramelan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
PeragaSetia (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
PeragaSetia (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 74:
 
=== Wali Kota Surakarta ===
[[Daftar pemilihan umum legislatif daerah di Indonesia 1957–1958|Pemilihan legislatif daerah tahun 1957]] berhasil memenangkan PKI sebanyak 17 kursi dari total 30 kursi di [[Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Surakarta|DPRD Kota Surakarta]].<ref name=":1" /> Alhasil, PKI mencalonkan Oetomo sebagai wali kota untuk menggantikan [[Muhammad Saleh Werdisastro]], seorang simpatisan [[Muhammadiyah]]. Ia berhasil terpilih dalam sidang DPRD yang diadakan pada tanggal 23 Januari 1958.<ref name=":3" />{{sfn|Roosa|2020|p=127}}<ref name=":3" /> Pada masa kepemimpinannya, kekuatan PKI semakin berkembang di pedesaan dan kampung, baik yang berada di dalam maupun di sekitar Kota Surakarta.<ref name=":1" /> Pada tahun 1959, Lekra memutuskan untuk mengadakan kongres nasionalnya yang pertama pada tanggal 24-31 Januari di [[Kota Surakarta|Surakarta]]. Salah satu faktor utama terpilihnya Surakarta sebagai tempat penyelenggaraan kongres adalah dominasi PKI di kota tersebut, baik di tubuh eksekutif maupun parlemennya.{{sfn|Roosa|2020|p=127}}<ref name=":2" />
 
Meski demikian, baik partai maupun Oetomo sendiri tidak pernah melakukan tindakan atau kebijakan yang radikal. Partai lebih sibuk mengadakan usaha-usaha sosial, seperti memperbaiki kondisi jalan dan nasib kaum miskin, serta mencari dukungan dari kalangan pegawai negeri.<ref name=":1" /> Penyitaan harta terhadap kaum kaya juga tidak pernah dilakukan. Para saudagar batik di [[Laweyan]] tetap menjadi kekuatan yang disegani di kota tersebut.{{sfn|Roosa|2020|p=127}} Bahkan, Oetomo sendiri menyatakan tidak keberatan jika Indonesia menerima pinjaman dari [[Amerika Serikat]], asal tidak dibarengi dengan bantuan militer.<ref name=":1" />
Baris 85:
Saat peristiwa [[Gerakan 30 September]], PKI sebagai partai tidak memobilisasi penduduk Surakarta untuk berdemonstrasi di jalanan mendukung gerakan tersebut. Satu-satunya tindakan yang dilakukan oleh partai adalah mengeluarkan pernyataan dukungan melalui siaran radio yang dilakukan oleh Oetomo pada pukul enam sore.{{sfn|Roosa|2020|p=134}} Tidak banyak yang terjadi di Surakarta setelah itu, sebab Dewan Revolusi yang dipimpin oleh Mayor Iskandar memutuskan untuk membubarkan diri dan melepas para perwira yang disandera pada tanggal 3 Oktober setelah menyadari bahwa gerakan di Jakarta telah gagal dan mereka tidak lagi mendapat perintah dari [[Biro Khusus]].{{sfn|Roosa|2020|p=134}}
 
Baru pada tanggal 22 Oktober, ketika pasukan [[Komando Pasukan Khusus|RPKAD]] tiba di Surakarta, kondisi berubah drastis. Pihak tentara mengambil alih pemerintahan dan keesokan harinya, Oetomo ditangkap oleh tentara. Ia digantikan sementara oleh Letnan Kolonel [[Th. J. Soemantha]].{{sfn|Roosa|2020|p=138}} Ia lalu ditahan di Kesatrian RPKAD di Kandang Menjangan (termasuk wilayah [[Kabupaten Sukoharjo]]), sebelum dipindah ke LP Surakarta.<ref>{{Cite web|last=Institut Sejarah Sosial Indonesia|date=2007|title=Kandang Menjangan Kartasura Solo|url=http://sejarahsosial.org/kamp_solo/htm/04.htm|website=Sejarah Sosial|access-date=15 Juli 2024}}</ref> Oetomo kemudian menjalani sidang mulai tanggal 5 Juni 1967 dan dinyatakan bersalah oleh Mahmilub pada tanggal 22 Juni 1967. Mahmilub menjatuhkan vonis hukuman mati padanya.{{sfn|Fic|2005|p=335}}<ref>{{Cite web|date=29 Januari 2017|title=Tindakan Hukum Terhadap Tahanan G30S/PKI|url=https://g30s-pki.com/687-2/|website=G30S-PKI|access-date=15 Juli 2024}}</ref>{{sfn|Fic|2005|p=335}}
 
== Kehidupan pribadi ==