Konten dihapus Konten ditambahkan
Kosmologi dan kehidupan setelah kematian: Perbaikan menurut terjemahan en.wiki
Kesucian dan ketidaksucian: Perbaikan menurut terjemahan en.wiki
Baris 117:
 
=== Kesucian dan ketidaksucian ===
PokokTema utamakunci dalam Shinto adalah menghindari ''[[kegare]]'' ("polusi" atau "kotoran"),{{sfnm|1a1=Bocking|1y=1997|1p=93|2a1=Cali|2a2=Dougill|2y=2013|2p=20}} sambil memastikan ''[[harae]]'' ("kesucian").{{sfnm|1a1=Nelson|1y=1996|1p=101|2a1=Bocking|2y=1997|2p=45|3a1=Cali|3a2=Dougill|3y=2013|3p=21}} Dalam pemikiran Jepang, manusia pada dasarnya dipandang suci pada asalnya.{{sfn|Picken|2011|p=45}} Oleh karena itu, ''kegare'' dipandang sebagai kondisi sementara yang dapat diperbaiki melalui pencapaian ''harae''.{{sfn|Bocking|1997|p=93}} RitusRitual penyucian dilakukan untuk memulihkan kesehatan "spiritual" individu dan menjadikannya berguna bagi masyarakat.{{sfn|Nelson|1996|p=102}}
 
[[File:Karasuzumo purification ritual.jpg|thumb|left|Ritual penyucian Shinto setelah turnamen [[sumo]] anak-anak di [[Kuil Kamigamo|Kamigamo Jinja]] di [[Kyoto]]]]
 
Gagasan kesucian ini hadir dalam banyak aspek budaya Jepang, seperti menempatkan fokus pada mandi yang sering menjadi sorotan.{{sfn|Nelson|1996|p=38}} Penyucian misalnya dianggap penting dalam persiapan musim tanam,.{{sfn|Nelson|1996|p=63}} sedangkanContoh lain yaitu praktik para pemain teater [[noh]] menjalani ritual penyucianmenyucikan diri sebelum mereka melakukantampil dalam pertunjukannyapertunjukan.{{sfn|Picken|2011|p=7}} Di antara hal-hal yang dianggap sebagai kotoran tertentukhusus dalam Shinto adalah kematian, penyakit, sihir, mengulitipengulitan hewan hidup-hidup, hubungan sedarahinses, kebinatanganzoofilia, tinja, dan darah yang berhubungan dengan menstruasi atau persalinan.{{sfnm|1a1=Offner|1y=1979|1p=206|2a1=Nelson|2y=1996|2p=104}} Untuk menghindari ''kegare'', pendeta dan praktisi lainnyalain dapatdianjurkan melakukanmenahan diri pantang(berpantang) dan menghindari berbagai kegiatan sebelum festival atau ritual.{{sfn|Bocking|1997|p=93}}
Berbagai kata, yang disebut ''imi-kotoba'', juga dianggap tabu, dan orang-orangdihindari menghindari mengucapkannyadiucapkan saat berada di kuil; kata-kata tabu itu termasuk ''shi'' (kematian), ''byō'' (penyakit), dan ''shishi'' (daging).{{sfn|Bocking|1997|p=58}}
 
Upacara penyucian yang dikenal sebagai ''misogi'' melibatkan penggunaan air tawar, air asin, atau garam untuk menghilangkan ''kegare''.{{sfn|Bocking|1997|p=124}} Perendaman penuh di laut sering dianggap sebagai bentuk penyucian paling kuno dan efektif.{{sfn|Nelson|1996|p=140}} Tindakan ini terkait dengan kisah mitologis ketika Izanagi membenamkan dirinya di laut untuk menyucikan diri setelah menemukan istrinya yang sudah meninggal; dari tindakan tersebut kami yang lain muncul dari tubuhnya.{{sfnm|1a1=Nelson|1y=1996|1p=141|2a1=Bocking|2y=1997|2p=124}} Alternatif lainnya adalah berendam di bawah air terjun.{{sfnm|1a1=Bocking|1y=1997|1p=124|2a1=Picken|2y=2011|2p=45}} Garam sering dianggap sebagai zat penyuci;{{sfnm|1a1=Nelson|1y=1996|1p=141|2a1=Earhart|2y=2004|2p=11}} beberapa praktisi Shinto misalnya akan menaburkan garam pada diri mereka sendiri setelah pemakaman,{{sfnm|1a1=Nelson|1y=1996|1pp=141–142|2a1=Picken|2y=2011|2p=70}} sementara orang yang menjalankan restoran mungkin menaruh setumpuk kecil garam di luar setiap hari sebelum dibuka.{{sfn|Picken|2011|p=6}} Api, juga, dianggap sebagai sumber penyucian.{{sfn|Earhart|2004|p=11}} ''yaku-barai'' adalah bentuk harae yang dirancang untuk mencegah kemalangan,{{sfn|Bocking|1997|p=219}} sedangkan ''oharae'', atau "upacara penyucian besar", sering dimanfaatkan untuk ritual penyucian akhir tahun, dan dilakukan dua kali setahun di banyak kuil.{{sfn|Bocking|1997|p=136}} Sebelum zaman Meiji, ritual penyucian umumnya dilakukan oleh [[onmyōji]], sejenis peramal yang praktiknya berasal dari filosofi [[yin dan yang]] dari Tiongkok. {{sfn|Breen|Teeuwen|2010|p=12}}