Perang Salib Pertama: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
+ Tag: |
+ Tag: |
||
Baris 54:
Bangsa [[Italo-Norman]] berhasil merebut sebagian Italia Selatan dan Sisilia dari Bizantium dan Arab Afrika Utara beberapa dekade sebelum Perang Salib Pertama.{{sfn|Asbridge|2012|pp=5–8|loc=Western Europe in the Eleventh Century}} Hal tersebut menyebabkan munculnya perseteruan dengan kepausan. Paus Leo IX kemudian menyerukan perlawanan terhadap mereka melalui [[Pertempuran Civitate]], yang berhasil dimenangkan oleh Norman. Meskipun demikian, ketika menyerbu Sisilia Muslim pada tahun 1059, Norman melancarkannya di bawah panji kepausan ''[[Gonfalone Gereja|Invexillum sancti Petrior]],'' atau panji Santo Petrus.{{sfn|Lock|2006|pp=306–308|loc=The Proto-Crusades, or the Prehistory of Crusading}} [[Robert Guiscard]] merebut kota Bizantium [[Bari]] pada tahun 1071 dan melancarkan perlawanan di sepanjang pesisir timur [[Adriatik]] di dekat [[Durrës|Dyrrachium]] pada tahun 1081 dan 1085.{{sfn|Tyerman|2019|p=46|loc=The Mediterranean Crisis and the Background to the First Crusade}}
==
{{Main|
[[File:Map of the Byzantine Empire (867-1081).svg|thumb|left|alt=map of the Byzantine Empire (9-11th centuries)|upright=1.8 |Peta Kekaisaran Bizantium (867–1081)]]
Sejak awal berdirinya, [[Kekaisaran Bizantium]] merupakan pusat sejarah perbendaharaan, budaya, dan kekuatan militer.<ref>Papayianni, Aphrodite (2006)."Byzantine Empire". In ''The Crusades – An Encyclopedia''. pp. 188–196.</ref> Di bawah pemerintahan [[Basileios II Boulgaroktonos|Basilus II]], perluasan wilayah kekaisaran mencapai puncaknya pada tahun 1025. Perbatasan Kekaisaran membentang ke arah timur hingga Iran, Bulgaria, dan sebagian besar Italia selatan berada di bawah kendali Bizantium. Perompakan yang marak terjadi di Laut Tengah juga berhasil ditumpas. Hubungan Bizantium dengan Kesultanan Islam yang bersebelahan sama bermasalahnya seperti hubungannya dengan [[Rumpun suku bangsa Slavia|bangsa Slavia]] atau Kristen Barat. Bangsa [[Italo-Norman|Norman]] di Italia; [[Pecheneg]], [[Orang Serbia|Serbia]] dan [[Suku Kuman|Kuman]] di utara; serta Turki Seljuk di timur semuanya bertikai dengan Kekaisaran Bizantium, dan untuk menghadapi ancaman tersebut, para kaisar merekrut prajurit bayaran, bahkan terkadang direkrut dari para musuh mereka.{{sfn|Kaldellis|2017|pp=120–141|loc=Basil II (976–1025)}}
Di sisi lain, dunia Islam mengalami kemajuan pesat sejak didirikan pada abad ke-7, dan diperkirakan akan segera menghadapi perubahan besar.<ref>[[H. A. R. Gibb|Gibb, Hamilton A. R.]] (1969). "[http://images.library.wisc.edu/History/EFacs/HistCrus/0001/0001/reference/history.crusone.i0018.pdf The Caliphate and the Arab States] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20230601084159/http://images.library.wisc.edu/History/EFacs/HistCrus/0001/0001/reference/history.crusone.i0018.pdf |date=1 June 2023 }}". In Setton, K., ''A History of the Crusades: Volume I''. pp. 81–98.</ref> Gelombang pertama [[Migrasi orang-orang Turkik|migrasi bangsa Turki]] ke Timur Tengah turut memengaruhi sejarah Arab dan Turki sejak abad ke-9. ''[[Status quo]]'' di Asia Barat terancam oleh gelombang migrasi bangsa Turki berikutnya, terutama kedatangan [[Dinasti Seljuk|Turki Seljuk]] pada abad ke-10. Seljuk adalah klan penguasa kecil yang berasal dari [[Transoksiana]] di Asia Tengah. Mereka masuk Islam dan bermigrasi ke Iran untuk mencari peruntungan. Dua dekade kemudian, Seljuk berhasil menaklukkan Iran, Irak dan [[Timur Dekat]]. Seljuk dan para prajuritnya adalah Muslim Sunni, yang memicu terjadinya konflik di Palestina dan Suriah dengan Syiah [[Kekhalifahan Fatimiyah|Fatimiyah]].{{sfn|Peacock|2015|pp=20–71|loc=The Rise of the Seljuks, c. 965 –1092}}
[[File:Varqa fighting on horseback.jpg|thumb|upright=1|Penunggang kuda Seljuk Anatolia, dalam ''[[Varka and Golshah]]'', miniatur dari pertengahan abad ke-13, [[Konya]], Kesultanan Rum.<ref>These knights were equipped with long swords and bows, and for protection used large shields ("kite-shields"), lamellar armour and ''[[hauberk]]'' mail {{cite book |last1=Gorelik |first1=Michael |title=Oriental Armour of the Near and Middle East from the Eighth to the Fifteenth Centuries as Shown in Works of Art (in Islamic Arms and Armour) |date=1979 |publisher=Robert Elgood |page=Fig.38 |location=London |isbn=978-0859674706 |url=http://warfare.6te.net/Gorelik-Oriental_Armour.htm}}</ref><ref name="AAOS">{{cite journal |last1=Sabuhi |first1=Ahmadov Ahmad oglu |title=The miniatures of the manuscript "Varka and Gulshah" as a source for the study of weapons of XII–XIII centuries in Azerbaijan |journal=Austrian Journal of Humanities and Social Sciences |date=July–August 2015|issue=7–8 |pages=14–16 |url=https://www.researchgate.net/publication/305236939}}</ref>]]
Bangsa Seljuk adalah orang-orang nomaden, berbahasa Turki, dan terkadang [[Shamanisme|shamanistik]], berbeda dengan rakyat mereka yang menetap dan menuturkan bahasa Arab.{{sfn|Cahen|1968|pp=66–72|loc=The First Incursions before 1071}} Perbedaan tersebut turut melemahkan struktur kekuasaan ketika digabungkan dengan kebiasaan memerintah Seljuk atas suatu wilayah yang berlandaskan pada preferensi politik, bukannya pada letak geografi. Kaisar [[Romanos IV Diogenes]] berupaya memadamkan serangan sporadis Seljuk, tetapi kalah dalam [[Pertempuran Manzikert]] pada tahun 1071 dan ditawan oleh pasukan Muslim. Kekalahan tersebut menjadi pukulan besar bagi Bizantium dan pertanda berkembangnya Seljuk, yang menyebabkan munculnya seruan untuk melancarkan Perang Salib Pertama. Kota-kota penting Bizantium seperti [[Nikea]] dan [[Antiokhia]] lepas pada tahun 1081 dan 1086. Kota-kota tersebut sangat tersohor di Barat karena signifikansi historisnya dan kelak juga menjadi sasaran penaklukan kembali oleh tentara salib.<ref>Cahen (1969). "[http://images.library.wisc.edu/History/EFacs/HistCrus/0001/0001/reference/history.crusone.i0020.pdf The Turkish Invasion: The Selchükids] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20221025035747/http://images.library.wisc.edu/History/EFacs/HistCrus/0001/0001/reference/history.crusone.i0020.pdf |date=25 October 2022 }}." In Setton, K., ''A History of the Crusades: Volume I.'' pp. 99–132.</ref>
Sejak tahun 1092, ''status quo'' di Timur Tengah kacau balau setelah kematian penguasa sah Kesultanan Seljuk, [[Nizham al-Mulk]]. Hal tersebut diikuti oleh kematian sultan Seljuk [[Malik Syah I|Malik Syah]] dan khalifah Fatimiyah [[Al-Mustansir Billah]]. Lantaran dilanda kebingungan dan perpecahan, dunia Islam mengabaikan dunia luar, sehingga mereka terkejut ketika tentara salib menyerbu. Malik Syah digantikan sebagai penguasa [[Kesultanan Rum|Kesultanan Rûm]] di Anatolia oleh [[Kilij Arslan I|Kilij Arslan]], dan di Suriah oleh saudaranya [[Tutush I]], yang memulai perang saudara melawan [[Berkyaruq]] demi menjadi penguasa tunggal. Setelah Tutush terbunuh pada tahun 1095, putranya [[Fakhr al-Mulk Ridwan|Ridwan]] dan [[Shams al-Muluk Duqaq|Duqaq]] mewarisi [[Aleppo]] dan [[Damaskus]], yang kemudian membagi Suriah kepada para emir yang saling bermusuhan, serta [[Kerbogha]], yang menjadi penguasa [[Mosul]]. Mesir dan sebagian Palestina dikuasai oleh Fatimiyah. Fatimiyah, di bawah pemerintahan khalifah [[Al-Musta'li]] dan [[Al-Afdhal Syahansyah]], menyerahkan Yerusalem kepada Seljuk pada tahun 1073, tetapi berhasil merebut kembali kota tersebut pada tahun 1098 dari [[Dinasti Artuqiyah|Artuqid]], suku Turki kecil yang berkerabat dengan Seljuk, tepat sebelum kedatangan tentara salib.{{sfn|Peacock|2015|pp=72–123|loc=The Great Seljuk Empire and the Sultanate of Iraq, 1092–1194}}
===Penindasan Kristiani===
Menurut sejarawan [[Jonathan Riley-Smith]] dan [[Rodney Stark]], penguasa Muslim di Tanah Suci kerap memberlakukan aturan keras "terhadap setiap orang yang mempertunjukkan iman Kristen secara terbuka":<ref>{{cite book|url=https://books.google.com/books?id=fQ1DnLPPXGIC|page=37-38 |title=The First Crusaders, 1095-1131 |isbn=978-0-521-64603-1 |last1=Riley-Smith |first1=Jonathan |date=1997 |publisher=Cambridge University Press }}</ref>
<ref>{{cite book|url=https://books.google.com/books?id=wtI90AEACAAJ|title=A history of the crusades, volume 1: the first hundred years|date=1969 |page=78|publisher=University of Wisconsin Press |isbn=978-0-299-06670-3 }}</ref><ref>{{cite book|url=https://www.degruyter.com/document/doi/10.9783/9781512818642-012/html?lang=en|title=the pilgrimages to palestine before 1095|chapter=D. The Pilgrimages to Palestine before 1095 |date=11 November 2016 |pages=68–80 |publisher=University of Pennsylvania Press |doi=10.9783/9781512818642-012 |isbn=978-1-5128-1864-2 }}</ref><ref>{{cite book|url=https://books.google.com/books?id=0E-_EAAAQBAJ|title=How the West Won: The Neglected Story of the Triumph of Modernity|date=11 July 2023 |page=102|publisher=Simon and Schuster |isbn=978-1-68451-622-3 }}</ref>
{{quote|Pada tahun 1026, Richard dari Saint-Vanne dirajam sampai mati karena ia terlihat mengadakan misa. Pejabat Muslim juga mengabaikan perampokan dan pembantaian yang sering dilakukan terhadap peziarah Kristen, seperti kejadian pada tahun 1064 ketika Muslim menyergap empat uskup dan ribuan peziarah Jerman saat mereka memasuki Tanah Suci, membantai dua pertiga di antaranya.}}
[[Penindasan terhadap orang Kristen|Penindasan terhadap umat Kristen]] semakin parah setelah Turki Seljuk menyerbu Yerusalem. Desa-desa yang diduduki oleh Turki di sepanjang jalan menuju Yerusalem mulai memungut biaya masuk pada peziarah Kristen. Pada prinsipnya, Seljuk mengizinkan para peziarah untuk memasuki Yerusalem, tetapi mereka kerap memberlakukan tarif yang tinggi dan membiarkan para peziarah diserang oleh penduduk setempat. Banyak peziarah yang diculik dan dijual sebagai budak, sedangkan selebihnya disiksa. Setelah itu, hanya rombongan besar dan bersenjata yang berani berziarah, meskipun tetap saja banyak yang tewas atau berbalik arah. Para peziarah yang berhasil selamat dari perjalanan berbahaya tersebut “kembali ke Barat dalam keadaan letih dan melarat, membawa pengalaman yang mengerikan untuk diceritakan.” Kabar mengenai serangan keji terhadap para peziarah serta penindasan terhadap umat Kristen Timur di Yerusalem menimbulkan kemarahan di Eropa.<ref>{{cite book |url=https://books.google.com/books?id=IiwTAQAAIAAJ |title=A History of the Crusades |date=3 December 1987 |publisher=Cambridge University Press |isbn=978-0-521-34770-9 |page=1:79}}</ref>
Kabar mengenai penindasan tersebut sampai ke telinga umat Kristen Eropa di Barat beberapa tahun setelah [[Pertempuran Manzikert]]. Seorang saksi mata dari [[Orang Franka|Franka]] berkata: "Sejauh mata memandang, Turki Muslim menghancurkan kota-kota dan kastil-kastil beserta pemukiman mereka. Gereja-gereja diratakan dengan tanah. Para rohaniwan dan rahib yang mereka tangkap, sebagian dibantai sedangkan sebagian lagi dijadikan budak, termasuk para imam dan yang lainnya, dan para biarawati—oh, alangkah sedihnya!—dipaksa memuaskan nafsu mereka."<ref>{{cite book |last1=Frankopan |first1=Peter |url=https://books.google.com/books?id=D-xIMAEACAAJ |title=The First Crusade: The Call from the East |publisher=Vintage |year=2013 |isbn=9780099555032 |pages=59–60}}</ref> Hal demikianlah yang memicu kaisar Bizantium [[Aleksius I Komnenus]] untuk menulis surat kepada [[Robert II dari Flandria]]. Ia menulis:
{{blockquote|Tempat-tempat suci dinodai dan dihancurkan dengan berbagai cara. Para bangsawan perempuan dan putri-putri mereka, yang ditelanjangi, diperkosa satu demi satu, seperti binatang. Beberapa [penyerang] tanpa rasa malu memamerkan para perawan di depan ibunya sendiri dan memaksanya menyanyikan lagu-lagu yang jahat dan cabul hingga keinginan mereka terpenuhi... laki-laki dari segala usia dan latar belakang, anak-anak, remaja, orang tua, bangsawan, petani, dan yang lebih buruk lagi, rohaniwan dan rahib, bahkan uskup, dinodai dengan dosa sodomi, dan kini dikabarkan bahwa seorang uskup telah terjerat dalam dosa yang sangat menjijikkan tersebut.<ref>{{cite book |last1=Frankopan |first1=Peter |url=https://books.google.com/books?id=D-xIMAEACAAJ |title=The First Crusade: The Call from the East |publisher=Vintage |year=2013 |isbn=9780099555032 |page=61}}</ref>}}
Kaisar memperingatkan bahwa jika Konstantinopel jatuh ke tangan Turki, tidak hanya ribuan umat Kristen yang akan disiksa, diperkosa dan dibunuh, tetapi “relikui paling suci dari sang Juru Selamat,” yang dikumpulkan selama berabad-abad, akan lenyap. “Oleh karena itu, dalam nama Tuhan... kami memohon kepada Saudara untuk membawa semua prajurit Kristus yang setia ke kota ini... dengan kedatangan Saudara, Saudara akan menemukan ganjarannya di surga, dan jika Saudara tidak datang, Tuhan akan menghukum Saudara.”<ref>{{cite book |url=https://books.google.com/books?id=_JUyPcvrYXUC |title=The Dream and the Tomb: A History of the Crusades |date=1984 |page=28-29|publisher=Rowman & Littlefield |isbn=978-0-8128-2945-7 }}</ref>
== Catatan ==
|