Perang Salib Pertama: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
kTidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 8:
| date = 15 Agustus 1096 – 12 Agustus 1099<ref group="catatan">Paus Urbanus II menetapkan [[Maria Diangkat ke Surga|Hari Kenaikan Maria]] (15 Agustus 1096) sebagai tanggal resmi dimulainya perang suci, tetapi pasukan Perang Salib Rakyat mulai bergerak beberapa bulan sebelumnya, yaitu pada bulan April.</ref>{{sfn|Carey|Allfree|Cairns|2023|pp=18-22}}
| place = [[Levant]] dan [[Anatolia]]
| territory = * Tentara
* Tentara
| result = Kemenangan
| combatant1 = '''Bala
| combatant2 = '''Negeri-negeri Muslim'''<br>[[Kesultanan Seljuk]]<br>[[Kesultanan Rum|Emirat Rum]]<br>[[Danishmend|Dinasti Danishmend]]<br>[[Kekhalifahan Fatimiyah]]
| commander1 = '''Bala
| commander2 = '''Seljuk'''<br>[[Kilij Arslan I|Kilij Arslan]]<br>[[Yağısıyan|Yaghi-Siyan]]{{Assassinated}}<br>[[Kerbogha]]<br>[[Shams al-Muluk Duqaq|Duqaq]]<br>[[Fakhr al-Mulk Ridwan|Ridwan]]<br>[[Toghtekin]]<br>[[Janah ad-Dawla]]<br>'''Fatimiyah'''<br>[[Iftikhar al-Dawla]]<br>[[Al-Afdal Shahanshah]]
| strength1 = '''Tentara
| strength2 = '''Muslim'''<br>Tidak diketahui
| strength3 =
Baris 171:
Pada tanggal 4 Juni, barisan depan pasukan Kerbogha yang berjumlah 40.000 prajurit tiba dan mengepung pasukan [[Orang Franka|Franka]]. Dari tanggal 10 sampai 14 Juni, pasukan Kerbogha menggempur tembok kota mulai dari fajar hingga senja. Bohemond dan Adhemar menutup gerbang kota untuk mempertahankan diri serta mencegah para prajuritnya melarikan diri. Kerbogha lalu mengubah taktik dengan membuat bala tentara salib kelaparan. Perilaku para prajurit di dalam kota amat tidak beradab dan peluang kekalahan makin besar. Seorang prajurit Prancis bernama [[Peter Bartholomew]] mengaku bahwa Rasul [[Santo Andreas]] mendatanginya untuk menunjukkan lokasi [[Tombak Takdir]] yang digunakan untuk menusuk Yesus Kristus di kayu salib. Pengakuan tersebut seharusnya membangkitkan semangat tentara salib, tetapi cerita tersebut tidaklah benar, sebab terjadinya dua minggu berselang sebelum pertempuran terakhir untuk merebut Antiokhia. Pada tanggal 24 Juni, prajurit Franka mengusulkan untuk menyerahkan diri, tetapi ditolak. Pada pagi hari tanggal 28 Juni 1098, prajurit Franka keluar dari kota dalam empat rombongan pasukan untuk menghadapi musuh. Kerbogha membiarkan pasukan tersebut mempersiapkan diri dan hendak menghabisi mereka di tempat terbuka. Sayangnya, kedisiplinan pasukan Muslim tidak bertahan lama dan serangan tidak karuan mulai dilancarkan. Pasukan Muslim kewalahan mengalahkan pasukan Franka yang jumlahnya dua kali lebih sedikit. Mereka membuka Gerbang Jembatan dan melarikan diri dari medan pertempuran. Dengan sedikit korban, pasukan Muslim kocar-kacir dan Antiokhia berhasil direbut.{{sfn|Asbridge|2012|pp=74–82}}
Stephen dari Blois tengah berada di [[İskenderun|Alexandretta]] dan belum mengetahui apa yang terjadi di Antiokhia. Ia menganggap sudah tidak ada harapan kemenangan bagi tentara salib dan bersiap meninggalkan [[Timur Tengah]]. Dalam perjalan pulang menuju Prancis, ia memperingatkan Aleksius mengenai situasi di Antiokhia.{{sfn|Madden|2005|p=28}} Para pemimpin pasukan di Antiokhia menganggap ketidakhadiran Aleksius di medan pertempuran adalah bentuk pengkhianatan, dan oleh sebab itu mereka berhak membatalkan sumpah kepadanya. Bohemond mengklaim Antiokhia sebagai miliknya, tetapi tidak semuanya setuju (terutama [[Raymond IV dari Toulouse|Raymond dari Toulouse]]), alhasil Perang Salib tertunda sampai akhir tahun selagi para bangsawan saling bertikai mengenai kepemilikan wilayah. Tatkala membahas masa-masa tersebut, para sejarawan berpendapat bahwa bangsa Franka dari Prancis utara, [[Provence|Provençal]] dari Prancis selatan,<ref group="catatan">Pada masa itu, istilah "Provençal" atau "Provence" tidak terbatas pada wilayah Provence saat ini, tetapi mencakup wilayah-wilayah di Prancis selatan yang menuturkan [[bahasa Oksitan]]. Istilah tersebut setara dengan istilah "Oksitan" atau "[[Oksitania]]" yang muncul di kemudian hari.</ref> dan [[Orang Norman|Normandia]] dari Italia selatan menganggap diri mereka sebagai bangsa yang terpisah, sehingga memicu perseteruan sebab masing-masingnya menganggap bahwa bangsa mereka lebih cakap dari yang lainnya. Sejarawan lainnya berpendapat bahwa selain disebabkan oleh perseteruan antar bangsa, ambisi pribadi di kalangan para pemimpin
Sementara itu, wabah penyakit merebak, yang menewaskan banyak prajurit, termasuk [[legatus]] Adhemar, yang wafat pada tanggal 1 Agustus.<ref name="Lock23">{{harvnb|Lock|2006|p=23}}.</ref> Jumlah kuda juga jauh berkurang dari sebelumnya, dan yang lebih buruk lagi, para petani Muslim di Antiokhia menolak memberikan makanan kepada tentara salib. Pada bulan Desember setelah [[Pengepungan Ma'arra|Pengepungan Ma'arrat al-Numan]], sejumlah sejarawan mengungkapkan bahwa telah terjadi kanibalisme pertama di kalangan tentara salib,{{sfn|Asbridge|2004|p=274|loc=The Faltering Path}} meskipun informasi tersebut tidak muncul dalam satu pun catatan sejarah Muslim kontemporer.{{sfn|Peters|1998|p=84}} Pada saat bersamaan, para kesatria dan pasukan jelata semakin resah dan mengancam akan melanjutkan perjalanan ke Yerusalem tanpa para pemimpin yang masih berseteru. Akhirnya, pada awal 1099, perjalanan dilanjutkan setelah Bohemond dinyatakan sebagai Pangeran Antiokhia pertama.<ref name="Asbridge-2000">{{harvnb|Asbridge|2000|pp=42–45}}.</ref><ref>Fink, Harold S. (1969). "[http://images.library.wisc.edu/History/EFacs/HistCrus/0001/0001/reference/history.crusone.i0027.pdf Chapter XII. The Foundations of the Latin States, 1099–1118]." In Setton, Kenneth M.; Baldwin, Marshall W. (eds.). ''A History of the Crusades: I. The First Hundred Years''. Madison: The University of Wisconsin Press. hlm. 372.</ref>
|