Perang Salib Pertama: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
+ |
||
Baris 143:
{{Further|Baldwin I dari Yerusalem}}
[[File:Baldwin of Boulogne entering Edessa in Feb 1098.JPG|thumb|230px|right|[[Baldwin I dari Yerusalem|Baldwin dari Boulogne]] memasuki [[Edessa, Mesopotamia|Edessa]] pada tahun 1098 ([[lukisan sejarah]] oleh [[Joseph-Nicolas Robert-Fleury]], 1840)]]
Setelah melewati [[Gerbang Kilikia]], Baldwin dan Tancred memisahkan diri dari pasukan utama dan menuju ke negeri [[Kerajaan Armenia Kilikia|Armenia]].{{sfn|Chalandon|1925|pp=159–176|loc=Les Croisés en Asie Mineure Campagne de Baudouin et de Tancrède en Cilicie}} Baldwin berhasrat mendirikan sebuah kerajaan bagi dirinya sendiri di Tanah Suci,<ref>Asbridge, Thomas (2004). Baldwin's Cold-Blooded Ambition. In ''The First Crusade: A New History.'' hlm. 149–152.</ref> dan di Armenia, ia bisa mengandalkan dukungan dari penduduk Kristen setempat, khususnya seorang petualang bernama [[Bagrat Pakrad|Bagrat]].{{sfn|Archer|1904|pp=61–64|loc=Baldwin at Edessa}} Baldwin dan Tancred memimpin dua rombongan terpisah, yang berangkat dari [[Ereğli, Konya|Heraclea]] pada tanggal 15 September. Tancred tiba lebih dulu di [[Tarsus, Mersin|Tarsus]]. Ia lalu membujuk garnisun Seljuk untuk mengibarkan benderanya di benteng kota. Baldwin tiba di Tarsus keesokan harinya, dan tanpa diduga, pasukan Turki mengizinkan Baldwin mengambil alih dua menara. Lantaran kalah jumlah, Tancred memutuskan tidak bertempur untuk merebut kota tersebut. Tidak lama berselang, rombongan kesatria Normandia tiba di Tarsus, tetapi Baldwin tidak mengizinkan mereka masuk. Pasukan Turki membantai rombongan Normandia pada malam itu, dan pasukan Baldwin menyalahkannya atas kejadian tersebut. Baldwin berlindung di sebuah menara dan meyakinkan para prajuritnya bahwa pembantaian tersebut bukanlah kesalahannya. Seorang perompak bernama [[Guynemer dari Boulogne]] berlayar mengarungi [[Sungai Berdan]] ke Tarsus dan bersumpah setia kepada Baldwin. Ia lalu menyewa anak buah Guynemer untuk menjaga kota selagi ia melanjutkan upayanya untuk menguasai Armenia.{{sfn|Runciman|1951|pp=195–212|loc=The Armenian Interlude}}
Sementara itu, Tancred berhasil merebut kota [[Mopsuestia|Mamistra]]. Baldwin tiba di kota tersebut kira-kira tanggal 30 September. [[Richard dari Salerno]], seorang prajurit Normandia, hendak membalas dendam atas peristiwa di Tarsus, yang menyebabkan terjadinya bentrokan antara pasukan Baldwin dan Tancred. Baldwin meninggalkan Mamistra dan bergabung dengan pasukan utama di [[Kahramanmaraş|Marash]], tetapi Bagrat membujuknya untuk melancarkan serangan ke wilayah Armenia yang padat penduduk, dan Baldwin memisahkan diri dari pasukan utama pada tanggal 17 Oktober. Penduduk Armenia menyambut kedatangan Baldwin, membantai prajurit Seljuk, dan berhasil merebut benteng kota Ravendel dan [[Gündoğan, Oğuzeli|Turbessel]] sebelum akhir 1097. Baldwin lantas mengangkat Bagrat sebagai gubernur Ravendel.{{sfn|Edgington|2019}}
Penguasa Armenia, [[Thoros dari Edessa]], mengirim utusan kepada Baldwin pada awal 1098, meminta bantuannya dalam melawan Seljuk yang makin mendekat ke wilayahnya.<ref>Morris, Rosemary (2006). " T'oros of Edessa (d. 1098)". ''The Crusades – An Encyclopedia''. hlm. 1185–1186.</ref> Sebelum berangkat ke Edessa, Baldwin memerintahkan penangkapan Bagrat, yang dituduhnya bersekongkol dengan Seljuk. Bagrat disiksa dan dipaksa menyerahkan Ravendel. Baldwin lantas berangkat ke Edessa pada awal Februari, sempat dihadang oleh pasukan Balduk, emir [[Samsat, Turki|Samosata]], dalam perjalanannya. Setelah tiba di Edessa, ia disambut baik oleh Thoros dan penduduk Kristen setempat. Di luar dugaan, Thoros mengadopsi Baldwin sebagai anak, menjadikannya sebagai pendamping penguasa Edessa. Diperkuat oleh pasukan Edessa, Baldwin menyerbu wilayah Balduk dan memerintahkan prajuritnya untuk menempati sebuah benteng kecil di dekat Samosata.<ref>Laurent, J. (1924). [https://www.jstor.org/stable/44169349?read-now=1&refreqid=excelsior%3Ab611751299c5f14821d8740e2d498e82&seq=1#page_scan_tab_contents Des Grecs aux Croisés: Étude sur l'histoire d'Edesse entre 1071 et 1098]. ''Byzantion'', 1, 367–449.</ref>
Tidak lama setelah Baldwin kembali dari peperangan, sekelompok bangsawan setempat mulai berkomplot melawan Thoros, diduga atas hasutan Baldwin. Kerusuhan mulai pecah di
Kendati Edessa dulunya adalah wilayah Bizantium yang direbut Seljuk pada tahun 1087, Aleksius tidak menuntut Baldwin untuk menyerahkan kota tersebut. Selain itu, pencaplokan Ravendel, Turbessel, dan Edessa kelak memperkuat kedudukan pasukan tentara salib di [[Antiokhia]]. Wilayah di sepanjang [[Sungai Efrat]] menyediakan banyak pasokan makanan bagi tentara salib, dan benteng-bentengnya menghalangi pergerakan pasukan Seljuk.{{sfn|Runciman|1951|pp=206–207|loc=Baldwin and Thoros}}
Baris 183:
Pengepungan Arqa berlangsung hingga 13 Mei. Setelahnya, tentara salib hengkang tanpa merebut apa pun. [[Fatimiyah]] telah merebut kembali Yerusalem dari Seljuk setahun sebelumnya dan berupaya membuat kesepakatan dengan tentara salib. Fatimiyah berjanji akan menjamin kebebasan para peziarah Kristen untuk mengunjungi Tanah Suci dengan syarat tentara salib tidak menggempur mereka, tetapi kesepakatan tersebut ditolak. Gubernur Yerusalem, [[Iftikhar al-Dawla]], sangat sadar akan ambisi tentara salib. Maka dari itu, ia mengusir seluruh penduduk Kristen Yerusalem dan meracuni sumur-sumur di kota tersebut. Pada tanggal 13 Mei, tentara salib tiba di Tripoli. Emir [[Jalal al-Mulk Ali ibn Muhammad|Jalal al-Mulk Abu'l Hasan]] memberi mereka kuda dan bersumpah akan memeluk Kristen jika tentara salib berhasil mengalahkan Fatimiyah. Tentara salib melanjutkan perjalanan ke arah selatan di sepanjang pantai, melewati [[Beirut]] pada tanggal 19 Mei dan [[Tirus]] pada 23 Mei. Pada tanggal 3 Juni, mereka berbelok ke pedalaman [[Jaffa]] dan tiba di [[Ramla]], yang telah ditinggalkan oleh para penduduknya. [[Keuskupan Lydda|Keuskupan Ramla-Lydda]] didirikan di [[Gereja Santo Georgius (Lod)|Gereja St. Georgius]] sebelum mereka melanjutkan perjalanan ke Yerusalem. Pada tanggal 6 Juni, Godfrey mengirim Tancred dan Gaston untuk merebut [[Betlehem]]. Di sana, Tancred mengibarkan panji pasukannya di atap [[Gereja Kelahiran|Gereja Kelahiran Yesus]]. Pada 7 Juni, tentara salib tiba di Yerusalem. Banyak prajurit yang menangis saat melihat kota yang telah membuat mereka menempuh perjalanan panjang tersebut.<ref name="Tyerman153">{{harvnb|Tyerman|2006|pp=153–157}}.</ref>
==Pengepungan Yerusalem==
{{Main|Pengepungan Yerusalem (1099)}}
[[File:1099 Siege of Jerusalem.jpg|thumb|right|200px|[[Pengepungan Yerusalem (1099)|Pengepungan Yerusalem]] sebagaimana digambarkan dalam manuskrip abad pertengahan]]
Kedatangan tentara salib di Yerusalem disambut oleh suasana pedesaan yang tandus, serta kekurangan persediaan air dan makanan. Bantuan tidak bisa diharapkan, terlebih adanya ketakutan bahwa penguasa Fatimiyah setempat akan menyerang mereka setiap saat. Tidak ada peluang untuk memblokade kota sebagaimana yang mereka lakukan di Antiokhia; tentara salib tidak memiliki cukup pasukan, perbekalan, dan waktu. Sebaliknya, mereka memutuskan untuk langsung menyerbu kota.<ref>France, John (2006). "Jerusalem, Siege of (1099)". ''The Crusades – An Encyclopedia''. pp. 677–679.</ref> Tentara salib tidak punya banyak pilihan, sebab saat mereka tiba di Yerusalem, prajurit yang tersisa hanya sekitar 12.000 orang, termasuk 1.500 prajurit berkuda.<ref name="crusadearmy">{{harvnb|Konstam|2004|p=133}}.</ref> Maka dimulailah [[Pengepungan Yerusalem (1099)|Pengepungan Yerusalem]] yang menentukan.{{sfn|Robson|1855|pp=26-47}} Rombongan pasukan yang menyerbu kota terdiri dari prajurit dari beragam asal-usul dengan kesetiaan yang berbeda-beda, yang sama-sama dipersatukan oleh semangat kebersamaan. Sementara itu, Godfrey dan Tancred mendirikan perkemahan di sebelah utara kota, sedangkan Raymond berkemah di sebelah selatan. Rombongan Provençal tidak ikut serta dalam penyerbuan awal pada tanggal 13 Juni 1099. Lagi pula, penyerbuan tersebut lebih bersifat untung-untungan ketimbang sudah pasti. Seusai memanjat tembok kota, tentara salib dipukul mundur dari bagian dalam kota.<ref name="Tyerman153" />
Setelah gagal menyerbu Yerusalem, diadakan pertemuan antar para pemimpin pasukan. Dalam pertemuan tersebut, disepakati bahwa penyerbuan yang lebih terkoordinasi diperlukan untuk merebut Yerusalem. Pada tanggal 17 Juni, sekelompok pelaut Genoa di bawah pimpinan [[Guglielmo Embriaco]] tiba di [[Jaffa]], yang membawa serta sejumlah perekayasa terampil, dan yang lebih penting, pasokan kayu (yang diperoleh dari kapal) untuk membangun [[mesin kepung]] bagi tentara salib.<ref>{{harvnb|Archer|1904|pp=349–366}}.</ref>{{sfn|Oman|1924|loc=Volume I|pp=135-138}} Semangat tentara salib terangkat ketika pastor Peter Desiderius mengaku telah menerima penglihatan ilahi dari Adhemar Le Puy, memerintahkan mereka untuk berpuasa dan kemudian berarak khidmat tanpa alas kaki mengelilingi tembok kota, dengan demikian Yerusalem akan bisa ditaklukkan, sesuai dengan kisah Alkitab mengenai [[Pertempuran Yerikho]].<ref name="Tyerman153" /> Setelah berpuasa selama tiga hari, pada tanggal 8 Juli tentara salib melakukan arak-arakan khidmat sesuai perintah Desiderius, yang berakhir di [[Bukit Zaitun]]. Di sana, [[Peter sang Pertapa]] menyampaikan khotbah kepada mereka,<ref>{{harvnb|Runciman|1951|p=284}}.</ref> dan tidak lama berselang, para bangsawan yang berseteru akhirnya mencapai kesepakatan. Tak lama setelah itu, tersiar kabar bahwa bala bantuan Fatimiyah telah berangkat dari Mesir, yang mendorong tentara salib untuk kembali menyerbu kota.<ref name="Tyerman153" />
Serbuan terakhir ke Yerusalem dimulai pada tanggal 13 Juli. Pasukan Raymond menggempur gerbang selatan sedangkan pasukan lainnya menggempur tembok utara. Awalnya, pasukan [[Provence|Provençal]] yang menyerbu gerbang selatan tidak membuat kemajuan berarti, tetapi pasukan di tembok utara lebih baik nasibnya, dan pertahanan kota terus melemah. Pada tanggal 15 Juli, gempuran terakhir dilancarkan di kedua batas kota, dan akhirnya, benteng dalam di tembok utara berhasil direbut. Dalam kepanikan, pasukan Fatmiyah mengacir dari tembok utara dan selatan, walhasil tentara salib berhasil memasuki kota.<ref name="Tyerman157*">{{harvnb|Tyerman|2006|pp=157–159}}</ref>
Pembantaian yang terjadi setelah penaklukan Yerusalem mencoreng citra tentara salib, yang dianggap sebagai "perpaduan antara kekerasan ekstrem dan ketersiksaan iman".<ref>{{harvnb|Tyerman|2006|p=159}}.</ref> Kesaksian langsung dari tentara salib sendiri membuktikan bahwa tidak diragukan lagi pembantaian besar-besaran setelah penaklukan kota memang terjadi. Namun, sejumlah sejarawan berpendapat bahwa skala pembantaian tersebut terlalu dibesar-besarkan dalam sumber-sumber sejarah abad pertengahan yang ditulis seusai peristiwa tersebut.<ref>{{harvnb|Madden|2005|p=34}}</ref><ref>[[Benjamin Z. Kedar|Kedar, Benjamin Z.]] (2004). ''The Jerusalem Massacre of July 1099''. In [https://www.book2look.com/embed/9781351985789 Crusades: Volume 3]. pp. 15–76.</ref>
Setelah tembok utara berhasil digempur, para prajurit pembela kota melarikan diri ke [[Bukit Bait Suci]], kemudian dikejar oleh Tancred dan pasukannya. Pasukan Tancred tiba di sana terlebih dahulu. Mereka lalu menggempur wilayah tersebut, membantai banyak prajurit Fatimiyah yang bersembunyi di sana, sedangkan selebihnya berlindung di [[Masjid Al-Aqsa]]. Tancred lantas memerintahkan pasukannya untuk menghentikan pembantaian dan menawarkan perlindungan kepada prajurit yang bersembunyi di masjid.<ref name="Tyerman157*" /> Tatkala prajurit pembela kota di tembok selatan mengetahui bahwa tembok utara telah runtuh, mereka melarikan diri ke [[benteng kota]], sehingga Raymond dan pasukan Provençal bisa memasuki kota dengan leluasa. [[Iftikhar al-Dawla]], komandan garnisun Yerusalem, membuat kesepakatan dengan Raymond. Ia bersedia menyerahkan benteng kota dengan syarat jaminan meninggalkan kota dengan selamat.<ref name="Tyerman157*" />
Pembantaian terus berlangsung sepanjang hari; umat Muslim dibunuh secara membabi-buta, dan Yahudi yang berlindung di [[sinagoge]] tewas ketika rumah ibadah tersebut dibakar oleh tentara salib. Keesokan harinya, para prajurit yang ditawan oleh Tancred di masjid dibantai dengan keji. Kendati demikian, sejumlah Muslim dan Yahudi di Yerusalem berhasil selamat dari pembantaian, baik dengan cara melarikan diri atau ditawan untuk kemudian ditebus. [[Surat pemuka Karait Ascalon|Surat dari para pemuka Karait Ascalon]] menjelaskan mengenai upaya besar-besaran Yahudi Ascalon untuk menebus tawanan Yahudi dan mengirim mereka ke kota [[Aleksandria]] yang lebih aman. Penduduk Kristen Timur telah diusir oleh gubernur Yerusalem sebelum kota dikepung, sehingga lolos dari pembantaian.<ref name="Tyerman157*" />
==Catatan==
|