Perang Salib Pertama: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
+
Baris 29:
Seruan Sri Paus disambut dengan bergelora oleh segenap rakyat di Eropa Barat. Ribuan umat Kristen, yang kebanyakannya adalah rakyat jelata, dipimpin oleh imam Prancis [[Peter sang Pertapa]], menjadi kalangan pertama yang menanggapi seruan Paus. Rombongan tersebut kemudian berarak melintasi Jerman dan melancarkan berbagai tindakan anti-Yahudi, seperti [[Perang Salib Jerman, 1096|pembantaian Rhineland]]. Konflik-konflik yang terjadi pada masa itu dikenal dengan [[Perang Salib Rakyat]]. Saat hendak menyeberangi wilayah Bizantium di [[Anatolia]], pasukan tersebut disergap dan dihabisi oleh kafilah Turki yang dipimpin oleh Sultan Seljuk [[Kilij Arslan I]] dalam [[Pertempuran Civetot]] pada bulan Oktober 1096.
 
Kalangan bangsawan Eropa dan pasukannya berangkat pada akhir musim panas 1096 dan tiba di [[Konstantinopel]] antara bulan November dan April 1097. Rombongan tersebut terdiri dari bala tentara feodal yang dipimpin oleh para pangeran termasyhur di Eropa Barat: pasukan Prancis selatan dipimpin oleh [[Raymond IV dari Toulouse]] dan [[Adhemar dari Le Puy]]; pasukan dari [[Kadipaten Lorraine|Lorraine Hulu]] dan [[Lorraine Hilir|Hilir]] dipimpin oleh [[Godfrey dari Bouillon]] dan adiknya [[Baudouin I dari Yerusalem|Baldwin dari Boulogne]]; pasukan Italia-Norman dipimpin oleh [[Bohemond I dari Antiokhia|Bohemond dari Taranto]] dan keponakannya [[Tancredi dari Galilea|Tancred]]; serta sejumlah pasukan yang terdiri dari bala tentara Prancis utara dan FlemishFlandria di bawah pimpinan [[Robert Curthose]] dari Normandia, [[Étienne Henri II|Stephen dari Blois]], [[Hugues I dari Vermandois|Hugh dari Vermandois]], dan [[Robert II dari Flandria]]. Secara keseluruhan, jumlah serdadu [[tentara salib]] diperkirakan sebanyak 100.000 orang.
 
Tentara salib tiba secara bertahap di Anatolia. Dengan absennya Kilij Arslan, tentara salib berhasil memenangkan pertempuran awal setelah diserbunya Anatolia oleh bangsa Franka dan serangan laut oleh Bizantium semasa [[Pengepungan Nikea]] pada bulan Juni 1097. Pada bulan Juli, bala tentara salib memenangkan [[Pertempuran Dorilaeum]] melawan pemanah berkuda Turki. Seusai menempuh perjalanan sulit melintasi Anatolia, tentara salib memulai [[Pengepungan Antiokhia]], dan berhasil merebut kota tersebut pada bulan Juni 1098. Yerusalem, yang ketika itu berada di bawah kekuasaan [[Kekhalifahan Fatimiyah|Fatimiyah]], [[Pengepungan Yerusalem (1099)|dikepung dan direbut]] pada bulan Juli 1099 setelah para penduduknya dibantai dengan keji. Serangan balasan Fatimiyah berhasil dipukul mundur pada akhir 1099 dalam [[Pertempuran Ascalon]], yang mengakhiri Perang Salib Pertama. Seusai perang, sebagian besar tentara salib kembali ke kampung halamannya.
 
Empat [[Negara-negara tentara salib|negara tentara salib]] didirikan di Tanah Suci: [[Kerajaan Yerusalem]], [[County Edessa|Kepangeranan Edessa]], [[Kepangeranan Antiokhia]], dan [[County Tripoli|Kepangeranan Tripoli]]. Keberadaan tentara salib tetap dipertahankan di wilayah tersebut sampai runtuhnya benteng besar terakhir tentara salib dalam [[Pengepungan Akko (1291)|Pengepungan Akko]] pada tahun 1291. Setelah tentara salib kehilangan seluruh wilayahnya di [[Levant]], tidak ada lagi upaya nyata yang dilakukan untuk merebut kembali Tanah Suci.
 
==Konteks sejarah==
Baris 103:
 
[[File:Carte de la premiere croisade.jpg|250px|right|thumb|Peta rute para pemimpin Perang Salib Pertama|alt=A map of the Mediterranean, with the routes of Hugh I of Vermandois, Godfrey of Bouillon, Bohemond of Taranto, Raymond IV of Toulouse, Robert Curthose, and Baldwin of Boulogne highlighted. The major Christian and Muslim empires at the time of the crusade are also highlighted. Major battles in Asia Minor are marked.]]
Di Eropa, imbauan Perang Salib Pertama memicu terjadinya [[pembantaian Rhineland]] yang menyasar orang-orang [[Orang Yahudi|Yahudi]]. Pada akhir 1095 dan awal 1096, beberapa bulan sebelum keberangkatan tentara salib resmi pada bulan Agustus, terjadi sejumlah penyerangan terhadap masyarakat Yahudi di Prancis dan Jerman. Pada bulan Mei 1096, [[Emicho|Emicho dari Flonheim]] memerangi orang Yahudi di [[Speyer]] dan [[Worms]]. Tentara salib tidak resmi lainnya dari Swabia, yang dipimpin oleh Hartmann dari Dillingen, bersama dengan para sukarelawan dari Prancis, Inggris, [[Lotharingia]], dan [[Orang Flanders|FlemishFlandria]] yang dipimpin oleh Drogo dari Nesle dan [[William si Tukang Kayu]] beserta penduduk setempat, bergabungikut denganmembantu Emicho dalam menggempur masyarakat Yahudi di [[Mainz]] pada akhir Mei.{{sfn|Asbridge|2004|pp=84–85|loc=The Journey to Byzantium}} Di Mainz, seorang perempuan Yahudi memilih membunuh anak-anaknya ketimbang membiarkannya dibunuh oleh para tentara salib. Kepala rabi [[Kalonymus ben Meshullam]] bunuh diri sebelum tentara salib menghabisinya. Pasukan Emicho kemudian meneruskan perjalanan ke Cologne, sedangkan pasukan lainnya bergerak menuju Trier, Metz, dan kota-kota lain. Peter sang Pertapa diduga juga turut serta menganiaya orang Yahudi, dan serombongan pasukan yang dipimpin oleh seorang imam bernama Folkmar memerangi orang Yahudi di Bohemia.{{sfn|Riley-Smith|2005|p=24|loc=The "first Holocaust"}}
 
[[Kálmán dari Hungaria]] harus menyelesaikan masalah yang ditimbulkan oleh tentara salib di sepanjang perjalanannya melintasi [[Hungaria]] menuju Tanah Suci pada tahun 1096. Ia membasmi dua rombongan tentara salib yang menjarah kerajaannya. Pasukan Emicho akhirnya melanjutkan perjalanan ke Hungaria, tetapi juga dilumpuhkan oleh Kálmán, dan pengikut Emicho tercerai-berai. Sejumlah pasukan berhasil bergabung dengan pasukan utama, sedangkan Emicho sendiri harus pulang ke kampung halamannya. Kebanyakan penyerang hendak memaksa umat Yahudi untuk memeluk agama Kristen, meskipun sebagian juga mengincar harta mereka. Kekerasan fisik terhadap orang Yahudi bukanlah kebijakan resmi gereja dalam perang salib, dan para uskup Kristen, terutama Uskup Agung Cologne, melakukan upaya terbaik untuk melindungi orang Yahudi. Satu dekade sebelumnya, Uskup Speyer memindahkan Yahudi di kota tersebut ke sebuah [[ghetto]] berpagar untuk melindungi mereka dari kezaliman Kristen dan menyerahkan kendali atas masalah peradilan kepada kepala rabi Yahudi. Namun, sejumlah uskup juga menerima uang sebagai imbalan karena melindungi Yahudi. Serangan-serangan tersebut diduga dipicu oleh anggapan bahwa orang Yahudi dan Muslim adalah musuh Kristus, dan oleh sebab itu harus diperangi atau [[Kristenisasi|dikristenkan]].{{sfn|Asbridge|2004|pp=84–88|loc=The Journey to Byzantium}}
Baris 212:
 
Pada bulan Agustus 1099, [[wazir]] Fatimiyah [[Al-Afdhal Syahansyah]] mendaratkan 20.000 kafilah dari Afrika Utara di [[Ashkelon|Ascalon]].<ref>Mulinder, Alec (2006). "Ascalon, Battle of (1099)". In ''The Crusades – An Encyclopedia''. hlm 113.</ref> Geoffrey dan Raymond membariskan pasukannya untuk menghadapi bala tentara Muslim pada tanggal 9 Agustus, dan terjadilah [[Pertempuran Ascalon]]. Tentara salib hanya memiliki 1.200 kesatria dan 9.000 prajurit. Lantaran kalah jumlah dua banding satu, tentara salib berupaya melancarkan serangan fajar kejutan dan berhasil melumpuhkan kafilah Muslim yang terlalu percaya diri dan kurang persiapan. Namun, garnisun Fatimiyah hanya bersedia menyerah kepada Raymond, syarat yang tidak diterima oleh Godfrey. Tentara salib memang menang telak dalam pertempuran tersebut, tetapi Ascalon tetap berada di tangan Muslim dan menjadi ancaman bagi Kerajaan Yerusalem yang baru berdiri.{{sfn|Asbridge|2012|pp=105–106}}
 
==Dampak dan warisan==
[[File:Map Crusader states 1135-en.svg|thumb|right|200px|[[Negara-negara tentara salib]] antara Perang Salib Pertama dan Kedua]]
 
Setelah ditaklukkannya Yerusalem, kebanyakan tentara salib menganggap bahwa peziarahan mereka telah selesai dan saatnya kembali ke kampung halaman. Hanya 300 kesatria dan 2.000 infanteri yang tetap tinggal untuk menjaga [[Palestina]]. Berkat dukungan dari para kesatria Lorraine, Godfrey ditunjuk sebagai penguasa Yerusalem, mengalahkan penunjukan Raymond. Ketika Godfrey wafat setahun kemudian, para kesatria Lorraine berupaya menggagalkan rencana [[Dagobert dari Pisa]], legatus kepausan di Yerusalem, yang ingin menjadikan Yerusalem sebagai negara teokrasi. Sebaliknya, mereka menobatkan Baldwin sebagai [[Raja Yerusalem|raja Latin pertama Yerusalem]].{{sfn|Tyerman|2019|p=116}} Bohemond kembali ke Eropa dan kelak ikut berperang melawan Bizantium di Italia, tetapi pasukannya kalah pada tahun 1108 di [[Durrës|Dyrrhachium]]. Setelah kematian Raymond, penerusnya berhasil merebut [[County Tripoli|Kepangeranan Tripoli]] pada tahun 1109 dengan dukungan dari Genoa.{{sfn|Asbridge|2012|pp=142–149}} Hubungan antara negara-negara tentara salib yang baru berdiri, yaitu [[County Edessa|Kepangeranan Edessa]] dan [[Kepangeranan Antiokhia]], cukup rumit. Keduanya berperang bersama ketika tentara salib mengalami kekalahan dalam [[Pertempuran Harran]] tahun 1104, tetapi penguasa Antiokhia menyatakan diri sebagai penguasa tertinggi dan menghalangi kembali berkuasanya [[Baldwin II dari Yerusalem]] setelah ia ditangkap dalam pertempuran tersebut.{{sfn|Jotischky|2004|p=70}} Kaum Franka turut ikut campur dalam perpolitikan di [[Timur Dekat]], sehingga umat Muslim dan Kristen sering kali terlibat perseteruan. Perluasan wilayah Antiokhia berakhir pada tahun 1119 setelah kalah telak oleh Turki dalam [[Pertempuran Ager Sanguinis]].{{sfn|Jotischky|2004|pp=67–68}}
 
[[File:Crusade of 1101 v1.svg|200px|thumb|left|Peta Anatolia barat menunjukkan rute yang ditempuh oleh pasukan Kristen dalam [[Perang Salib 1101]]|alt=A map of western Anatolia, showing the routes taken by Christian armies during the crusade of 1101]]
Banyak prajurit yang harus pulang sebelum mencapai Yerusalem, dan banyak pula yang bahkan tidak ikut berperang sama sekali. Tatkala kabar kemenangan tentara salib terdengar sampai ke Eropa, orang-orang tersebut dicemooh dan diejek oleh keluarganya atau dikucilkan oleh gereja.<ref>{{harvnb|Riley-Smith|2005|p=35}}</ref> Tentara salib yang ikut berperang dan kembali ke kampung halamannya di Eropa Barat diperlakukan bak pahlawan. [[Robert II dari Flandria]] dijuluki ''Hierosolymitanus'' (orang Yerusalem) berkat keberhasilannya merebut Yerusalem. [[Perang Salib 1101]] kembali diikuti oleh [[Étienne Henri II|Stephen dari Blois]] dan [[Hugues I dari Vermandois|Hugh dari Vermandois]], keduanya tidak berhasil tiba di Yerusalem saat Perang Salib Pertama. Bala tentara salib 1101 hampir dilumpuhkan di Asia Kecil oleh Seljuk, tetapi prajurit yang selamat kelak membantu mempertahankan kerajaan setelah tiba di Yerusalem.<ref name="Lock142">{{harvnb|Lock|2006|pp=142–144}}</ref>
 
Terbatasnya sumber tertulis menyebabkan sulit untuk mengetahui tanggapan dari dunia Islam. Segelintir sumber sejarah yang ada menunjukkan bahwa Perang Salib nyaris tidak dipedulikan oleh umat Muslim. Hal tersebut diduga disebabkan oleh kesalahpahaman budaya, ketika [[bangsa Turki]] dan [[Bangsa Arab|Arab]] menganggap bahwa tentara salib hanyalah [[prajurit bayaran]] Bizantium, bukannya pejuang perang berlandaskan agama yang berambisi untuk menaklukkan dan menguasai. Selain itu, dunia Islam pada masa itu masih terpecah antara para penguasa yang saling bertikai di [[Kairo]], [[Damaskus]], [[Aleppo]], dan [[Baghdad]]. Tidak ada serangan balasan yang berlandaskan [[Pan-Islamisme|Keislaman]], sehingga memberi tentara salib kesempatan untuk mempererat persatuan.<ref name="Hillenbrand-1999" />
 
==Catatan==