Perang Salib Pertama: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 153:
Kendati Edessa dulunya adalah wilayah Bizantium yang direbut Seljuk pada tahun 1087, Aleksius tidak menuntut Baldwin untuk menyerahkan kota tersebut. Selain itu, pencaplokan Ravendel, Turbessel, dan Edessa kelak memperkuat kedudukan pasukan tentara salib di [[Antiokhia]]. Wilayah di sepanjang [[Sungai Efrat]] menyediakan banyak pasokan makanan bagi tentara salib, dan benteng-bentengnya menghalangi pergerakan pasukan Seljuk.{{sfn|Runciman|1951|pp=206–207|loc=Baldwin and Thoros}}
Salah seorang tokoh penting di Edessa pada abad ke-12 adalah [[Belek Ghazi]], cucu mantan gubernur Seljuk di Yerusalem, [[Artuk Bey|Artuk]]. Belek adalah emir [[Dinasti Artuqiyah|Artuqiyah]], yang menyewa Baldwin untuk memadamkan pemberontakan di [[Suruç|Saruj]].<ref>Taef El-Azhari (2006). "Balak (d. 1124)". ''The Crusades – An Encyclopedia''. hlm. 129–130.</ref> Ketika para pemimpin Muslim Saruj mendatangi Balduk untuk meminta bantuan, Balduk bergegas menuju Saruj, sayangnya pasukannya tidak mampu menahan pengepungan dan akhirnya menyerah kepada Baldwin. Baldwin hendak menyandera istri dan anak-anak Balduk, tetapi ditolak. Baldwin lantas menangkap dan mengeksekusi Balduk. Dengan dikuasainya Saruj, Baldwin berhasil menyatukan wilayah kekuasaannya dan memastikan tetap berhubungan dengan pasukan utama tentara salib.{{sfn|Archer|1904|pp=61–64|loc=Baldwin at Edessa}} Kerbogha, yang bertekad mengalahkan tentara salib, mengumpulkan pasukan besar untuk melenyapkan Baldwin. Dalam perjalanannya menuju Antiokhia, Kerbogha mengepung tembok Edessa selama tiga minggu pada bulan Mei, tetapi tidak berhasil merebutnya. Kegagalannya tersebut berperan penting dalam kemenangan tentara salib di Antiokhia.{{sfn|Runciman|1992|p=123|loc=Armenian Interlude}}
|