Sutopo Juwono: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 42:
}}
[[Letnan Jenderal]] [[TNI]] ([[Purnawirawan|Purn.]]) '''Sutopo Juwono''' ({{lahirmati|[[Klaten]]|14|5|1927|[[Singapura]]|19|2|1999}})<ref name=meninggal>{{Cite web |url=https://www.library.ohio.edu/indopubs/1999/02/21/0120.html |title=Letjen Sutopo Yuwono Meninggal |access-date=2018-01-21 |archive-date=2018-01-21 |archive-url=https://web.archive.org/web/20180121185421/https://www.library.ohio.edu/indopubs/1999/02/21/0120.html |dead-url=yes }}</ref> adalah seorang [[purnawirawan]] [[perwira tinggi]] [[TNI Angkatan Darat|Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD)]] yang pernah menjabat sebagai [[Kepala Badan Intelijen Negara|Kepala Badan Koordinasi Intelijen]] pada tahun 1970 hingga 1974 dan [[Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional]] dari tahun 1978 sampai 1983. Sutopo menikah dengan Sunarni Gondosaputro dan dianugerahi lima anak (satu di antaranya meninggal pada tahun [[1980]]).
==Karier Militer==▼
Selepas Sekolah Teknik Menengah (STM) jurusan kimia teknik, Sutopo berkesempatan masuk Akademi Militer di [[Tokyo]], [[Jepang]]. Bergabung dengan [[BKR]] (cikal bakal [[TNI]]) pada masa Revolusi Kemerdekaan, anak kedua dari tiga bersaudara pasangan, Prodjohandoko dan RA Rosmi ini bertugas di bagian R (rahasia). Sutopo tercatat sebagai salah seorang pendiri [[Badan Rahasia Negara]] yang dipimpin Kolonel [[Zulkifli Lubis]]. Pada tahun [[1955]], Sutopo masuk [[Seskoad]] bersama sejumlah perwira yang kelak berperan dalam masa [[Orde Baru]], seperti [[Daryatmo]], [[Makmun Murod]], [[Widodo]], [[Poniman]] dan [[Rais Abin]]. Kembali dari tugas belajar pada Sekolah Staf dan Komando Tentara AS di [[Fort Leavenworth]], [[Kansas]], [[Amerika Serikat]], Sutopo mengajar mata kuliah ''Serangan Khusus'' dan ''Kerja Sama AD dan AU'' di Seskoad.▼
Pada tahun 1963 sampai 1965, Sutopo mengemban jabatan teritorial sebagai Kepala Staf Kodam X Lambung Mangkurat, lalu Kodam Jakarta Raya (Jaya). Setelah tahun 1967, Sutopo menjadi Asisten Interlijen dan Keamanan dari Panglima Angkatan Darat sampai tahun 1970 dengan merangkap jabaran Asisten Intelijen Komando Pemulihan, Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib). Hal tersebut membuat posisi Sutopo menjadi penting.<ref name=":0">{{Cite web|last=Ahsan|first=Ivan Aulia|title=Sutopo Juwono dan Sikut-Sikutan Intel Orde Baru|url=https://tirto.id/sutopo-juwono-dan-sikut-sikutan-intel-orde-baru-dkVS|website=tirto.id|language=id|access-date=2023-11-18}}</ref>▼
Sutopo menggantikan kepala Badan Koordinasi Intelijen Negara (Bakin) yang lama Yoga Sugama yang dicopot.<ref name=":0" /> Ketika menjadi Kabakin, Sutopo mencatat sejumlah sukses, di antaranya membongkar penyamaran chief intelijen militer [[Soviet]] yang masuk ke Indonesia. Kariernya di Bakin berakhir bersamaan dengan meletusnya [[peristiwa Malari]].▼
Kepala Staf Kodam V Jaya dalam masa penumpasan [[G-30-S]]/[[PKI]] ini juga pernah menjadi Duta Besar Republik Indonesia di [[Belanda]] periode [[1974]]-[[1978]]. Pada masa itulah lahir ''[[Kesepakatan Wassenaar]]'' antara Indonesia dan Belanda mengenai penyelesaian orang [[Maluku]] yang menetap di sana, baik yang terlibat gerakan separatis [[RMS|Republik Maluku Selatan]] di [[Maluku Selatan]] maupun yang tidak.▼
== Hubungannya dengan Prabowo ==▼
Sutopo memberikan sponsor kepada [[Prabowo Subianto]] agar Prabowo dapat belajar [[Akademi Tentara Nasional Indonesia|Akabri]] di [[Kota Magelang|Magelang]]. Oleh karena itu, bagi Prabowo Subianto, Sutopo memiliki jasanya tersendiri.▼
==Meninggal Dunia==▼
[[Berkas:R. Sutopo Yuwono - TMP Kalibata.jpg|jmpl|Foto nisan makam R. Sutopo Yuwono di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata, Jakarta Selatan]]▼
Sutopo meninggal dunia pada hari Jumat, 19 Februari 1999 pukul 06.45 di [[Rumah Sakit Mount Elizabeth]], [[Singapura]], karena penyakit paru-paru basah yang dideritanya.<ref name="meninggal" /> Jenazahnya dimakamkan di [[Taman Makam Pahlawan Kalibata|Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata]], [[Kota Administrasi Jakarta Selatan|Jakarta Selatan]], pada hari Minggu, 22 Februari 1999.▼
== Penghargaan ==
Baris 112 ⟶ 130:
|}
▲==Karier Militer==
▲Selepas Sekolah Teknik Menengah (STM) jurusan kimia teknik, Sutopo berkesempatan masuk Akademi Militer di [[Tokyo]], [[Jepang]]. Bergabung dengan [[BKR]] (cikal bakal [[TNI]]) pada masa Revolusi Kemerdekaan, anak kedua dari tiga bersaudara pasangan, Prodjohandoko dan RA Rosmi ini bertugas di bagian R (rahasia). Sutopo tercatat sebagai salah seorang pendiri [[Badan Rahasia Negara]] yang dipimpin Kolonel [[Zulkifli Lubis]]. Pada tahun [[1955]], Sutopo masuk [[Seskoad]] bersama sejumlah perwira yang kelak berperan dalam masa [[Orde Baru]], seperti [[Daryatmo]], [[Makmun Murod]], [[Widodo]], [[Poniman]] dan [[Rais Abin]]. Kembali dari tugas belajar pada Sekolah Staf dan Komando Tentara AS di [[Fort Leavenworth]], [[Kansas]], [[Amerika Serikat]], Sutopo mengajar mata kuliah ''Serangan Khusus'' dan ''Kerja Sama AD dan AU'' di Seskoad.
▲Pada tahun 1963 sampai 1965, Sutopo mengemban jabatan teritorial sebagai Kepala Staf Kodam X Lambung Mangkurat, lalu Kodam Jakarta Raya (Jaya). Setelah tahun 1967, Sutopo menjadi Asisten Interlijen dan Keamanan dari Panglima Angkatan Darat sampai tahun 1970 dengan merangkap jabaran Asisten Intelijen Komando Pemulihan, Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib). Hal tersebut membuat posisi Sutopo menjadi penting.<ref name=":0">{{Cite web|last=Ahsan|first=Ivan Aulia|title=Sutopo Juwono dan Sikut-Sikutan Intel Orde Baru|url=https://tirto.id/sutopo-juwono-dan-sikut-sikutan-intel-orde-baru-dkVS|website=tirto.id|language=id|access-date=2023-11-18}}</ref>
▲Sutopo menggantikan kepala Badan Koordinasi Intelijen Negara (Bakin) yang lama Yoga Sugama yang dicopot.<ref name=":0" /> Ketika menjadi Kabakin, Sutopo mencatat sejumlah sukses, di antaranya membongkar penyamaran chief intelijen militer [[Soviet]] yang masuk ke Indonesia. Kariernya di Bakin berakhir bersamaan dengan meletusnya [[peristiwa Malari]].
▲Kepala Staf Kodam V Jaya dalam masa penumpasan [[G-30-S]]/[[PKI]] ini juga pernah menjadi Duta Besar Republik Indonesia di [[Belanda]] periode [[1974]]-[[1978]]. Pada masa itulah lahir ''[[Kesepakatan Wassenaar]]'' antara Indonesia dan Belanda mengenai penyelesaian orang [[Maluku]] yang menetap di sana, baik yang terlibat gerakan separatis [[RMS|Republik Maluku Selatan]] di [[Maluku Selatan]] maupun yang tidak.
▲== Hubungannya dengan Prabowo ==
▲Sutopo memberikan sponsor kepada [[Prabowo Subianto]] agar Prabowo dapat belajar [[Akademi Tentara Nasional Indonesia|Akabri]] di [[Kota Magelang|Magelang]]. Oleh karena itu, bagi Prabowo Subianto, Sutopo memiliki jasanya tersendiri.
▲==Meninggal Dunia==
▲[[Berkas:R. Sutopo Yuwono - TMP Kalibata.jpg|jmpl|Foto nisan makam R. Sutopo Yuwono di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata, Jakarta Selatan]]
▲Sutopo meninggal dunia pada hari Jumat, 19 Februari 1999 pukul 06.45 di [[Rumah Sakit Mount Elizabeth]], [[Singapura]], karena penyakit paru-paru basah yang dideritanya.<ref name="meninggal" /> Jenazahnya dimakamkan di [[Taman Makam Pahlawan Kalibata|Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata]], [[Kota Administrasi Jakarta Selatan|Jakarta Selatan]], pada hari Minggu, 22 Februari 1999.
== Referensi ==
Baris 132 ⟶ 135:
{{DEFAULTSORT:Juwono, Sutopo}}
{{Indo-politikus-stub}}▼
[[Kategori:Tokoh TNI]]
[[Kategori:Tokoh militer Indonesia]]
Baris 146 ⟶ 151:
[[Kategori:Penerima Bintang Dharma]]
[[Kategori:Penerima Bintang Gerilya]]
▲{{Indo-politikus-stub}}
[[Kategori:Penerima Bintang Sewindu APRI]]
|