Kebuddhaan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 325:
Sebagian besar aliran Buddhisme juga berpendapat bahwa Sang Buddha mahatahu. Namun, teks-teks awal berisi penolakan eksplisit membuat klaim Buddha ini.<ref>A. K. Warder, ''Indian Buddhism.'' Third edition published by Motilal Banarsidass Publ., 2000, pp. 132–133.</ref><ref>{{cite book|last=Kalupahana|first=David|title=A History of Buddhist Philosophy: Continuities and Discontinuities|url=https://books.google.com/books?id=SlDArya3YvcC&pg=PA43|year=1992|publisher=University of Hawaii Press|isbn=978-0-8248-1402-1|page=43}}</ref>
===
Dhamma bukanlah ciptaan para [[Buddha]]. Para Buddha adalah penemu Dhamma, bukan pencipta Dhamma.<ref name=":6">{{Cite web|title=Sutta reference for that Buddha discovered the Dhamma, not invented it|url=https://discourse.suttacentral.net/t/sutta-reference-for-that-buddha-discovered-the-dhamma-not-invented-it/26152|website=SuttaCentral Discuss & Discover|access-date=2024-02-08}}</ref> Setelah menemukan Dhamma, Buddha mengajarkannya kepada semua makhluk agar mereka yang telah siap dapat memperoleh manfaatnya. Dengan demikian, ada atau tidak ada Buddha, hukum abadi tersebut akan tetap ada sepanjang zaman, sebagaimana disabdakan Buddha dalam Uppādā Sutta, Aṅguttara Nikāya 3.136.<ref>{{Cite web|last=Anggara|first=Indra|title=AN 3.136: Uppādāsutta|url=https://suttacentral.net/an3.136/id/anggara|website=SuttaCentral|access-date=2022-09-18}}</ref>{{Verse translation|Uppādā vā, bhikkhave, tathāgatānaṁ anuppādā vā tathāgatānaṁ, ṭhitāva sā dhātu dhammaṭṭhitatā dhammaniyāmatā. Sabbe saṅkhārā aniccā. Taṁ tathāgato abhisambujjhati abhisameti. Abhisambujjhitvā abhisametvā ācikkhati deseti paññāpeti paṭṭhapeti vivarati vibhajati uttānīkaroti: ‘sabbe saṅkhārā aniccā’ti.
Baris 336:
Para bhikkhu, apakah para Tathāgata muncul atau tidak, hukum ini tetap berlaku, kestabilan Dhamma ini, jalan pasti Dhamma ini: ‘Segala fenomena adalah tanpa-diri.’ Seorang Tathāgata tercerahkan pada hal ini dan menerobosnya, dan kemudian Beliau menjelaskannya, mengajarkannya, menyatakannya, menetapkannya, mengungkapkannya, menganalisisnya, dan menguraikannya sebagai berikut: ‘Segala fenomena adalah tanpa-diri.’}}
=== Sepuluh karakteristik
Beberapa umat Buddhis bermeditasi (atau merenungkan) Sang Buddha memiliki sepuluh karakteristik (Tionghoa dan Jepang: 十號). Karakteristik ini sering disebutkan dalam Kanon Pāli serta ajaran Mahāyāna, dan dilantunkan setiap hari di banyak wihara Buddhis:<ref>{{cite web |title=In Theravada Buddhism's canonical Buddhavamsa[6] the Ten Perfections (dasa pāramiyo) are (original terms in Pali) |url=https://forums.nexopia.com/blogs/in-theravada-buddhisms-canonical-buddhavamsa-6-the-ten-perfections-dasa-p%C4%81ramiyo-are-original-terms-in-pali.3489786/}}</ref>
Baris 352:
Julukan kesepuluh kadang-kadang terdaftar sebagai "Yang Terhormat Dunia Tercerahkan" (Sanskerta: ''Buddha-Lokanatha'') atau "Yang Terberkahi Tercerahkan" (Sanskerta: ''Buddha-Bhagavan'').<ref>[http://www.tientai.net/teachings/dharma/buddha/10titles.htm] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120530200825/http://www.tientai.net/teachings/dharma/buddha/10titles.htm|date=2012-05-30}}, also see Thomas Cleary and J. C. Cleary ''The Blue Cliff Record'', p. 553.</ref>
=== Tugas
Menurut teks-teks Buddhis, setelah mencapai Kebuddhaan, setiap Buddha harus melakukan berbagai tindakan selama hidupnya untuk menyelesaikan tugasnya sebagai seorang Buddha.<ref>{{Cite book|title=The Buddha: a beginner's guide|url=https://archive.org/details/buddha00stro|last=Strong|first=John|date=2009|publisher=Oneworld Publications|isbn=978-1441634320|location=Oxford|pages=[https://archive.org/details/buddha00stro/page/n31 15]–16|oclc=527853452}}</ref>
|