Dewa (Buddhisme): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Faredoka (bicara | kontrib)
k Perbaikan tata bahasa
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android App section source
Faredoka (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 11:
Sementara itu, [[Buddhisme awal]] secara moral tidak mengecam pemberian persembahan secara damai kepada [[Dewa#Agama Buddha|dewa-dewi]]. Sepanjang sejarah Buddhisme, pemujaan dewa-dewi, sering kali berasal dari keyakinan pra-Buddhis dan [[Animisme|animis]], kemudian disesuaikan menjadi praktik dan kepercayaan Buddhis. Sebagai bagian dari proses itu, dewa-dewi tersebut dinyatakan sebagai bawahan dari [[Tiga Permata]].<ref>{{Cite book|date=2004|title=Encyclopedia of Buddhism|location=New York|publisher=Macmillan Reference, USA|isbn=978-0-02-865718-9|editor-last=Buswell|editor-first=Robert E.|pages=467|url-status=live}}</ref>
 
== AlamKedudukan Kehidupan Dewadewa ==
Umat Buddha menerima keberadaan makhluk hidup di alam yang lebih tinggi, yang dikenal sebagai [[Dewa (Buddhisme)|dewa]]. Dalam [[Kosmologi Buddha|kosmologi Buddhisme]], dewa adalah sebutan untuk makhluk-makhluk yang menempati [[Loka (Buddhisme)#Alam Surga dan Alam Manusia|Alam Surga]] (''devaloka'') dan [[Loka (Buddhisme)#Alam Brahma|Alam Brahma]] (''brahmaloka''). Dewa digambarkan sebagai makhluk yang tidak setara dengan manusia, memiliki kesaktian, dan berumur panjang. Para dewa yang tinggal di Alam Brahma (''brahmaloka'') secara spesifik disebut sebagai 'brahma'. Akan tetapi, mereka tetap tunduk pada kematian dan belum tentu lebih bijaksana daripada makhluk lainnya. Mereka bukan Tuhan Yang Maha Kuasa dan tidak Maha Sempurna. Para dewa, layaknya manusia, juga merupakan makhluk yang sedang dalam usaha mencari kesempurnaan hidup. Bahkan, Buddha sering disebut sebagai guru para dewa.<ref name=":03">Nasiman, Nurwito. 2017 (III). Pendidikan Agama Budha dan Budi Pekerti untuk SMA Kelas X. pp. 175-176. ISBN 978-602-427-074-2. "Dengan memahami bahwa semua hal yang terjadi di dunia ini semata-mata hasil dari proses hukum kosmis, kita diharapkan dapat meninggalkan konsep yang salah tentang penciptaan bahwa dunia ini diciptakan oleh sosok pencipta yang disebut brahma, Tuhan, atau apa pun sebutannya."</ref>
{{Seealso|0=Alam Kehidupan}}
 
Para dewa tinggal di Alam Surga dan Alam Brahma. Alam Surga adalah 6 alam selain Alam Manusia pada kategorisasi Alam Yang Penuh Kebahagiaan Indriawi (''kāmasugatibhūmi''). Alam Yang Penuh Kebahagiaan Indriawi (''kāmasugatibhūmi'') berjumlah 7 alam:<ref>{{Cite book|last=Kheminda|first=Ashin|date=2020-02-01|url=https://books.google.co.id/books/about/KAMMA.html?id=XcHsDwAAQBAJ&redir_esc=y|title=KAMMA: Pusaran Kelahiran & Kematian Tanpa Awal|publisher=Yayasan Dhammavihari|isbn=978-623-94011-0-8|language=id}}</ref>
== Loka para dewa ==
{{Seealso|0=Alam KehidupanLoka}}
 
Para dewa tinggal di Alam Kehidupan (''loka'') yang bernama Alam Surga dan Alam Brahma. Alam Surga adalah 6 alam selain Alam Manusia pada kategorisasi Alam Yang Penuh Kebahagiaan Indriawi (''kāmasugatibhūmi''). Alam Yang Penuh Kebahagiaan Indriawi (''kāmasugatibhūmi'') berjumlah 7 alam:<ref>{{Cite book|last=Kheminda|first=Ashin|date=2020-02-01|url=https://books.google.co.id/books/about/KAMMA.html?id=XcHsDwAAQBAJ&redir_esc=y|title=KAMMA: Pusaran Kelahiran & Kematian Tanpa Awal|publisher=Yayasan Dhammavihari|isbn=978-623-94011-0-8|language=id}}</ref>
 
* 6 Alam Surga atau Alam Dewa (''devaloka''):