Halusinasi suara: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Irham.firmansyah memindahkan halaman Pengguna:Irham.firmansyah/Halusinasi pendengaran ke Halusinasi Suara: terjemah english-indonesia
tambah konten audible thought
Baris 12:
Di masa lalu, penyebab halusinasi pendengaran di hubungkan dengan ''cognitive suppression'' yang dikarenakan kegagalan ''executive function'' dari ''frontoparietal sulcus''. Penelitian terbaru menemukan bahwa mereka bekerja secara parallel dengan ''left superior temporal gyrus'', menandakan bahwa mereka lebih baik di hubungkan dengan ''speech misrepresentations''.<ref name="Hugdahl K 20092">{{cite journal|date=May 2009|title=Left temporal lobe structural and functional abnormality underlying auditory hallucinations in schizophrenia|journal=Frontiers in Neuroscience|volume=3|issue=1|pages=34–45|doi=10.3389/neuro.01.001.2009|pmc=2695389|pmid=19753095|vauthors=Hugdahl K, Løberg EM, Nygård M|doi-access=free}}</ref> Hal ini diasumsikan melalui penelitian bahwa ''neural pathways'' terlibat dalam ''speech perception'' dan ''production'' yang normal, dimana l''ateralized left temporal lobe'', juga mendasari halusinasi pendengaran.<ref name="Hugdahl K 20093">{{cite journal|date=May 2009|title=Left temporal lobe structural and functional abnormality underlying auditory hallucinations in schizophrenia|journal=Frontiers in Neuroscience|volume=3|issue=1|pages=34–45|doi=10.3389/neuro.01.001.2009|pmc=2695389|pmid=19753095|vauthors=Hugdahl K, Løberg EM, Nygård M|doi-access=free}}</ref> Halusinasi suara parallel juga dengan ''spontaneous neural activity'' dari ''left temporal lobe'' dan ''subsequent'' ''primary auditory cortex''. Persepsi dari halusinasi pendengaran sama seperti pengalaman mendengar yang sebenarnya meskipun tidak ada suara apapun.<ref name="Ikuta T 20152">{{cite journal|date=December 2015|title=Subcortical modulation in auditory processing and auditory hallucinations|journal=Behavioural Brain Research|volume=295|pages=78–81|doi=10.1016/j.bbr.2015.08.009|pmc=4641005|pmid=26275927|vauthors=Ikuta T, DeRosse P, Argyelan M, Karlsgodt KH, Kingsley PB, Szeszko PR, Malhotra AK}}</ref>
{{TOC limit}}
 
== Audible thoughts atau pikiran yang terdengar ==
''Audible thoughts'' atau ''sonorisaion'' (Indonesia : pikiran yang terdengar) merupakan sejenis halusinasi verbal atau perkataan. Orang dengan halusinasi ini terus menerus mendengar suara yang menyuarakan isi pikirannya dengan keras. ide ini pertama di jelaskan oleh Kurt Schneider yang memasukkan tanda gejala ini dalam "''first-rank symptoms''" untuk mendiagnosa schizophrenia. Walaupun ''first rank symptoms'' telah lama dipertanyakan, ide ini tetap penting dalam sejarah dan penjelasan di dalam psychiatry. Audible thoughts adalah positive symptom dari schizophrenia berdasarkan DSM-5. Namun, halusinasi ini tidak hanya ditemukan pada orang dengan schizophrenia tetapi juga dalam bipolar disorder pada fase mania mereka.
 
Pasien yang mengalami ''audible thought'' atau pikiran bersuara akan mendengar suara yang menngulang isi pikiran mereka, baik ketika atau setelah pikiran muncul di kepala mereka. '''Jenis pertama''' dari ''audible thought'' adalah suara dan pikiran muncul secara bergantian yang oleh psychiatrist Jerman August Cramer di sebut sebagai ''Gedankenlautwerden'' yang berarti "'''''thoughts become aloud'''''" (pikiran menjadi bersuara nyaring).
 
Contoh dari  Gedankenlautwerden :<blockquote>''A 35-year-old painter heard a quiet voice with an 'Oxford accent'. The volume was slightly lower than that of normal conversation and could be heard equally well with either ear. The voice would say, 'I can't stand that man, the way he holds his brush he looks like a poof.' He immediately experienced whatever the voice was saying as his own thoughts, to the exclusion of all other thoughts.''
 
(Seorang 35 tahun pelukis mendengar suara berbisik dengan ''<nowiki/>'Oxford accent'<nowiki/>''. Volume suara tersebut sedikit pelan dari suara konversasi yang normal dan dapat di dengar sama baiknya dengan kedua telinga. Suara itu mengatakan “aku tidak dapat bertahan dengan orang itu, cara dia memegang kuas-nya seperti orang bodoh”. Dia segera mengalami apapun yang suara itu katakan sebagai pikirannya sendiri, dengan mengesampingkan semua pikiran yang lain).</blockquote>Dan '''jenis yang ke-dua''' adalah suara terdengar setelah pikiran muncul, hal ini disebut ''echo echo de la pensée'' (Prancis) atau dinamakan saja '''''thought echo''''' (Indonesia:pikiran gema).
 
Contoh dari thought echo atau pikiran gema :<blockquote>''A 32-year-old housewife complained of a man's voice. The voice would repeat almost all the patient's goal-directed thinking, even banalest thoughts. The patient would think 'I must put the kettle on', and after a pause of not more than one second the voice would say 'I must put the kettle on'.''
 
Seorang ibu rumah tangga berumur 32 tahun komplain dengan suara laki-laki. Suara itu mengulang hampir semua ''goal-directed thinking-nya'' bahkan ''banalest thoughts atau'' pikiran dangkalnya. Pasien wanita tersebut berfikir “aku harus menyalakan ketelnya/ceret” dan setelah berhenti sejenak tidak lama dari satu detik ada suara yang mengatakan “aku harus menyalakan ketelnya/ceret”.</blockquote>''audible thoughts'' dapat dikategorikan eksternal atau internal jika mengkategorikannya dari perasaan subjektif pasien dari mana suara itu berasal. Pasien yang mengklaim berasal dari internal atau dari dalam merasakan suara itu berasal dari dalam tubuh atau kepala mereka sedangkan yang mengeklaim bersal dari luar merasakan suara itu berasal dari lingkungan sekitar. Yang berasal dari eksternal di deskripsikan secara beragam oleh pasien : beberapa mendengar suara di depan telinga mereka, beberapa dari suara lingkungan seperti air yang mengalir atau angin. Hal ini terkadang mempengaruhi perilaku pasien yakni mereka percaya bahwa orang-orang sekitar mereka juga dapat mendengar audible thought mereka (pasien), karena itu mereka mungkin menghindari acara social dan tampat publik untuk mencegah orang mendengar pikiran mereka. Disamping itu studi menunjukkan bahwa ''locus'' suara mungkin mengalami perubahan selama halusinasi pasien berkembang. Ada kecenderungan untuk meng-internalkan persepsi eksternal mereka, yang berarti pasien akan melacak lokasi sumber halusinasi yang berasal dari objek eksternal menjadi ke internal seiring waktu berjalan.
 
== Penyebab ==