Si ginting: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Membuat artikel baru |
Membuat artikel baru |
||
Baris 1:
'''Si Ginting''' adalah cerita prosa masyarakat Manna di [[Kabupaten Bengkulu Selatan]] yang memakai [[Rumpun bahasa Melayu Barisan Selatan|bahasa Serawai]] yang ber dialeg "au". Cerita Si Ginting ini terimplementasi dalam kehidupan masyarakat pendukungnya baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga pada cerita Si Ginting ini berfungsi membentuk suatu ajaran serta sikap masyarakatnya hingga sekarang.<ref>{{Cite book|last=Arios|first=Rois Leonard|last2=Jumhari|first2=Jumhari|last3=Undri|first3=Undri|last4=Refisrul|first4=Refisrul|last5=Femmi|first5=Femmi|last6=Syah|first6=Errich|last7=Hasanadi|first7=Hasanadi|date=2014|url=https://repositori.kemdikbud.go.id/29436/|title=Warisan budaya tak benda di Propinsi Bengkulu dan Sumatera Selatan|publisher=Balai Pelestarian Nilai Budaya Padang}}</ref> Cerita Si Ginting ini merupakan cerita lisan yang disampaikan pada saat suasana santai atau biasa disebut cerita pengantar tidur. Dalam penyampaian cerita ini tidak memerlukan waktu yang lama tetapi hanya memerlukan waktu hanya satu malam saja.
== Ringkasan cerita ==
Cerita Si Ginting secara ringkas berawal dari gambaran daerah Manna yang pada saat itu sedang dilanda [[kemarau]] panjang. Puncak klimaksnya yaitu disaat si Dewi (Si Ginting) meminta makan pada neneknya, tapi selalu dijawab “kudai cung” oleh neneknya, dikarenakan persediaan yang memang sedang tidak ada. Karena lama menunggu nasi yang tidak pernah masak, dan untuk penahan lapar perut si Dewi terus dikencangkan dengan ikat pinggang sehingga perutnya menggenting hamper sebesar benang.
== Referensi ==
<references />
[[Kategori:Cerita rakyat]]
|