Suku Sunda: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Heyand (bicara | kontrib)
k Revisi terakhir Nyilvoskt (revisi stabil)..
Tag: Pengembalian manual VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 1:
{{Infobox ethnic group
| group = Suku Sunda
|native_name={{small|ᮅᮛᮀ ᮞᮥᮔ᮪ᮓ, {{•}}''Urang Sunda''}}
|image=[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Soendanese theepluksters TMnr 10011963.jpg|270px|center]]Wanita Sunda pemetik teh pada masa [[Hindia Belanda]]
{{image array
Baris 31:
|image22 = Badminton-taufik_hidayat.jpg|caption22 = <small>[[Taufik Hidayat]]</small>
|image23 = Nike_Ardilla.jpg|caption23 = <small>[[Nike Ardilla]]</small>
|image24 = Yura_Yunita_in_2022Raisa at LA Lights Music Project.pngjpg|caption24 = <small>[[Yura YunitaRaisa]]</small>
}}
|population = ± '''42.000.000'''
|region1 = '''[[Indonesia]]''' ([[Sensus Penduduk Indonesia 2010|2010]]){{Efn|Akumulasi Sukusuku Sunda asal Jawa Barat dengan Sukusuku Sunda asal Banten}}
|pop1 = 41.359.454
|ref1 = <ref>{{cite book|last1=Naim|first1=Akhsan|last2=Syaputra|first2=Hendry|year=2011|title=Kewarganegaraan, Suku Bangsa, Agama, dan Bahasa Sehari-Hari Penduduk Indonesia: Hasil Sensus Penduduk 2010|url=https://www.bps.go.id/publication/2012/05/23/55eca38b7fe0830834605b35/kewarganegaraan-suku-bangsa-agama-dan-bahasa-sehari-hari-penduduk-indonesia.html|location=Jakarta|publisher=Badan Pusat Statistik|isbn=9789790644175|lang=id|pp=34-38|access-date=2022-02-25|archive-date=2021-05-08|archive-url=https://web.archive.org/web/20210508052427/https://www.bps.go.id/publication/2012/05/23/55eca38b7fe0830834605b35/kewarganegaraan-suku-bangsa-agama-dan-bahasa-sehari-hari-penduduk-indonesia.html|dead-url=no}}</ref>
Baris 88:
|pop18 = 24.754
|ref18 =
|region19 = {{nbsp|7}}[[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]]
|pop19 = 23.921
|ref19 =
Baris 135:
|langs= [[Bahasa Sunda|Sunda]], [[Bahasa Indonesia|Indonesia]], serta bahasa-bahasa lainnya {{small|(bergantung kepada di mana masyarakat Sunda bertempat tinggal)}}
|rels= '''Mayoritas'''<br>{{•}} 99.84% [[Berkas:Allah-green.svg|15px]] [[Islam|Islam Sunni]]<br>'''Minoritas'''<br>{{•}} 0.09% [[Berkas:Christian cross.svg|12px]] [[Kristen]] ([[Protestan]] & [[Katolik]])<br>{{•}}0.06% Kepercayaan asli ([[Berkas:Kembang Cakra Symbol.svg|17px]] [[Sunda Wiwitan]])<br>{{•}}0.01% Lainnya ([[Berkas:Dharma Wheel (2).svg|18px]] [[Buddha]] dan [[Berkas:Om.svg|15px]] [[Hindu]])
|related=[[Suku JawaBetawi|JawaBetawi]]{{•}}[[Suku BetawiJawa|BetawiJawa]]{{•}}[[Suku Lampung|Lampung]]
|region34={{nbsp|7}}[[Gorontalo]]
|pop34=1.316
|region35={{nbsp|8}}'''Diaspora'''
|ref34=|pop35='''1.500'''|region35='''[[Jepang]]''' (2015)|ref35=<ref>{{Cite news| publisher = ANTARAJABAR
|pop35=640.546}}
| title = Sikap Luwes Rahasia Perantau Sunda di Jepang
| year = 2015
| url = https://jabar.antaranews.com/berita/54903/sikap-luwes-rahasia-perantau-sunda-di-jepang
| access-date = 2021-08-07
| archive-date = 2021-08-07
| archive-url = https://web.archive.org/web/20210807105043/https://jabar.antaranews.com/berita/54903/sikap-luwes-rahasia-perantau-sunda-di-jepang
| dead-url = yes
| last = HP
| first = Sapto
| work = [[Lembaga Kantor Berita Nasional Antara|ANTARA News]]
}}</ref>}}
 
 
'''Suku Sunda''' ({{lang-su|''Urang Sunda''}}; [[Aksara Sunda Baku|aksara Sunda]]: {{sund|ᮅᮛᮀ ᮞᮥᮔ᮪ᮓ}}) adalah [[suku bangsa]] yang berasal dari bagian barat [[Pulau Jawa]], [[Indonesia]], dengan istilah ''[[Tatar Sunda|Tatar Pasundan]]'' yang mencakup sebagian besar wilayah administrasi [[Provinsi Jawa Barat]], [[Banten]], [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]] dan sebagian wilayah barat [[Jawa Tengah]]. Populasi Suku Sunda secara signifikan juga dapat ditemukan di wilayah [[Provinsi di Indonesia|provinsi lain di Indonesia]], dan di luar negeri seperti di [[Republik Tiongkok|Taiwan]], [[Arab Saudi]], [[Malaysia]], [[Singapura]], [[Eropa]], [[Jepang]], [[Korea Selatan]], [[Hongkong]] ([[Tiongkok]]) dan negara-negara lainnya sebagai tempat bagi para diaspora Sunda.
 
'''Suku Sunda''' ({{lang-su|''Urang Sunda''}};, [[Aksara Sunda Baku|aksara Sunda]]: {{sund|ᮅᮛᮀ ᮞᮥᮔ᮪ᮓ}}) adalah [[suku bangsa]] yang berasal dari bagian barat [[PulauJawa|pulau Jawa]], [[Indonesia]], dengan istilah ''[[Tatar Sunda|Tatar Pasundan]]'' yang mencakup sebagian besar wilayah administrasi provinsi [[Provinsi Jawa Barat]], [[Banten]], [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]] dan sebagian wilayah barat [[Jawa Tengah]]. Populasi Sukusuku Sunda secara signifikan juga dapat ditemukan di wilayah [[Provinsi di Indonesia|provinsi lain di Indonesia]], dan perantauannya di luar negeri seperti di [[Republik Tiongkok|Taiwan]], [[Arab Saudi]], [[MalaysiaHongkong]], ([[SingapuraTiongkok]]), [[EropaMalaysia]], [[JepangSingapura]], [[Korea SelatanJepang]], [[Hongkong]]Korea ([[TiongkokSelatan]]), dan negara-negara lainnya sebagai tempat bagi para diaspora Sunda.
 
Jati diri yang mempersatukan orang Sunda adalah [[Bahasa Sunda|bahasa]] dan [[Budaya Sunda|budayanya]]. Orang Sunda dikenal memiliki sifat optimistis, ramah, sopan, riang, dan bersahaja.<ref>{{Cite web |url=http://www.balitouring.com/culture/sunda.htm |title=Sundanese Culture |access-date=2011-07-06 |archive-date=2022-09-29 |archive-url=https://web.archive.org/web/20220929025518/http://www.balitouring.com/culture/sunda.htm |dead-url=yes }}</ref> Orang [[Portugis]] mencatat dalam [[Suma Oriental]] bahwa orang Sunda bersifat jujur dan pemberani. Orang Sunda juga adalah suku bangsa pertama yang melakukan hubungan diplomatik secara sejajar dengan bangsa lain. Sang Hyang [[Surawisesa]] atau Raja Samian adalah raja pertama di [[Nusantara]] yang melakukan hubungan diplomatik dengan bangsa lain pada abad ke-15 dengan orang [[Kolonialisme Portugis di Indonesia|Portugis]] di [[Malaka]]. Hasil dari diplomasinya dituangkan dalam [[Prasasti Perjanjian Sunda-Portugal]].
Baris 158 ⟶ 150:
 
== Etimologi ==
 
Menurut Rouffaer (1905: 16) menyatakan bahwa kata Sunda berasal dari akar kata "sund" atau kata "suddha" dalam [[bahasa Sanskerta]] yang mempunyai pengertian bersinar, terang, berkilau, atau putih (Williams, 1872: 1128, Eringa, 1949: 289). Dalam [[bahasa Kawi]] dan [[bahasa Bali]] pun terdapat kata Sunda, dengan pengertian: bersih, suci, murni, tak tercela/bernoda, air, tumpukan, pangkat, atau waspada (Anandakusuma, 1986: 185-186; Mardiwarsito, 1990: 569-570; Winter, 1928: 219). Orang Sunda meyakini bahwa memiliki etos atau karakter ''Kasundaan'', sebagai jalan menuju keutamaan hidup. Karakter orang Sunda yang dimaksud adalah ''cageur'' (sehat), ''bageur'' (baik), ''bener'' (benar), ''singer'' (mawas diri), ''wanterwantér'' (berani), dan ''pinter'' (cerdas). Karakter ini telah dijalankan oleh masyarakat Sunda sejak zaman [[Kerajaan Salakanagara]], [[Kerajaan Tarumanagara|Tarumanagara]], [[Kerajaan Sunda-Galuh|Sunda-Galuh]], [[Kerajaan Pajajaran|Pajajaran]] hingga sekarang.
 
Nama Sunda mulai digunakan oleh raja [[Purnawarman]] pada tahun 397 untuk menyebut ibu kota [[Kerajaan Tarumanagara]] yang didirikannya. Untuk mengembalikan pamor Tarumanagara yang semakin menurun, pada tahun 670, Tarusbawa, penguasa Tarumanagara yang ke-13, mengganti nama Tarumanagara menjadi Kerajaan Sunda. Kemudian peristiwa ini dijadikan alasan oleh Kerajaan Galuh untuk memisahkan negaranya dari kekuasaan Tarusbawa. Dalam posisi lemah dan ingin menghindarkan perang saudara, Tarusbawa menerima tuntutan raja Galuh. Akhirnya kawasan Tarumanagara dipecah menjadi dua kerajaan, yaitu [[Kerajaan Sunda]] dan [[Kerajaan Galuh]] dengan [[Sungai Citarum]] sebagai batasnya.
 
== Pandangan hidup ==
 
Selain agama yang dijadikan pandangan hidup, orang Sunda juga mempunyai pandangan hidup yang diwariskan oleh nenek moyangnya. Pandangan hidup tersebut tidak bertentangan dengan agama yang dianutnya karena secara tersurat dan tersirat dikandung juga dalam ajaran agamanya, khususnya ajaran agama Islam. Pandangan hidup orang Sunda yang diwariskan dari nenek moyangnya dapat diamati pada ungkapan tradisional sebagai berikut:
 
Baris 181 ⟶ 175:
 
=== Hubungan antara manusia dengan negara dan bangsanya ===
 
Hubungan antara manusia dengan negara dan bangsanya, menurut pandangan hidup orang Sunda, hendaknya didasari oleh sikap yang menjunjung tinggi hukum, membela negara, dan menyuarakan hati nurani rakyat. Pada dasarnya, tujuan hukum yang berupa hasrat untuk mengembalikan rasa keadilan, yang bersifat menjaga keadaan, dan menjaga solidaritas sosial dalam masyarakat. Masalah ini dalam masyarakat Sunda terpancar dalam ungkapan-ungkapan:
 
Baris 188 ⟶ 183:
 
== Kepercayaan ==
 
MayoritasSebagian besar orang Sunda beragama [[Islam]] (sekitar 99,84%), tetapi ada juga sebagian kecil orang Sunda yang beragama [[Kekristenan|Kristen]] (sekitar 0,09%) seperti di wilayah Cigugur, [[Kabupaten Kuningan|kabupaten Kuningan]]. Masyarakat Sunda yang menganut agama Kristen juga tersebar di beberapa wilayah selain di Cigugur yakni di Cianjur, Bandung, Sukabumi, Jakarta, dan SukabumiBogor. Bukti adanya Kekristenan di tanah Sunda dan pada masyarakat Sunda bisa dibuktikan dengan adanya [[Gereja Kristen Pasundan]] yang mana itu merupakan Gereja Kristen Protestan yang berisi orang-orang Sunda yang menganut denominasi Protestan dengan jemaat sebanyak kurang lebih sekitar 30-33 ribu jiwa dari 35-36 ribu jiwa masyarakat Sunda Kristen yang mana sisanya menganut Katolik. Agama [[Sunda Wiwitan]] masih bertahan di beberapa komunitas pedesaan suku Sunda, seperti pada masyarakat [[Suku Baduy|Sunda Baduy]]. Populasinya secara signifikan terdapat di [[Kabupaten Lebak|kabupaten Lebak]], [[Banten]]. Sebagian sisanya terdapat juga di wilayah pedesaan Jawa Barat. Orang-orang Sunda Baduy di Banten mayoritas masih menganut kepercayaan asli Sunda, dan mereka juga terbagi menjadi 2 yaitu: Baduy luar dan Baduy dalam. Meski begitu, orang Baduy juga ada yang menganut agama Islam. Walau jumlahnya hanya sedikit sekitar 1% saja dari total populasi masyarakat Baduy. Ada pula beberapa suku Sunda yang masih menganut ajaran Hindu- maupun Buddha, tetapi jumlahnya sangat sedikit yaknidari 0,01% dariseluruh populasi. Beberapa dari mereka diketahui mempunyai darah/keturunan bangsawan kerajaan Sunda pada zaman dahulu pada masa Hindu-Buddha.
 
== Bahasa ==
{{Main|Bahasa Sunda|Dialek bahasa Sunda}}
 
[[Berkas:Sundanese-consonants.svg|jmpl|240px|ka|[[Aksara Sunda Baku]]]]
Dalam percakapan sehari-hari, etnis Sunda banyak menggunakan bahasa Sunda. Namun, ada beberapa masyarakat Sunda terutama yang tinggal di perkotaan tidak lagi menggunakan bahasa Sunda secara penuh dalam percakapan.<ref>{{cite book|last = Hasbullah|first = Moeflich|publisher= Kompas Cetak|title =Tergerusnya Kebudayaan Sunda|date =|year =|url =|accessdate =|isbn = }}</ref> Seperti yang terjadi di pusat-pusat keramaian kota [[Kota Bandung|Bandung]], [[Kota Bogor|Bogor]], [[Kota Bekasi|Bekasi]] dan [[Kota Tangerang|Tangerang]], banyak masyarakat yang menggunakan bahasa Sunda bercampur dengan [[bahasa Indonesia]].
 
Ada beberapa [[dialek]] dalam bahasa Sunda, para pakar bahasa biasanya membedakan enam dialek berbeda. Dialek-dialek ini adalah:
* Dialek Barat ([[Banten]], sebagian barat [[Kabupaten Bogor]] khususnya wilayah [[Jasinga Raya]], dan sebagian barat [[Kabupaten Sukabumi]])
* Dialek Utara ([[Kabupaten Bogor]], [[Kota Bogor]], [[Kabupaten Karawang]], sebagian timur [[Kabupaten Bekasi]], [[Kabupaten Purwakarta]], dan sebelah utara [[Kabupaten Subang]])
* Dialek Selatan ([[Kota Bandung]], [[Kota Cimahi]], [[Kota Tasikmalaya]], [[Kabupaten Bandung Barat]], [[Kabupaten Bandung]], [[Kabupaten Sumedang]], [[Kabupaten Garut]], [[Kabupaten Cianjur]], [[Kabupaten Tasikmalaya]], dan [[Kabupaten Sukabumi]])
* Dialek Tengah-Timur ([[Kabupaten Majalengka]], [[Kabupaten Indramayu]] bagian selatan, dan sebagian barat [[Kabupaten Kuningan]])
* Dialek Timur Laut ([[Kabupaten Kuningan]], sebagian barat [[Kabupaten Brebes]] dan sebagian selatan [[Kabupaten Cirebon]])
* Dialek Tenggara ([[Kota Banjar]], [[Kabupaten Ciamis]], [[Kabupaten Pangandaran]], dan sebagian timur dan utara [[Kabupaten Cilacap]] khususnya [[Dayeuhluhur, Cilacap|Kecamatan Dayeuhluhur]])
 
* Dialek Barat ([[Banten]], sebagian barat [[Kabupaten Bogor|kabupaten Bogor]] khususnya wilayah [[Jasinga Raya]], danjuga sebagian barat [[Kabupaten Sukabumi|kabupaten Sukabumi]])
Dialek Barat utamanya dituturkan di daerah Banten. Sedangkan dialek Utara mencakup daerah utara Jawa Barat termasuk Kabupaten Bogor dan beberapa daerah di kawasan pantai utara Jawa Barat. Lalu dialek Selatan atau dialek Priangan mencakup kota Bandung dan sekitarnya. Sementara itu dialek Tengah-Timur adalah dialek yang dituturkan di Kabupaten Majalengka dan Indramayu. Dialek Timur Laut adalah dialek di sekitar Cirebon dan Kuningan, juga di beberapa kecamatan di Kabupaten Brebes dan Tegal, Jawa Tengah. Dan terakhir dialek Tenggara adalah dialek sekitar Ciamis, juga di beberapa kecamatan di Kabupaten Cilacap dan Banyumas, Jawa Tengah.
* Dialek Utara-Pesisir (sebagian besar [[Kabupaten Bogor|kabupaten Bogor]] serta [[Kota Bogor|kota Bogor]], sebagian kecil [[Kota Depok|kota Depok]] & [[Kota Bekasi|kota Bekasi]], sebagian [[Kabupaten Bekasi|kabupaten Bekasi]], sebagian besar [[Kabupaten Purwakarta|kabupaten Purwakarta]], [[Kabupaten Karawang|kabupaten Karawang]], [[Kabupaten Subang|kabupaten Subang]], dan sebagian kecil [[Kabupaten Indramayu|kabupaten Indramayu]] bagian barat)
* Dialek Selatan/Priangan (sebagian besar [[Kabupaten Sukabumi|kabupaten Sukabumi]], sebagian kecil [[Kabupaten Bogor|kabupaten Bogor]], [[Kabupaten Purwakarta|kabupaten Purwakarta]] bagian selatan dan timur, [[Kabupaten Cianjur|kabupaten Cianjur]], [[Kota Bandung|kota Bandung]], [[Kota Cimahi|kota Cimahi]], [[Kabupaten Bandung Barat|kabupaten Bandung Barat]], [[Kabupaten Bandung|kabupaten Bandung]], [[Kabupaten Sumedang|kabupaten Sumedang]], [[Kabupaten Garut|kabupaten Garut]], sebagian kecil bagian selatan [[Kabupaten Subang|kabupaten Subang]], [[Kabupaten Tasikmalaya|kabupaten Tasikmalaya]], [[Kabupaten Majalengka|kabupaten Majalengka]] bagian selatan, [[Kota Tasikmalaya|kota Tasikmalaya]], sebagian besar [[Kabupaten Ciamis|kabupaten Ciamis]], sebagian [[Kota Banjar|kota Banjar]], dan sebagian kecil [[Kabupaten Pangandaran|kabupaten Pangandaran]])
* Dialek Tengah- Timur (sebagian besar [[Kabupaten Majalengka|kabupaten Majalengka]], sebagian kecil [[Kabupaten Indramayu|kabupaten Indramayu]] bagian selatan, dan sebagian kecil bagian barat [[Kabupaten Kuningan|kabupaten Kuningan]])
* Dialek Timur Laut (sebagian besar [[Kabupaten Kuningan|kabupaten Kuningan]], bagian selatan [[Kabupaten Cirebon|kabupaten Cirebon]], [[Kabupaten Indramayu|kabupaten Indramayu]] bagian timur, sebagian [[Kabupaten Brebes|kabupaten Brebes]] bagian barat, serta sebagian kecil [[Kota Cirebon|kota Cirebon]])
* Dialek Tenggara (sebagian [[Kota Banjar|kota Banjar]], sebagian kecil [[Kabupaten Ciamis|kabupaten Ciamis]], sebagian besar [[Kabupaten Pangandaran|kabupaten Pangandaran]], dan& sebagian timur dan utarakecil [[Kabupaten Cilacap|kabupaten Cilacap]] bagian timur dan utara khususnya di [[Dayeuhluhur, Cilacap|Kecamatankecamatan Dayeuhluhur]])
 
Dialek Barat utamanya dituturkan di daerah Banten. Sedangkan dialek Utara mencakup daerah utara Jawa Barat termasuk Kabupatenkabupaten Bogor dan beberapa daerah di dekat atau sekitar kawasan pantai utara Jawa Barat. Lalu dialek Selatan atau dialek Priangan mencakup kota Bandung dan sekitarnya serta di pesisir selatan Jawa Barat. Sementara itu dialek Tengah- Timur adalah dialek yang dituturkan di Kabupatenkabupaten Majalengka dan Indramayu. Dialek Timur Laut adalah dialek di sekitar Cirebon dan Kuningan, juga di beberapa kecamatan di Kabupatenkabupaten Brebes danbahkan hingga ke kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Dan terakhir dialek Tenggara adalah dialek sekitar Ciamis, juga di beberapa kecamatan di Kabupatenkabupaten Cilacap danhingga Banyumas, Jawa Tengah.
 
== Kesenian ==
 
=== Seni tari ===
 
Seni tari utama dalam Suku Sunda adalah [[tari jaipongan]], tari merak, dan tari topeng.
 
Baris 212:
 
=== Seni teater ===
 
Tanah Pasundan terkenal dengan kesenian [[wayang golek]]. Wayang Golek adalah pementasan sandiwara boneka yang terbuat dari kayu dan dimainkan oleh seorang sutradara merangkap pengisi suara yang disebut Dalang. Seorang Dalang memiliki keahlian dalam menirukan berbagai suara manusia. Seperti halnya Jaipong, pementasan Wayang Golek diiringi musik Degung lengkap dengan Sindennya. Wayang Golek biasanya dipentaskan pada acara hiburan, pesta pernikahan atau acara lainnya. Waktu pementasannya pun unik, yaitu pada malam hari (biasanya semalam suntuk) dimulai sekitar pukul 20.00 – 21.00 hingga pukul 04.00 pagi. Cerita yang dibawakan berkisar pada pergulatan antara kebaikan dan kejahatan (tokoh baik melawan tokoh jahat). Cerita wayang yang populer saat ini banyak diilhami oleh budaya Hindu dari India, seperti Ramayana atau Perang Baratayudha. Tokoh-tokoh dalam cerita mengambil nama-nama dari tanah India. Dalam Wayang Golek, ada ‘tokoh’ yang sangat dinantikan pementasannya yaitu kelompok yang dinamakan Purnakawan, seperti Cepot, Dawala, dan Gareng. Tokoh-tokoh ini digemari karena mereka merupakan tokoh yang selalu memerankan peran lucu (seperti pelawak) dan sering memancing gelak tawa penonton. Seorang Dalang yang pintar akan memainkan tokoh tersebut dengan variasi yang sangat menarik.
 
=== Seni musik ===
 
Selain seni tari, tanah Sunda juga terkenal dengan seni suaranya. Dalam memainkan degung biasanya ada seorang penyanyi yang membawakan lagu-lagu Sunda dengan nada dan alunan yang khas. Penyanyi ini biasanya seorang wanita yang dinamakan sinden. Tidak sembarangan orang dapat menyanyikan lagu yang dibawakan sinden karena nada dan ritmenya cukup sulit untuk ditiru dan dipelajari. Di bawah ini merupakan beberapa lagu dari daerah Sunda:
 
* ''[[Bubuy Bulan]]''
* ''[[Es Lilin (lagu)|Es Lilin]]''
Baris 233 ⟶ 236:
== Rumah adat ==
{{main|Rumah tradisional Sunda}}
 
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Huizen in Papandak TMnr 60050402.jpg|jmpl|ka|Rumah tradisional Sunda suhunan Julang Ngapak di Papandak, Garut]]
Secara tradisional rumah orang Sunda berbentuk panggung dengan ketinggian 0,5&nbsp;m – 0,8&nbsp;m atau 1 meter di atas permukaan tanah. Pada rumah-rumah yang sudah tua usianya, tinggi kolong ada yang mencapai 1,8 meter. Kolong ini sendiri umumnya digunakan untuk tempat mengikat binatang-binatang peliharaan seperti sapi, kuda, atau untuk menyimpan alat-alat pertanian seperti cangkul, bajak, garu dan sebagainya. Untuk naik ke rumah disediakan tangga yang disebut Golodog yang terbuat dari kayu atau bambu, yang biasanya terdiri tidak lebih dari tiga anak tangga. Golodog berfungsi juga untuk membersihkan kaki sebelum naik ke dalam rumah.
Baris 245 ⟶ 249:
 
== Sistem kekerabatan ==
 
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Sundanese bruiloft in een moskee TMnr 20017927.jpg|jmpl|240px|ka|Akad nikah adat Sunda di depan penghulu dan saksi.]]
Sistem keluarga dalam suku Sunda bersifat bilateral, garis keturunan ditarik dari pihak bapak dan ibu. Dalam keluarga Sunda, bapak yang bertindak sebagai kepala keluarga. Ikatan kekeluargaan yang kuat dan peranan agama Islam yang sangat mempengaruhi adat istiadat mewarnai seluruh sendi kehidupan suku Sunda. Dalam suku Sunda dikenal adanya pancakaki yaitu sebagai istilah-istilah untuk menunjukkan hubungan kekerabatan. Dicontohkannya, pertama, saudara yang berhubungan langsung, ke bawah, dan vertikal. Yaitu anak, ''incu'' (cucu), ''piutbuyut'' (buyutcicit), ''piut'', ''bao'', ''canggahwaréng'' atau ''janggawaréng'', ''udeg-udeg'', ''kaitsiwur'' atau ''gantungsiwur''. Kedua, saudara yang berhubungan tidak langsung dan horizontal seperti anak paman, bibi, atau ''uwak'', anak saudara kakek atau nenek, anak saudara ''piut''. Ketiga, saudara yang berhubungan tidak langsung dan langsung serta vertikal seperti keponakan anak kakak, keponakan anak adik, dan seterusnya. Dalam bahasa Sunda dikenal pula kosakata sajarah dan ''sarsilah'' (salsilah atau silsilah) yang maknanya kurang lebih sama dengan kosakata sejarah dan silsilah dalam bahasa Indonesia. Makna sajarah adalah susun galur/garis keturunan.
 
Pernikahan dalam adat Sunda terdiri atas beberapa upacara. Upacara ''[[ngeuyeuk seureuh]]'' biasanya diselenggarakan sehari sebelum akad nikah.
Baris 252 ⟶ 257:
== Hidangan khas ==
{{Main|Hidangan Sunda}}
 
Beberapa jenis makanan jajanan tradisional Indonesia yang berasal dari tanah sunda, seperti sayur asem, sayur lodeh, pepes, tutug oncom, lalaban, peuyeum, batagor, lotek, dll.
 
== Profesi ==
 
Mayoritas masyarakat Sunda berprofesi sebagai petani dan berladang, ini disebabkan tanah Sunda yang subur.<ref>{{cite book|last = Hendayana|first = Yayat|publisher= Pikiran Rakyat|title =Jawa Barat 2010, Terdepan atau Terpinggirkan?|date =|year =|url =|accessdate =|isbn = }}</ref> Sampai abad ke-19, banyak dari masyarakat Sunda yang berladang secara berpindah-pindah.