Suku Ogan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Etnik
k Menambahkan Sigukh Ogan
Baris 396:
[[Berkas:Infografis Beturut Suku Ogan.png|jmpl|402x402px|Infografis ragam tradisi adat Beturut atau Arak-arakan Suku Ogan. Suku Ogan Uluan sangat kental dengan kebudayaan kuno terutama peninggalan Seminung-Pesagi dan Bangkahulu seperti Tari Nyambai, sementara Suku Ogan Ulakan sudah mengadopsi pengaruh dari luar seperti penggunaan ''tanjidur'' yang merupakan peninggalan musik Eropa.]]
Pengadangan adalah perayaan unik menjelang akad nikah dilangsungkan, yang cara melakukannya adalah dengan berusaha menghalang-halangi pengantin pria dengan menggunakan sebuah selendang panjang. Agar bisa melewati selendang tersebut, mempelai pria beserta rombongannya harus memenuhi apa saja permintaan dari mempelai wanita. Selain sebagi bentuk penghormatan, pengadangan juga dilaksanakan untuk mempererat silaturahmi antar dua keluarga yang akan disatukan dalam suatu pernikahan. Dalam prosesi pengadangan, pihak mempelai pria akan diiringi dengan tetabuhan rebana, dan tidak lupa membawa berbagai barang seserahan yang diinginkan oleh mempelai wanita. Pada saat pengadangan dibutuhkan seorang juru bicara yang berasal dari pemangku adat yang bertugas untuk meyakinkan pihak mempelai wanita. Setelah persetujuan disepakati kedua belah pihak, kemudian dilanjutkan dengan prosesi akad nikah. Setelah akad nikah diucapkan, dan kedua mempelai telah sah secara adat dan hukum negara, pesta pernikahan kemudian dimeriahkan dengan tarian penghibur pengantin.<ref>[https://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/pengadangan-tradisi-pernikahan-adat-suku-ogan Indonesia Kaya: Pengadangan, Tradisi Pernikahan Adat Suku Ogan]. Diakses 3 Maret 2019.</ref><ref>[https://majalahteras.com/tradisi-pernikahan-adat-suku-ogan Majalah Teras: Tradisi Pernikahan Adat Suku Ogan]. 14 September 2017. Diakses 4 Maret 2019.</ref>
[[Berkas:Sigukh-ogan.png|jmpl|230x230px|Sigukh Lingkuk Lime. Model lama dari hiasan kepala wanita Suku Ogan wilayah Uluan (Semidang Aji, Pengandonan, Muara Jaya, dan Ulu Ogan) dengan ciri lima lekuk. Dalam beberapa literatur Belanda seperti ''Indische Bij'' dapat disebut juga dengan ''tajook'' atau ''pilis''.]]
 
Sementara Ningkuk adalah perayaan menjelang akad pernikahan lainnya, yang merupakan salah satu kebudayaan yang masih ada khususnya di wilayah [[Kabupaten Ogan Komering Ulu]]. Berbeda dengan Pengadangan, yang mengikuti dan melaksanakan acara Ningkuk adalah pemuda dan pemudi yang merupakan sahabat atau kerabat dari kedua mempelai pengantin. Perbedaan lainnya adalah saat datang ke acara Ningkuk, pemuda harus menjemput dan meminta izin pada orang tua pemudi yang diajaknya ke acara Ningkuk. Setelah acara selesai, pemuda itu harus mengantarkan pulang kembali pemudi yang diajaknya ke acara Ningkuk tadi. Pelaksanaan tradisi Ningkuk biasanya dimulai setelah acara resepsi pernikahan dilaksanakan. Tradisi ini awalnya dilakukan dengan dikumpulkannya pemuda dan pemudi yang memiliki hubungan dekat (dalam hal ini teman atau sahabat, bisa juga kerabat) dengan kedua mempelai. Setelah itu mereka dibagi menjadi dua kelompok yang terdiri atas kelompok pemuda dan kelompok pemudi. Dalam pelaksanaannya, tradisi ini melibatkan kedua mempelai yang berperan sebagai raja dan ratu serta seorang moderator yang menjadi pemandu acara yang menjelaskan aturan Ningkuk tersebut sebelum dimulai. Dalam pelaksanaannya, tiap kelompok pemuda dan pemudi akan diberikan sarung, yang nantinya akan diberikan secara bergantian antar kelompok. Pada saat prosesi tukar menukar sarung, sebagai penentu atau acuan waktu akan diputar sejumlah lagu, yang jumlahnya bisa satu atau lebih. Ketika kemudian lagu dimatikan, maka pemuda dan pemudi yang memperoleh sarung paling akhir akan diberikan hukuman oleh kedua mempelai. Hukuman tersebut dapat berupa menyanyi, berjoget, pantun, puisi, dan sebagainya. Pada saat acara akan memasuki bagian akhir, pemuda diperbolehkan untuk menyatakan perasaannya pada pemudi idamannya yang hadir pada ritual tersebut. Jika tidak dapat menyampaikannya secara langsung, pemuda tersebut dapat juga melakukannya dengan memberikan surat yang nantinya akan disampaikan oleh moderator.<ref>[https://budaya-indonesia.org/Tradisi-Ningkuk Budaya Indonesia: Tradisi Ningkuk]. 5 Agustus 2018. Diakses 4 Maret 2019.</ref>