Kekaisaran Romawi Suci: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Add 1 book for Wikipedia:Pemastian (20240809)) #IABot (v2.0.9.5) (GreenC bot |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: halaman dengan galat kutipan |
||
Baris 179:
==== Kerajaan Franka Timur pasca-Karling ====
Sekitar tahun 900, praja-praja [[kadipaten suku|kadipaten kesukuan]] swatantra di Kerajaan Franka Timur ([[Kadipaten Franken|Franken]], [[Kadipaten Bayern|Bayern]], [[Kadipaten Schwaben|
Heinrich mangkat pada tahun 936, tetapi anak cucunya, yakni [[wangsa Ottonian|kulawangsa Liudolfing atau kulawangsa Otto]], terus memerintah Kerajaan Franka Timur atau Kerajaan Jerman selama kurang lebih satu abad. Sepeninggal Heinrich Penjerat Burung, [[Otto I, Kaisar Romawi Suci|Otto]], anak yang ia tetapkan menjadi penggantinya,{{Sfn|Hoyt |Chodorow|1976|p=197}} terpilih menjadi raja di [[Aachen]] pada tahun 936.{{Sfn|Magill|1998|p=706}} Otto harus berjuang menghadapi serangkaian pemberontakan yang dikobarkan adiknya sendiri dan beberapa orang adipati. Sesudah berhasil memadamkan pemberontakan, Otto mampu mengendalikan pengangkatan adipati dan kerap mempekerjakan para uskup untuk menangani urusan-urusan pemerintahan.{{Sfn|Cantor|1993|pp=212–213}} Ia mengganti hampir semua pangreh praja terkemuka di Franka Timur dengan sanak saudaranya, tetapi juga menutup peluang bagi sanak saudara untuk merongrong kedaulatannya.<ref>{{Cite book |last=Bernhardt |first=John W. |url=https://books.google.com/books?id=iIiloa3-AlIC&pg=PA23 |title=Itinerant Kingship and Royal Monasteries in Early Medieval Germany, C.936–1075 |date=22 August 2002 |publisher=Cambridge University Press |isbn=978-0-5215-2183-3 |page=23 |language=en |access-date=6 Februari 2022}}</ref><ref>{{Cite book |last=Wickham |first=Chris |url=https://books.google.com/books?id=Tp4qDQAAQBAJ&pg=PA131 |title=Medieval Europe |date=15 October 2016 |publisher=Yale University Press |isbn=978-0-3002-2221-0 |page=131 |language=en |access-date=6 Februari 2022}}</ref>
Baris 213:
Raja-raja acap kali mempekerjakan para uskup untuk menangani urusan-urusan kenegaraan, dan kerap menentukan orang-orang yang akan diangkat menjadi petinggi Gereja.{{Sfn|Barraclough|1984|pp=101–134}} Selepas [[reformasi Kluniak|pembaharuan Kluni]], campur tangan raja dalam urusan pengangkatan petinggi Gereja dinilai tidak patut oleh lembaga kepausan. [[Paus Gregorius VII]] yang berwawasan pembaharuan bertekad untuk melawan amalan-amalan semacam itu, sehingga menimbulkan [[kontroversi penobatan|sengketa investitur]] dengan Raja [[Heinrich IV, Kaisar Romawi Suci|Heinrich IV]] (memerintah tahun 1056-1106, dinobatkan menjadi kaisar tahun 1084).{{Sfn|Barraclough|1984|pp=101–134}}
Heinrich IV menjegal langkah Sri Paus, dan membujuk para uskup untuk mengekskomunikasi Sri Paus, yang suka ia sebut dengan nama lahirnya saja, yaitu Hildebrand, alih-alih dengan nama kepausannya, Gregorius.{{Sfn|Barraclough|1984|p=109}} Sri Paus membalas dengan mengekskomunikasi Heinrich, menafikan keabsahan jabatannya, dan membatalkan semua sumpah prasetia yang diikrarkan orang kepadanya.<ref name=Gascoigne/>{{Sfn|Barraclough|1984|p=109}} Ketika sadar sudah kehilangan hampir semua dukungan politik, Heinrich pun merendahkan dirinya dengan menanggung malu ber[[Jalan ke Kanosa|jalan kaki ke Kanosa]] pada tahun 1077,{{Sfn|Barraclough|1984|pp=122–124}} dan berhasil meluluhkan hati Sri Paus untuk mencabut hukuman ekskomunikasi yang ditimpakan kepada dirinya. Sementara itu, para pangreh praja di Jeman sudah memilih [[Rudolf dari Rheinfelden|Adipati Rudolf, pangreh praja
Heinrich berhasil mengalahkan Rudolf, tetapi sebagai konsekuensinya harus menghadapi lebih banyak lagi pemberontakan, hukuman [[ekskomunikasi]] yang sekali lagi ditimpakan kepada dirinya, bahkan harus menghadapi pemberontakan anak-anaknya sendiri. Sesudah Heinrich mangkat, anaknya, [[Heinrich V, Kaisar Romawi Suci|Heinrich V]], berhasil mencapai kata mufakat dengan Sri Paus dan para uskup yang dituangkan ke dalam [[Konkordat Worms]] tahun 1122.{{Sfn|Barraclough|1984|pp=123–134}} Kuasa politik Kekaisaran Romawi Suci dapat dipertahankan, tetapi sengketa investitur telah menyingkap batas-batas kedaulatan raja, teristimewa dalam kaitannya dengan Gereja, dan telah melucuti status keramat yang sebelumnya melekat pada diri raja. Sri Paus dan para pangreh praja Jerman pun tampil mengemuka sebagai pemain-pemain utama di gelanggang politik Kekaisaran Romawi Suci.
Baris 258:
==== Perubahan di dalam kehidupan bernegara ====
{{Further|Komune Abad Pertengahan|Liga kota-kota|Liga Hansa|Liga kota-kota
[[File:Schedelsche Weltchronik Struktur des Reiches.jpg|thumb|Ilustrasi di dalam [[Babad Nürnberg|Schedelsche Weltchronik]] yang memperlihatkan tatanan pemerintahan Reich: Kaisar bersemayam di atas singgasana, dikawal tiga orang petinggi Gereja di sebelah kanan, dan empat orang pangreh praja di sebelah kiri.]]
Baris 319:
Maximilian maupun Karel V (meskipun pada hakikatnya kedua kaisar ini berjiwa internasionalis<ref>{{Cite book |last=Albert |first=Rabil Jr. |url=https://books.google.com/books?id=w1ErEAAAQBAJ&pg=PA137 |title=Renaissance Humanism, Jilid 2: Foundations, Forms, and Legacy |date=11 November 2016 |publisher=University of Pennsylvania Press |isbn=978-1-5128-0576-5 |language=en |access-date=5 Februari 2022}}</ref><ref>{{Cite book |last1=Quevedo |first1=Francisco de |url=https://books.google.com/books?id=ciwDEAAAQBAJ&pg=PA6 |title=Francisco de Quevedo: Dreams and Discourses |last2=Britton |first2=R. K. |date=1 January 1989 |publisher=Oxford University Press |isbn=978-1-8003-4588-1 |language=en |access-date=5 Februari 2022}}</ref>) adalah tokoh-tokoh yang pertama kali mengangkat wacana bangsa, yang disamakan dengan Reich oleh kaum humanis pada masa itu.{{Sfn|Whaley|2011|p=278}} Dengan dorongan dari Maximilian dan para humanisnya, sosok-sosok spiritual ternama kembali diketengahkan atau kembali memasyarakat. Para humanis menemukan kembali risalah ''[[Germania (buku)|Jermania]]'' karya pujangga Tacitus. Menurut Peter H. Wilson, sosok perempuan yang dinamakan [[Germania (personifikasi)|Jermania]] adalah sosok yang direka ulang Kaisar Maximilian menjadi Bunda Kekaisaran Romawi Suci Bangsa Jerman yang berbudi luhur lagi cinta damai.{{Sfn|Wilson|2016|p=263}} Whaley menduga bahwa, meskipun kemudian hari timbul perpecahan akibat perbedaan agama, "motif-motif kecintaan kepada tanah air ditumbuhsuburkan pada masa pemerintahan Maximilian, baik oleh Maximilian sendiri maupun oleh para sastrawan humanis yang tanggap terhadap kebijakannya tersebut, melahirkan inti sari sebuah budaya politik kebangsaan."<ref>{{Cite journal |last=Whaley |first=Joachim |date=2009 |title=Whaley on Silver, 'Marketing Maximilian: the Visual Ideology of a Holy Roman Emperor' {{!}} H-German {{!}} H-Net |url=https://networks.h-net.org/node/35008/reviews/45722/whaley-silver-marketing-maximilian-visual-ideology-holy-roman-emperor |journal=Networks.h-net.org |access-date=5 Februari 2022}}</ref>
Pada masa pemerintahan Maximilian pula ragam umum bahasa Jerman berangsur-angsur tampil menonjol, terutama berkat jasa jawatan tata usaha negara dan jawatan tata usaha praja Kadipaten Saksen, daerah kekuasaan [[Friedrich III dari Sachsen|Friedrich Bijaksana]], pangeran-pemilih dari wangsa Wettin.<ref>{{Cite book |last1=Tennant |first1=Elaine C. |url=https://books.google.com/books?id=JdIDcGyUcN4C&pg=PA3 |title=The Habsburg Chancery Language in Perspective, Jilid 114 |last2=Johnson |first2=Carroll B. |date=1985 |publisher=University of California Press |isbn=978-0-5200-9694-3 |pages=1, 3, 9 |access-date=21 September 2021 |archive-url=https://web.archive.org/web/20210927161255/https://books.google.com/books?id=JdIDcGyUcN4C&pg=PA3 |archive-date=27 September 2021 |url-status=live}}</ref><ref>{{Cite journal |last=Wiesinger |first=Peter |title=Die Entwicklung der deutschen Schriftsprache vom 16. bis 18. Jahrhundert unter dem Einfluss der Konfessionen |url=http://www.e-scoala.ro/germana/peter_wiesinger.html |url-status=dead |journal=Zeitschrift der Germanisten Rumäniens (ZGR) |issue=17–18 / 2000 (9th year) |pages=155–162 |doi=10.1515/jbgsg-2018-0014 |s2cid=186566355 |archive-url=https://web.archive.org/web/20080123112609/http://www.e-scoala.ro/germana/peter_wiesinger.html |archive-date=23 January 2008 |access-date=8 November 2021}}</ref> Perkembangan industri percetakan beserta kemunculan sistem pos ([[Kaiserliche Reichspost|sistem pos modern pertama di dunia]]<ref name="Meinel 2014 31">{{Cite book |last1=Meinel |first1=Christoph |url=https://books.google.com/books?id=5O25BAAAQBAJ&pg=PA31 |title=Digital Communication: Communication, Multimedia, Security |last2=Sack |first2=Harald |date=2014 |publisher=Springer Science & Business Media |isbn=978-3-6425-4331-9 |page=31 |access-date=20 September 2021 |archive-url=https://web.archive.org/web/20210926235052/https://books.google.com/books?id=5O25BAAAQBAJ&pg=PA31 |archive-date=26 September 2021 |url-status=live}}</ref>), yang diprakarsai sendiri oleh Maximilian dengan sokongan dari Adipati Friedrich Bijaksana dan [[Charles Martin|Adipati Karel Nekat]], menuntun kepada revolusi di bidang komunikasi dan membuka jalan bagi penyebarluasan gagasan-gagasan.
Terence McIntosh
===== Kuasa kaisar =====
[[File:Maximilian I, Holy Roman Emperor.jpg|thumb|right|upright=1|[[Maximilian I, Kaisar Romawi Suci|Maximilian I]], [[Kaisar Romawi Suci]]]]
Maximilian
By the early sixteenth century, the Habsburg rulers had become the most powerful in Europe, but their strength relied on their composite monarchy as a whole, and not only the Holy Roman Empire (see also: [[Empire of Charles V]]).<ref>{{Cite journal |last=Asch |first=Ronald G. |date=28 October 2021 |title=Monarchs |url=https://books.google.com/books?id=PNFKEAAAQBAJ&pg=PT39 |journal=Early Modern Court Culture |pages=17–36 |doi=10.4324/9780429277986-3 |isbn=978-0-4292-7798-6 |s2cid=240193601}}</ref><ref>{{Cite book |last1=Thackeray |first1=Frank W. |url=https://books.google.com/books?id=O2MhulpUa_cC&pg=RA1-PA133 |title=Events That Formed the Modern World: From the European Renaissance through the War on Terror [5 volumes]: From the European Renaissance through the War on Terror |last2=Findling |first2=John E. |date=31 May 2012 |publisher=ABC-CLIO |isbn=978-1-5988-4902-8 |page=133 |language=en |access-date=6 February 2022}}</ref> Maximilian had seriously considered combining the Burgundian lands (inherited from his wife [[Mary of Burgundy]]) with his Austrian lands to form a powerful core (while also extending towards the east).{{Sfn|Holleger|2012|p=34}} After the unexpected addition of Spain to the Habsburg Empire, at one point he intended to leave Austria (raised to a kingdom) to his younger grandson [[Ferdinand I, Holy Roman Emperor|Ferdinand]].<ref>{{Cite book |last1=Brady |first1=Thomas A. |url=https://books.google.com/books?id=rQJkfTDUhsMC&pg=PA112 |title=German Histories in the Age of Reformations, 1400–1650 |last2=Brady |first2=Thomas A. Jr. |date=13 July 2009 |publisher=Cambridge University Press |isbn=978-0-5218-8909-4 |page=112 |language=en |access-date=6 February 2022}}</ref> His elder grandson Charles V later gave Spain and most of the Burgundian lands to his son [[Philip II of Spain]], the founder of the Spanish branch, and the Habsburg hereditary lands to his brother Ferdinand, the founder of the Austrian branch.{{Sfn|Wilson|2004|p=27}}
|